{55} Ar-Rahman / الرحمن | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحديد / Al-Hadid {57} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Waqi’ah الواقعة (Hari Kiamat) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 56 Tafsir ayat Ke 32.
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ ﴿٣٢﴾
wa fākihating kaṡīrah
QS. Al-Waqi’ah [56] : 32
dan buah-buahan yang banyak,
Dan golongan kanan (alangkah mulianya kedudukan golongan kanan itu). Mereka berada dalam pohon bidara yang tak berduri, pohon pisang yang yang berrsusun buahnya, naungan yang terbentang luas, air mengalir tercurah tiada henti, buah-buahan yang banyak, tidak akan habis dan berhenti berbuah, tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur tebal lagi empuk.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya. (Al-Waqi’ah: 32-33)
Yakni pada mereka terdapat buah-buahan yang banyak lagi beraneka ragam warnanya yang termasuk di antara apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik dalam hati seorang manusia pun.
Dalam ayat lain disebutkan sebagai berikut, menggambarkan keadaan mereka dan buah-buahan yang mereka makan:
Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu. mereka mengatakan, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa. (Al-Baqarah: 25)
Yaitu bentuk dan rupanya satu sama lainnya sama, tetapi rasanya berbeda-beda.
Di dalam kitab Sahihain ada hadis yang menceritakan tentang Sidratul Muntaha, yang antara lain disebutkan bahwa ternyata dedaunannya sebesar-besar telinga gajah, dan buahnya seperti gentong buatan negeri Hajar.
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan pula melalui hadis Malik, dari Zaid, dari Ata ibnu Yasar, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa matahari mengalami gerhana, lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melakukan salat gerhana dan orang-orang bermakmum kepadanya. Kemudian disebutkan perihal salat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, antara lain mereka bertanya, ”Wahai Rasulullah, kami melihat engkau mengambil sesuatu di tempat salatmu ini, kemudian kami melihat engkau mundur.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab:
Sesungguhnya aku melihat surga, maka aku berusaha untuk memetik setangkai buah anggur darinya. Seandainya aku dapat mengambilnya, niscaya kalian dapat memakannya selama dunia ini masih berputar.
Al-Hafiz Abu Ya’la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Khaisamah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami Abu Uqail, dari Jabir yang mengatakan bahwa ketika kami sedang melakukan salat Lohor, tiba-tiba Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ maju, maka kami pun ikut maju bersamanya. Kemudian beliau seakan-akan meraih sesuatu yang hendak dipetiknya, tetapi beliau mundur kembali. Setelah salat selesai. Ubay ibnu Ka’b bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah, di hari ini engkau melakukan dalam salatmu suatu perbuatan yang tidak pernah engkau kerjakan sebelumnya.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Sesungguhnya ditampakkan kepadaku surga dan semua perhiasan dan keindahannya, maka aku bermaksud memetik setangkai buah anggur darinya untuk kalian, tetapi ternyata ada penghalang antara aku dan buah anggur itu. Sekiranya aku dapat mendatangkannya kepada kalian, tentulah dapat memakannya semua orang yang ada di antara langit dan bumi, sedangkan setangkai buah anggur surga itu tidak berkurang sedikit pun.
