{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 89.
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَـٰؤُلَاءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴿٨٩﴾
wa yauma nab’aṡu fī kulli ummatin syahīdan ‘alaihim min anfusihim wa ji`nā bika syahīdan ‘alā hā`ulā`, wa nazzalnā ‘alaikal-kitāba tibyānal likulli syai`iw wa hudaw wa raḥmataw wa busyrā lil-muslimīn
QS. An-Nahl [16] : 89
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).
Ingatlah, wahai Rasul, ketika Kami bangkitkan pada hari kiamat pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka, yaitu Rasul yang Allah utus kepada mereka dari diri mereka sendiri dengan bahasa mereka. Dan Kami datangkan kamu, wahai Rasul, sebagai saksi atas umatmu. Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an kepadamu untuk menjelaskan segala urusan yang membutuhkan penjelasan, seperti hukum halal dan haram, pahala dan siksa, dan selainnya. Juga, agar ia menjadi petunjuk dari kesesatan, rahmat bagi orang-orang yang membenarkan dan mengamalkannya, serta kabar gembira yang baik bagi orang-orang mukmin berupa tempat kembali mereka yang baik.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada hamba dan rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas mereka.
Yakni atas umatmu.
Maksudnya, ingatlah kamu akan hari itu dan kengerian yang ada padanya serta kemuliaan yang besar dan kedudukan yang tinggi yang diberikan oleh Allah kepadamu pada hari itu.
Ayat ini mempunyai makna yang mirip dengan ayat yang sahabat Abdullah ibnu Mas’ud menghentikan bacaannya pada ayat tersebut. Ayat yang dimaksud adalah ayat surat An-Nisa, yaitu firman-Nya:
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu. (An Nisaa:41)
Ketika bacaan sahabat Ibnu Mas’ud sampai pada ayat ini, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepadanya, “Cukup,” yakni hentikan bacaanmu. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa lalu ia berpaling melihat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, tiba-tiba ia melihat kedua mata Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mencucurkan air matanya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.
Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa telah dijelaskan kepada kita di dalam Al-Qur’an ini semua ilmu dan segala sesuatu.
Menurut Mujahid, telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an semua perkara halal dan haram.
Pendapat Ibnu Mas’ud lebih umum dan lebih mencakup, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu mencakup semua ilmu yang bermanfaat, menyangkut berita yang terdahulu dan pengetahuan tentang masa mendatang. Disebutkan pula semua perkara halal dan haram, serta segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia dalam urusan dunia, agama, penghidupan, dan akhiratnya.
…dan sebagai petunjuk.
buat manusia yang berhati.
…serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
Al-Auza’i mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu. (An Nahl:89) Yang dimaksud dengan menjelaskan dalam ayat ini ialah menjelaskan Al-Qur’an dengan Sunnah.
Segi kaitan yang terdapat antara firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan: Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab. (An Nahl:89) dengan firman-Nya yang mengatakan: dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. (An Nahl:89) Dimaksudkan —hanya Allah Yang Lebih Mengetahui— bahwa Tuhan yang mewajibkan atas kamu untuk menyampaikan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu, kelak Dia akan menanyakan hal tersebut pada hari kiamat.
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami). (Al A’raf:6)
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (Al Hijr:92-93)
(Ingatlah) hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya (kepada mereka), “Apa jawaban kaum kalian terhadap (seruan) kalian?” Para rasul menjawab, “Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu), sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib.” (Al Maidah:109)
Adapun Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. (Al Qashash:85)
Maksudnya, sesungguhnya Tuhan yang telah mewajibkan atas kamu untuk menyampaikan Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu kepada-Nya. Dia akan mengembalikan kamu pada hari kiamat dan akan menanyai kamu tentang penyampaian apa yang telah diwajibkan atas dirimu. Demikianlah menurut salah satu pendapat yang ada, dan pendapat ini menyampaikan alasan yang cukup baik.
Setelah Allah menyampaikan pada keterangan sebelumnya, bahwa Dia membangkitkan seorang saksi pada setiap umat manusia, maka di sini Allah juga menyebutkan perihal tersebut. Secara khusus Allah membicarakan RasulNya yang mulia (Muhammad). Allah berfirman, {وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلاءِ} “Dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas (seluruh) umat manusia,” maksudnya atas umatmu, bersaksi atas mereka dengan kebaikan dan keburukan. Ini termasuk kesempurnaan sifat keadilan Allah جَلَّ جَلالُهُ, bahwa setiap rasul bersaksi atas umatnya (sendiri). Pasalnya, dia adalah orang yang paling mengetahui amalan perbuatan umatnya daripada rasul lainnya, dan lebih adil lagi lebih sayang untuk (tidak) bersaksi atas mereka kecuali yang sesuai dengan apa yang berhak mereka terima. Keterangan ini seperti Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا}
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (Al-Baqarah: 143).
