{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 103.
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ ۗ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَـٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ ﴿١٠٣﴾
wa laqad na’lamu annahum yaqụlụna innamā yu’allimuhụ basyar, lisānullażī yul-ḥidụna ilaihi a’jamiyyuw wa hāżā lisānun ‘arabiyyum mubīn
QS. An-Nahl [16] : 103
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya Al-Qur’an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” Bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa Muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al-Qur’an) adalah dalam bahasa Arab yang jelas.
Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa orang-orang musyrik berkata: Sesungguhnya Nabi mengambil al-Qur’an itu dari seorang manusia keturunan Adam. Mereka berdusta; karena Bahasa orang yang mereka nisbatkan bahwa ia telah mengajarkan kepada Nabi adalah Bahasa Ajam (selain Arab), sedang al-Qur’an adalah dalam Bahasa Arab yang sangat terang.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan tentang kedustaan, buat-buatan, dan kebohongan orang-orang musyrik dalam tuduhan mereka terhadap Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa sesungguhnya Al-Qur’an yang dibacakan oleh Muhammad kepada mereka tiada lain diajarkan oleh seorang manusia kepadanya. Lalu mereka mengisyaratkan kepada seorang lelaki ‘Ajam yang ada di antara mereka, yaitu seorang pelayan milik salah satu puak dari kabilah Quraisy. Lelaki itu seorang pedagang yang menjajakan barang-barangnya di Safa. Adakalanya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ duduk dengannya dan berbincang-bincang dengannya mengenai sesuatu hal.
Padahal orang tersebut berbahasa ‘Ajam, tidak mengetahui bahasa Arab, atau hanya mengetahui sedikit bahasa Arab, menyangkut keperluannya yang darurat untuk berkomunikasi. Karena itulah Allah membantah tuduhan tersebut melalui firman-Nya:
Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa ‘Ajam, sedangkan Al-Qur’an adalah dalam bahasa Arab yang terang.
Dengan kata lain, mana mungkin Al-Qur’an yang bahasanya sangat fasih, berparamasastra sangat tinggi, dan mengandung makna-makna yang sempurna lagi mencakup segalanya —yang menjadikannya jauh lebih sempurna daripada makna-makna yang terkandung di dalam semua kitab yang diturunkan kepada kaum Bani Israil— merupakan buah dari pelajaran yang diterimanya! Dan mana mungkin dia belajar dari seorang ‘Ajam (non-Arab)! Jelas hal ini tidak akan dikatakan oleh seorang yang berakal rendah pun.
Muhammad ibnu Ishaq di dalam kitab As-Sirah mengatakan, “Dahulu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ —menurut berita yang sampai kepadaku— sering duduk di Marwah di tenda (jongko) seorang budak beragama Nasrani bernama Jabar, dia adalah seorang budak milik seseorang dari Banil Hadrami.” Maka Allah menurunkan firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya Al-Qur’an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).”
Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa ‘Ajam, sedangkan Al-Qur’an adalah dalam bahasa Arab yang terang.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abdullah ibnu Kasir. Dari Ikrimah dan Qatadah, disebutkan bahwa nama budak itu Ya’isy.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ahmad ibnu Muhammad At-Tusi, telah menceritakan kepada kami Abu Amir, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Tuhman, dari Muslim ibnu Abdullah Al-Malai, dari Mujahid, dari ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah mengajarkan kepada seorang penyanyi di Mekah, namanya Bal’am, padahal dia berbahasa ‘Ajam. Orang-orang musyrik melihat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sering mengunjunginya, lalu mereka mengatakan, “Sesungguhnya dia diajari oleh Bal’am,” Maka Allah menurunkan firman berikut: sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya Al-Qur’an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).”
Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa ‘Ajam, sedangkan Al-Qur’an adalah dalam bahasa Arab yang terang.
Ad-Dahhak ibnu Muzahim mengatakan bahwa budak lelaki tersebut adalah Salman Al-Farisi. Tetapi pendapat Ad-Dahhak ini lemah, karena ayat ini adalah ayat Makkiyyah, sedangkan Salman baru masuk Islam di Madinah.
Ubaidillah ibnu Muslim mengatakan, “Dahulu kami mempunyai dua orang budak Romawi yang membaca kitab milik keduanya dengan bahasanya. Dan tersebutlah bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mampir kepada keduanya, lalu berdiri dan mendengarkan bacaan yang dilakukan keduanya. Maka orang-orang musyrik mengatakan, “Muhammad sedang belajar dari kedua orang itu.’ Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan ayat ini.”
Az-Zuhri telah meriwayatkan dari Sa’id ibnul Musayyab yang mengatakan bahwa orang yang melancarkan tuduhan ini adalah seorang lelaki dari kalangan kaum musyrik yang pernah bertugas menjadi juru tulis wahyu bagi Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Tetapi dia murtad sesudah masuk Islam, lalu ia melancarkan tuduhan ini, semoga Allah melaknatnya.
Allah جَلَّ جَلالُهُmengabarkan mengenai komentar kaum musyrikin yang mendustakan RasulNya, {أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ} “Bahwa mereka berkata, ‘Sesungguhnya al-Qur`an itu diajarkan kepadanya (Mu-hammad)’,” maksudnya kitab yang ia bawa ini (diajarkan oleh) {بَشَرٌ} “seorang manusia,” padahal orang yang mereka maksud adalah ber-bahasa A’jam. {وَهَذَا} “Sedang ini,” yaitu al-Qur`an {لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ} “adalah dalam Bahasa Arab yang terang,” apakah ucapan semacam ini mungkin terjadi atau masih mengandung sisi kebenaran? Akan tetapi, seorang pendusta hanya ingin berbohong, tanpa berpikir tentang muara omongan dustanya. Karena itu, dalam ungkapan-nya terkandung unsur saling bertolak belakang dan kerusakan yang mengharuskan penolakannya, dengan hanya mengimajinasikan faktanya (yang tidak mungkin terjadi).
Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa mereka yang tidak mempercayai datangnya Al-Qur’an dari Allah berkata, sesungguhnya alqur’an itu bukanlah kitab dari Allah yang dibawa turun oleh jibril sebagaimana pengakuan Muhammad, melainkan hanya diajarkan oleh seorang manusia, yakni pria dari romawi atau persia, kepadanya, yakni Muhammad. Tuduhan mereka batil karena bahasa yang digunakan oleh orang yang mereka tuduhkan kepadanya adalah bahasa ‘ajam, bukan bahasa arab, padahal Al-Qur’an ini adalah dalam bahasa arab yang jelas dan memiliki keindahan susunan dan makna yang tidak mampu ditandingi bahkan oleh sastrawan hebat sekalipun. Usai menceritakan keingkaran kaum kafir atas ayat-ayat yang rasulullah sampaikan, Allah lalu menyebut azab bagi mereka, sesungguhnya orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, yaitu Al-Qur’an dan tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta, Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka menuju keimanan dan mengamalkan tuntunan-Nya, padahal dia telah menganugerahi mereka potensi iman dan menjelaskan kepada mereka ayat-ayat itu melalui rasul-Nya. Dan akibat keingkaran mereka itu mereka akan mendapat azab yang pedih jika tidak bertobat.
An-Nahl Ayat 103 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 103, Makna An-Nahl Ayat 103, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 103, An-Nahl Ayat 103 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 103
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)