{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 120.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ﴿١٢٠﴾
inna ibrāhīma kāna ummatang qānital lillāhi ḥanīfā, wa lam yaku minal-musyrikīn
QS. An-Nahl [16] : 120
Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah),
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam dalam kebajikan. Dia adalah seorang yang taat lagi tunduk kepada Allah. Dia tidak menyimpang dari agama Islam, bertauhid kepada Allah dan tidak musyrik,
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memuji hamba, rasul, dan kekasih-Nya—yaitu Nabi Ibrahim, imam orang-orang yang hanif dan orang tua para nabi— bahwa dia bersih dari kemusyrikan, juga dari Yahudi dan Nasrani. Untuk itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman.
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif.
Makna al-ummah dalam ayat ini ialah imam yang dijadikan panutan. Al-qanit artinya patuh dan taat, al-hanif artinya menyimpang dari kemusyrikan dan menempuh jalan tauhid. Karena itulah disebutkan dalam akhir ayat.
Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Muslim Al-Batin, dari Abul Abidin, bahwa ia pernah bertanya kepada Abdullah ibnu Mas’ud tentang makna al-ummatul adnitu. Maka Ibnu Mas’ud menjawab, “Ummah artinya mu’allim (guru) kebaikan, sedangkan al-qanit artinya taat kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Dari Malik, disebutkan bahwa Ibnu Umar mengatakan bahwa al-ummah ialah orang yang mengajar manusia akan agama mereka.
Al-A’masy mengatakan dari Yahya ibnul Jazzar, dari Abul Abidin, bahwa ia datang kepada Abdullah ibnu Mas’ud, lalu ia berkata, “Kepada siapa lagi kami bertanya kalau bukan kepada engkau?” Maka Ibnu Mas’ud kelihatan seakan-akan kasihan kepadanya, lalu Abul Abidin bertanya, “Ceritakanlah kepadaku apakah makna al-ummah itu!” Abdullah ibnu Mas’ud menjawab bahwa al-ummah ialah orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.
Asy-Sya’bi mengatakan, telah menceritakan kepadaku Farwah ibnu Naufal Al-Asyja’i yang mengatakan bahwa Ibnu Mas’ud pernah mengatakan bahwa sesungguhnya Mu’az adalah seorang yang mengajarkan kebaikan lagi taat kepada Allah dan hanif. Maka aku berkata dalam hatiku bahwa Abu Abdur Rahman keliru. Lalu Mu’az berkata bahwa sesungguhnya Allah Swi. berfirman:
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan.
Lalu Mu’az berkata, “Tahukah kamu apakah makna ummah dan qanit!” Saya menjawab, “Allah lebih mengetahui.” Mu’az berkata, “Ummah ialah orang yang mengajarkan kebaikan, dan qanit ialah orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.” Demikian pula keadaan Mu’az. Asar ini telah diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Ibnu Mas’ud, diketengahkan oieh Ibnu Jarir.
Mujahid mengatakan bahwa al-ummah artinya suatu umat, dan al-qanit ialah orang yang taat.
Mujahid mengatakan pula bahwa Ibrahim a.s. adalah seorang ummah, yakni orang yang beriman sendirian, sedangkan manusia semuanya di masa itu kafir.
Qatadah mengatakan bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang imam yang memberi petunjuk, sedangkan al-qanit artinya orang yang taat kepada Allah.
Allah جَلَّ جَلالُهُmemberitahukan tentang hal-hal yang mem-buat Allah mengutamakan kekasihNya, Ibrahim ‘alaihissalam dengan itu dan perkara-perkara yang Allah mengistimewakan beliau dengannya, berupa keutamaan yang luhur dan kebaikan-kebaikan yang sem-purna. Allah berfirman, {إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً} “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan,” maksudnya imam panutan, yang menghimpun sifat-sifat kebaikan, memberi petunjuk dan penuh dengan hidayah {قَانِتًا لِلَّهِ} “lagi patuh kepada Allah,” maksud-nya, selalu sibuk dalam ketaatan kepada Rabbnya, mengikhlaskan agama bagiNya {حَنِيفًا} “dan hanif,” selalu menghadap kepada Allah dengan mahabbah, inabah, dan ubudiyah, serta berpaling dari selain-Nya {وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} “dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan,” di seluruh ucapan, perbuatan, dan semua kondisinya. Sebab beliau adalah panutan kaum muwahhidin (orang-orang yang bertauhid) yang lurus.
Ayat ini dan ayat-ayat berikutnya menjelaskan keteladanan nabi ibrahim yang selalu patuh kepada Allah dan mengikuti tuntunan-Nya. Sungguh, ibrahim adalah seorang imam, pemimpin, dan sosok panutan bagi umat-umat sesudahnya. Ia patuh kepada Allah dan mempunyai sifat hanif, yakni memegang teguh dan melaksanakan kebenaran, dan dia sejak dahulu dan secara terus-menerus bukanlah termasuk orang musyrik. Ia tidak pernah sekalipun menyekutukan Allah. Nabi ibrahim bukan sekadar sosok panutan, dia juga senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat-Nya baik secara lisan maupun perbuatan. Allah telah memilihnya sebagai teladan dan panutan yang sempurna, baik sebagai imam maupun sebagai nabi dan rasul, dan menunjukinya dengan bimbingan dan petunjuk-Nya ke jalan yang lurus.
An-Nahl Ayat 120 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 120, Makna An-Nahl Ayat 120, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 120, An-Nahl Ayat 120 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 120
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)