Dan Allah جَلَّ جَلالُهُjuga berfirman,
{فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيدًا يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الأرْضُ}
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami men-datangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatang-kan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu. Pada hari itu, orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka diratakan dengan tanah.” (An-Nisa`: 41-42).
FirmanNya, {وَنزلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ} “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu,” dalam masalah prinsip-prinsip agama atau cabang-cabangnya, tentang hukum-hukum di dunia dan akhirat serta segala yang diperlukan oleh para hamba. Ia benar-benar telah dijelaskan dengan paripurna, dengan teks-teks yang jelas dan makna-makna yang terang. Bahkan Allah kerap mengulang-ulang persoalan-persoalan besar yang di-butuhkan oleh hati karena (sering) bersentuhan dengannya setiap saat dan bolak-balik (mengerjakannya) setiap waktu, dan (Dia) me-nyuguhkan kembali dan memperlihatkannya dengan lafazh-lafazh yang berbeda-beda dan bukti-bukti (nyata) yang beraneka ragam, agar meresap dalam hati, sehingga membuahkan kebaikan dan kebajikan sesuai dengan kekonsistenannya di dalam hati. Bahkan Allah juga menyatukan dalam sebuah ungkapan ringan yang jelas, maknanya banyak, sehingga lafazh tersebut berperan sebagai kaidah dan dasar. Masuk dalam kategori ini, yaitu ayat-ayat yang datang setelah ayat ini, yang mengandung berbagai macam perintah dan larangan yang tidak terhitung banyaknya.
Ketika al-Qur`an adalah penjelas bagi segala sesuatu, maka ia menjadi hujjah Allah di hadapan para hambaNya seluruhnya. Aki-batnya, hujjah-hujjah orang-orang yang berbuat aniaya terlumpuh-kan. Sementara kaum Muslimin mereguk kemanfaatan darinya, hingga menjadi sumber hidayah bagi mereka, menuntun dalam masalah agama dan dunia, dan sebagai rahmat yang mengantarkan mereka dapat menggapai kebaikan dunia dan akhirat. Hidayah yang mereka rengkuh berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Se-dangkan bentuk rahmahnya adalah dampak (baik) dari hidayah tersebut, berupa pahala dunia dan akhirat, seperti keshalihan, ke-baikan dan ketenangan hati, kematangan akal yang tidak terwujud kecuali dengan membinanya berdasarkan nilai-nilainya yang me-rupakan nilai-nilai yang paling agung dan luhur, perbuatan-perbuat-an yang mulia, akhlak yang utama, rizki yang lapang, kemenangan atas para musuh dengan ucapan dan perbuatan, dan menggapai keridhaan Allah جَلَّ جَلالُهُserta (suguhan) kemuliaanNya yang agung yang kenikmatan abadi di dalamnya tidak diketahui kecuali oleh Allah, Rabb Yang Maha Penyayang.
Dan ingatlah pada hari ketika kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka, yaitu seorang nabi atau tokoh yang diakui kesalehan dan ketakwaannya, dari golongan mereka sendiri, yang memberi kesaksian dengan jujur; dan kami datangkan pula engkau, wahai nabi Muhammad, menjadi saksi atas mereka semua. Dan kami turunkan kitab Al-Qur’an kepadamu secara berangsur untuk menjelaskan kepada manusia prinsip-prinsip umum segala sesuatu, sebagai petunjuk menuju jalan kebenaran dan kedamaian, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri sepenuh hati kepada Allah. Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah penjelasan, petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri kepada Allah. Ayat ini kemudian mengiringinya dengan petunjuk-petunjuk dalam Al-Qur’an bagi mereka. Petunjuk pertama adalah perintah untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan. Allah menyatakan, sesungguhnya Allah selalu menyuruh semua hamba-Nya untuk berlaku adil dalam ucapan, sikap, tindakan, dan perbuatan mereka, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, dan dia juga memerintahkan mereka berbuat kebajikan, yakni perbuatan yang melebihi perbuatan adil; memberi bantuan apa pun yang mampu diberikan, baik materi maupun nonmateri secara tulus dan ikhlas, kepada kerabat, yakni keluarga dekat, keluarga jauh, bahkan siapa pun. Dan selain itu, dia melarang semua hamba-Nya melakukan perbuatan keji yang tercela dalam pandangan agama, seperti berzina dan membunuh; melakukan kemungkaran yaitu hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai dalam adat kebiasaan dan agama; dan melakukan permusuhan dengan sesama yang diakibatkan penzaliman dan penganiayaan. Melalui perintah dan larangan ini dia memberi pengajaran dan tuntunan kepadamu tentang hal-hal yang terkait dengan kebajikan dan kemungkaran agar kamu dapat mengambil pelajaran yang berharga.
An-Nahl Ayat 89 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 89, Makna An-Nahl Ayat 89, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 89, An-Nahl Ayat 89 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 89
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)