{40} Ghafir / غافر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشورى / Asy-Syura {42} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fussilat فصلت (Yang Dijelaskan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 41 Tafsir ayat Ke 11.
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ ﴿١١﴾
ṡummastawā ilas-samā`i wa hiya dukhānun fa qāla lahā wa lil-arḍi`tiyā ṭau’an au karhā, qālatā atainā ṭā`i’īn
QS. Fussilat [41] : 11
Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan patuh.”
Kemudian Allah menuju langit yang sebelumnya adalah kabut. Lalu Dia berfirman kepada langit dan bumi : Tunduklah kalian berdua kepda perintah-Ku, suka atau tidak. Maka keduanya menjawab : Kami menghadap kepada-Mu dengan ketundukan, kami tidak memiliki keinginan yang menyelisihi keinginan-Mu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kemudian Dia menuju ke langit dan langit itu masih merupakan asap. (Fushshilat: 11)
Yaitu asap air yang naik membumbung saat bumi diciptakan.
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” (Fushshilat: 11)
Artinya, turutilah perintah-Ku dan tunduklah kepada kemauan-Ku dengan taat atau terpaksa.
Ats-Tsauri telah meriwayatkan dari Ibnu Juraij, dari Sulaiman ibnu Musa, dari Mujahid dan Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” (Fushshilat: 11) Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada langit, “Munculkanlah matahari, rembulan, dan bintang-bintang (ciptaan)-Ku!” Dan berfirman kepada bumi, “Belahlah kamu untuk sungai-sungaimu dan keluarkanlah buah-buahanmu!” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan suka hati.”(Fushshilat: 11)
Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullah.
Keduanya menjawab, “Tidak, bahkan kami datang dengan suka rela penuh ketaatan kepada-Mu bersama semua makhluk yang hendak Engkau ciptakan, yaitu malaikat, jin, dan manusia yang ada pada kami, semuanya taat kepada Engkau.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari sebagian ahli bahasa yang telah mengatakan bahwa suatu pendapat ada yang menakwilkan bahwa keduanya diperlakukan sebagaimana perlakuan terhadap makhluk yang berakal berikut dengan pembicaraan keduanya. Menurut pendapat lain, sesungguhnya yang berkata demikian dari bagian bumi ialah tempat Ka’bah berada, dan dari langit ialah bagian yang berada di atas Ka’bah (Baitul Ma’mur). Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa seandainya keduanya menolak, tidak mau datang, niscaya Allah memerintahkan agar keduanya diazab dengan suatu azab yang keduanya dapat merasakan rasa sakitnya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
) ثُمَّ”Kemudian” setelah Dia menciptakan bumi اسْتَوَى “Dia menuju” mengarah إِلَى”kepada” penciptaan السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ “langit dan ia (ketika itu) masih merupakan asap,” yang menguap di atas permukaan air فَقَالَ لَهَا “lalu Dia berkata kepadanya.” Oleh karena takhsish (pengkhususan) ini mengisaratkan pengecualian, maka Allah menyambungnya dengan FirmanNya, وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهً “Dan kepada bumi, ‘Datanglah kamu berdua menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa’,” maksudnya, tunduklah kepada perintahKu dengan suka hati atau terpaksa, karena ia harus terlaksana. قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ “Keduanya menjawab, ‘Kami datang dengan suka hati’.” Artinya, kami tidak mempunyai keinginan yang menyelisihi keinginanMu.
Dari menguraikan ihwal penciptaan bumi dan sarana kehidupan bagi makhluk yang mendiaminya, Al-Qur’an kemudian beralih kepada ihwal penciptaan langit. Kemudian dia, yakni perintah atau kekuasaan-Nya menuju ke langit dan langit ketika itu masih berupa asap, lalu dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, ‘datanglah kamu berdua menuruti perintah-ku dengan patuh atau terpaksa. ‘ mendengar perintah itu, keduanya, langit dan bumi, lalu menjawab, ‘kami datang kepada-Mu ya Allah dengan tunduk dan patuh guna mengikuti aturan-Mu. ’12. Ayat ini masih menjelaskan tentang penciptaan langit. Lalu diciptakan-Nya tujuh langit dalam waktu dua masa, dan pada setiap langit dia mewahyukan dan menetapkan urusan masing-masing. Kemudian langit yang dekat dengan bumi, kami hiasi dengan bintang-bintang yang bersinar cemerlang, dan kami ciptakan bintang-bintang itu untuk memelihara langit dengan pemeliharaan yang sempurna. Demikianlah ketentuan Allah berlaku, dan dia adalah zat yang mahaperkasa lagi maha mengetahui.
Fussilat Ayat 11 Arab-Latin, Terjemah Arti Fussilat Ayat 11, Makna Fussilat Ayat 11, Terjemahan Tafsir Fussilat Ayat 11, Fussilat Ayat 11 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fussilat Ayat 11
Tafsir Surat Fussilat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran