{86} At-Thariq / الطارق | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الغاشية / Al-Ghasyiyah {88} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’la الأعلى (Yang Paling Tinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 87 Tafsir ayat Ke 10.
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَىٰ ﴿١٠﴾
sayażżakkaru may yakhsyā
QS. Al-A’la [87] : 10
orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran,
Karena itu, berikanlah pelajaran kepada kaummu -wahai Rasul- sesuai apa yang telah kami mudahkan untukmu dengan apa yang diwahyukan kepadamu. Bimbinglah mereka kepada apa yang mengandung kebaikan bagi mereka. Berikanlah peringatan kepada orang-orang yang diharapkan akan mengambil pelajaran darinya. Janganlah engkau menyulitkan dirimu dalam memberi peringatan orang-orang yang tidak diharapkan bisa menerima peringatan kecuali semakin menentang dan menjauh. Karena orang orang yang takut kepada Allah-lah yang akan mendapat pelajaran.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى}
orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran. (Al-A’la: 10)
Yaitu yang mau menerima sebagai pelajaran dari apa yang engkau sampaikan, hai Muhammad, adalah orang yang hatinya takut kepada Allah dan meyakini bahwa dia pasti akan menghadap dan berdua dengan-Nya.
{وَيَتَجَنَّبُهَا الأشْقَى الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلا يَحْيَا}
orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Al-A’la: 11-13)
Yakni tidak dapat mati sehingga ia terhenti dari siksaannya, dan tidak pula hidup dengan kehidupan yang memberi manfaat baginya. Bahkan kehidupannya itu merupakan penderitaan dan mudarat baginya, karena dengan kehidupannya yang kekal ia selalu menderita pedihnya siksaan dan berbagai macam pembalasan yang ditimpakan kepadanya secara abadi dan kekal.
Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu ‘Adiy dari Sulaiman yakni At-Tamimi dari Abu Nadrah dari Abu Sa’id yang telah mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Adapun ahli neraka yang menjadi penghuni tetapnya, maka mereka tidak mati dan tidak (pula) hidup. Dan orang-orang yang dikehendaki oleh Allah mendapatkan rahmat (Nya) maka Allah mematikan mereka di dalam neraka, dan orang-orang yang telah diberi izin untuk memberi syafaat masuk menemui mereka, kemudian seseorang dari para pemberi syafaat itu mengambil segolongan besar manusia lalu dia menumbuhkan mereka dengan memasukkan mereka ke dalam sungai kehidupan, atau ke dalam sungai yang ada di dalam surga, hingga mereka tumbuh (hidup) kembali sebagaimana biji-bijian yang dibawa oleh banjir tumbuh (di tepian sungai). Dan perawi melanjutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda pula: Pernahkah kalian melihat proses tumbuhnya pohon, pada awal mulanya hijau, kemudian menguning, kemudian hijau kembali? Perawi melanjutkan, bahwa sebagian di antara mereka mengatakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menceritakan demikian seakan-akan beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah berada di daerah pedalaman.
Imam Ahmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Yazid dari Abu Nadrah dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. yang telah mengatakan, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Adapun ahli neraka yang menjadi penghuni tetapnya maka sesungguhnya mereka tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Berbeda halnya dengan orang-orang yang dikenai oleh api neraka karena dosa-dosa atau karena kesalahan-kesalahan mereka; maka Allah mematikan mereka dengan sebenarnya, hingga manakala mereka telah berubah menjadi arang, diberilah izin untuk mendapatkan syafaat. Kemudian didatangkanlah mereka serombongan demi serombongan, lain dimasukkanlah mereka ke dalam sungai-sungai yang ada di dalam surga. Kemudian dikatakan, “Hai ahli surga, sambutlah mereka!”, maka mereka tumbuh (hidup) kembali sebagaimana biji-bijian yang dibawa oleh arus banjir tumbuh. Perawi melanjutkan bahwa seorang lelaki dari kalangan kaum yang hadir saat itu mengatakan, bahwa seakan-akan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah tinggal di daerah pedalaman.
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini melalui hadis Bisyr ibnul Mufaddal dan Syu’bah, yang keduanya dari Abu Salamah alias Sa’id ibnu Yazid dengan teks yang semisal.
Imam Ahmad telah meriwayatkan pula melalui Yazid dari Sa’id ibnu Iyas Al-Jariri dari AbuNadrah dari Abu Sa’id dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya ahli neraka yang tidak akan dikeluarkan oleh Allah, mereka tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup. Dan sesungguhnya ahli neraka yang dikehendaki oleh Allah untuk dikeluarkan, maka Allah mematikan mereka dengan sebenarnya hingga tubuh mereka hangus menjadi arang. Kemudian dikeluarkanlah mereka (dari neraka) rombongan demi rombongan, lalu dilemparkan ke dalam sungai surga dan mereka disirami dengan air dari sungai surga, maka mereka tumbuh (hidup) kembali bagaikan biji-bijian yang dibawa arus banjir tumbuh.
Dan sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memberitakan perihal ahli neraka melalui firman-Nya:
وَنادَوْا يَا مالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنا رَبُّكَ قالَ إِنَّكُمْ ماكِثُونَ
Mereka berseru, “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.” Dia menjawab, “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” Az-Zukhruf: 77)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
لَا يُقْضى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذابِها
Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. (Fathir: 36)
Dan masih ada lagi ayat-ayat lain yang semakna dengan ini.
Ayat 9-13
“Oleh sebab itu berikanlah peringatan,” akan syariat dan tanda-tanda kebesaranNya. “Karena peringatan itu bermanfaat,” yakni selama peringatan diterima, dijadikan petuah dan didengar, baik apakah seluruh maksud dari peringatan tercapai atau sebagiannya saja. Kentekstual ayat, bila peringatan tidak membawa guna, misalnya hanya menambah keburukan atau bisa mengurangi kebaikan, maka peringatan tidak diperintahkan, bahkan terlarang.
Dalam peringatan, manusia terbagi menjadi dua: Orang-orang yang memanfaatkan dan orang-orang yang tidak memanfaatkan. Orang-orang yang memanfaatkan peringatan disinggung oleh Allah F dalam firmanNya, “orang yang takut (kepada Allah) akan mendapatkan pelajran,” karena takut kepada Allah F Dan mengetahui balasan-balasan yang akan diberikan Allah F atas berbagai perbuatan akan menghentikan seseorang dari apa yang dibenci Allah F serta mendorongnya untuk melakukan kebaikan. Sedangkan mereka yang tidak memanfaatkan peringatan, Allah F menyinggung mereka dengan firmanNya, “Orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),” yaitu neraka yang dinyalakan yng mrerasuk hingga ke hati. “Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak juga hidup,” yakni disiksa dengan siksaan yang pedih tanpa jeda dan istiraha hingga mereka mengharapkan bisa mati, tapi harapan mereka tidak aka ada gunanya. Hal itu semakna dengan firman Allah F, “Mereka tidak dibinasakan ssehiingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya.” (Fatir: 36).
Orang yang takut kepada Allah dan hari akhir akan mendapat pelajaran dari peringatan itu, 11. Dan orang-orang yang celaka dengan bersikeras memilih jalan kekafiran dan menutup hatinya dari peringatan nabi akan mencibir, menertawakan, menyepelekan, dan menjauhinya.
Al-A’la Ayat 10 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’la Ayat 10, Makna Al-A’la Ayat 10, Terjemahan Tafsir Al-A’la Ayat 10, Al-A’la Ayat 10 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’la Ayat 10
Tafsir Surat Al-A’la Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)