Imam Muslim telah meriwayatkan hal yang semisal melalui hadis Abuz Zubairdan Jabir.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Bahr, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Abu Yahya ibnu Abu Kasir, dari Amir ibnu Zaid Al-Bakkali, bahwa ia mendengar Atabah ibnu Abdus Salma mengatakan bahwa pernah seorang Badui datang kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan menanyakan kepada beliau tentang telaga dan gambaran tentang surga, dan orang Badui itu bertanya pula, “Apakah di dalam surga terdapat buah-buahan?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya, dan di dalam surga terdapat sebuah pohon yang diberi nama tuba.” Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyebutkan sesuatu yang tidak dimengerti oleh lelaki Badui itu, maka ia bertanya, “Manakah di antara pepohonan tanah kami yang serupa dengannya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Tiada suatu pohon negerimu yang mirip dengan pohon surga.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ balik bertanya, “Sudah pernahkah kamu ke negeri Syam?” Lelaki Badui itu menjawab, “Belum.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Pohon tuba itu mirip dengan sebuah pohon yang ada di negeri Syam yang dikenal dengan nama pohon al-juzah. Pohon itu tumbuh pada satu batang, tetapi bagian atasnya rindang.” Lelaki badui itu bertanya, “Seberapa besarkah satu tangkai buah darinya?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Sama dengan jarak perjalanan yang ditempuh oleh burung gagak yang berbulu belang selama satu bulan penuh tanpa berhenti.” Lelaki Badui itu bertanya, “Seberapakah besar batangnya?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Sekiranya engkau larikan seekor unta jaz’ah milik kaummu untuk mengelilingi batang pohon itu. niscaya masih belum dapat mengelilinginya sampai tenggorokannya terputus karena terlalu tua.” Lelaki Badui itu bertanya, “Apakah di dalam surga terdapat pohon anggur?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya.” Lelaki Badui bertanya, “Seperti apakah besarnya buah anggur surga itu?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ balik bertanya, “Apakah ayahmu pernah menyembelih pejantan yang paling besar dari ternak kambingnya?” Lelaki Badui menjawab, “Ya.”Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Lalu ia mengulitinya dan memberikan kulitnya kepada ibumu seraya berkata, ‘Buatlah timba air dari kulit ini untuk kita’.” Lelaki Badui itu mengerti apa yang dimaksud oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu ia berkata memberi komentar, “Bila sebesar itu, berarti satu biji buah anggur benar-benar dapat membuat aku kenyang berikut seluruh ahli baitku.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Benar, dan juga seluruh handai tolanmu.”
27-34. Kemudian Allah menyebutkan apa yang telah Dia persiapkan bagi golongan kanan seraya berfirman, “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu,” maksudnya kedudukan dan kondisi mereka amatlah agung, “berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,” maksudnya tidak memiliki duri dan ranting yang tidak enak dipandang lagi membahayakan, dan digantikan di tempat tersebut dengan buah yang baik (lezat dan bermanfaat). Dan pohon bidara itu memiliki keistimewaan, yakni pohonnya yang sangat rindang nan teduh dan biasa digunakan sebagai tempat beristirahat. “Dan pohong pisang yang bersusun-susun (buahnya).” ‘attholhu’ adalah sebuah pohon yang dikenal dikalangan masyarakat, yaitu pohon besar yang biasanya didapati di daerah pedalaman yang pada pelepahnya tersusun buahnya yang enak dan lezat. “Dan air yang tercurah,” maksudnya di dalam surga banyak didapati mata air dan sungai-sungai yang mengalir terus menerus. “Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya,” maksudnya, buah-buahan tersebut tidaklah seperti yang ada di dunia, di mana dalam waktu tertentu akan berhenti berbuah dan tidak bisa dipetik, artinya tidak mudah bagi orang yang ingin menikmatinya (setiap kali mau). Akan tetapi buah-buahan di surga itu akan selalu ada dan dapat dipetik dari dekat, di mana seorang hamba penghuni surga akan dapat mengambilnya dalam keadaan apa pun. “Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk” yakni memiliki ketebalan (ketinggian) yang melebihi semua kasur yang ada (di dunia), dan kasur-kasur tersebut terbuat dari sutra, emas dan mutiara, serta dari sesuatu yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.
32-34. Di surga terdapat beragam sayuran dan buah-buahan yang sudah masak dan banyak macamnya. Pepohonan di dalamnya merupakan tumbuhan yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang pula bagi penghuni surga untuk mengambilnya. Bagi mereka disediakan pula tempat istirahat yang dilengkapi pembaringan, dan di atasnya terdapat kasur-kasur yang tebal lagi empuk
Al-Waqi’ah Ayat 32 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Waqi’ah Ayat 32, Makna Al-Waqi’ah Ayat 32, Terjemahan Tafsir Al-Waqi’ah Ayat 32, Al-Waqi’ah Ayat 32 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Waqi’ah Ayat 32
Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)