{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 62.
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ ﴿٦٢﴾
żālika bi`annallāha huwal-ḥaqqu wa anna mā yad’ụna min dụnihī huwal-bāṭilu wa annallāha huwal-‘aliyyul-kabīr
QS. Al-Hajj [22] : 62
Demikianlah (kebesaran Allah) karena Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak. Dan apa saja yang mereka seru selain Dia, itulah yang batil, dan sungguh Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar.
Hal itu karena Allah adalah sembahan yang hak yang tidak semestinya ibadah dilakukan kecuali karena-Nya, dan bahwa apa yang disembah orang-orang musyrik selain Allah berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan adalah batil yang tidak bisa memberi manfaat dan memberi mudharat. Sesungguhnya Allahlah yang Mahatinggi atas makhluk-Nya, baik Dzat, kekuasaan maupun kekuatan-Nya, Mahasuci dari keserupaan dan tandingan, Mahabesar dalam dzat, nama dan sifat-Nya. Jadi, Dia lebih besar dibandingkan segala sesuatu.
Setelah dijelaskan bahwa Dialah Yang Mengatur alam wujud ini dan Yang Menguasainya lagi Yang Menentukannya, tiada yang mempertanyakan apa yang telah diputuskan-Nya. Maka Allah berfirman:
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak.
Yakni Tuhan Yang Mahahak, tiada sesuatu pun yang berhak untuk disembah selain Dia semata yang mempunyai kekuasaan Yang Mahabesar. Segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan ada. Segala sesuatu bergantung dan berhajat kepada-Nya, lagi hina di hadapan-Nya.
dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil.
Yaitu semua berhala, tandingan-tandingan, dan sekutu-sekutu serta semua yang disembah selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى itu adalah batil karena tidak memiliki mudarat, tidak pula manfaat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.
Sama pengertiannya dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (Al Baqarah:255)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Yang Mahabesar lagi Mahatinggi. (Ar Ra’du:9)
Segala sesuatu berada di bawah kekuasaan dan pengaruh-Nya serta kebesaran-Nya. Tiada Tuhan selain Dia, dan tiada Rabb selain Dia. Dialah Yang Mahabesar, tiada sesuatu pun yang lebih besar daripada-Nya. Dia Mahatinggi, tiada sesuatu pun yang lebih tinggi daripada-Nya. Dia Mahaagung tiada yang lebih agung daripada-Nya. Mahatinggi lagi Mahasuci Allah dari semua yang dikatakan oleh orang-orang yang zalim (musyrik) lagi kelewat batas dengan ketinggian yang setinggi-tingginya.
ذَلِكَ “(Kuasa Allah جَلَّ جَلالُهُ) yang demikian itu,” Dzat yang memegang kekuasaan dan menetapkan hukum-hukum بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ “adalah karena sesungguhnya Dia-lah (Rabb) Yang Haq,” maksudnya yang tetap eksis, senantiasa ada dan tidak akan pupus. Allah جَلَّ جَلالُهُ bernama al-Awwal, yang tidak ada sesuatu pun yang mendahuluiNya. Dialah al-Akhir, yang tidak ada sesuatu pun setelahNya, sempurna dalam nama-nama dan sifat-sifatNya, jujur dalam janjiNya, yang janjiNya benar-benar terjadi, perjumpaan denganNya pasti, agamaNya benar, peribadahan untukNya itulah (pilihan) yang benar, yang akan bermanfaat lagi lestari dalam keabadian.
وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ “Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah جَلَّ جَلالُهُ,” berupa arca-arca, tandingan-tandingan dari bangsa binatang dan benda-benda mati هُوَ الْبَاطِلُ “itulah yang batil,” yang memang keberadaannya merupakan kebatilan dan peribadahan untuknya pun satu bentuk kebatilan. Lantaran ia bertumpu pada benda yang lemah lagi binasa, maka ia menjadi batil pula akibat terpengaruh dengan tujuan dan maksudnya yang batil.
وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ “Dan bahwasanya Allah جَلَّ جَلالُهُ Mahatinggi lagi Mahabesar.” Yang Mahatinggi dalam DzatNya, Dia Mahatinggi di atas segala makhlukNya, (Mahatinggi) dalam kemuliaanNya. Dia Mahasempurna dalam sifat-sifatNya, (Mahatinggi) dalam (kekuasaanNya), menguasai seluruh makhluk, Mahabesar dalam DzatNya, Nama-nama dan Sifat-sifatNya, yang termasuk petunjuk keagungan dan kebesaranNya, bahwa bumi berada di GenggamanNya di Hari Kiamat, langit-langit terlipat-lipat di Tangan kananNya. Dan termasuk tanda kebesaranNya bahwa KursiNya telah memenuhi langit dan bumi. Termasuk pertanda keagungan dan kebesaranNya, bahwa ubun-ubun para hambaNya berada di TanganNya. Tidaklah mereka menjalankan apa pun melainkan tergantung kehendakNya, tidaklah mereka bergerak dan diam melainkan dengan iradahNya. Dan hakikat kibriya` (kebesaran) Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak diketahui kecuali oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ saja, tidak diketahui oleh malaikat terdekat, nabi yang diutus; yaitu setiap sifat kesempurnaan, kemuliaan, kebesaran dan keagungan. Sifat-sifat itu melekat pada Allah جَلَّ جَلالُهُ. Kepemilikan Allah جَلَّ جَلالُهُ terhadap sifat-sifat itu, adalah sisi yang paling sempurna dari sifat-sifat itu. Di antara (indikasi) kebesaranNya, bahwasanya seluruh ibadah yang berasal dari penghuni langit dan bumi secara keseluruhan, tujuannya untuk membesar-besarkan, mengagungkan, memuliakan, dan menghormatiNya. Untuk itu, takbir menjadi simbol bagi ibadah-ibadah yang utama seperti shalat dan ibadah lainnya.
Demikianlah, Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam, karena Allah, dialah tuhan yang hak sehingga hanya dia yang ber-hak disembah. Dan sungguh apa saja yang mereka seru selain dia yang dianggap tuhan dan disembah, itulah tuhan dan persembahan yang batil, salah, sesat, dan jauh dari kebenaran; dan sungguh Allah, dialah yang mahatinggi dari semua tuhan-tuhan yang dianggap tinggi oleh manusia; mahabesar, kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. 63. Tidakkah engkau memperhatikan fenomena alam semesta, termasuk siklus air yang terjadi dalam kehidupan kita, bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit, kemudian sebagian air itu tersimpan pada pepohonan sehingga bumi menjadi hijau’ sungguh, Allah mahahalus, kasih sayang-Nya dengan menyediakan oksigen dan protein nabati yang diperlukan seluruh makhluk hidup, maha mengetahui segala sesuatu, termasuk yang paling dibutuhkan mereka.
Al-Hajj Ayat 62 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 62, Makna Al-Hajj Ayat 62, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 62, Al-Hajj Ayat 62 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 62
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)