{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 92.
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَىٰ مِنْ أُمَّةٍ ۚ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ ۚ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ﴿٩٢﴾
wa lā takụnụ kallatī naqaḍat gazlahā mim ba’di quwwatin angkāṡā, tattakhiżụna aimānakum dakhalam bainakum an takụna ummatun hiya arbā min ummah, innamā yablụkumullāhu bih, wa layubayyinanna lakum yaumal-qiyāmati mā kuntum fīhi takhtalifụn
QS. An-Nahl [16] : 92
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. Kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Allah hanya menguji kamu dengan hal itu, dan pasti pada hari Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.
Janganlah kalian membatalkan janji kalian, sehingga perumpamaan kalian seperti perempuan yang memintal benang dengan kuat, kemudian ia menguraikannya. Kalian menjadikan sumpah-sumpah yang kalian ucapkan ketika mengadakan perjanjian sebagai alat penipu terhadap orang-orang yang kalian mengadakan perjanjian dengan mereka. Kalian membatalkan janji, ketika kalian mendapati suatu kelompok yang lebih banyak harta dan manfaatnya daripada orang-orang yang kalian berjanji kepada mereka. Sesungguhnya Allah hanyalah menguji kalian dengan apa yang diperintahkan kepada kalian berupa menepati janji, dan melaarang kalian dari membatalkannya. Sungguh Dia akan menjelaskan kepada kalian pada hari kiamat apa yang dahlu kalian perselisihkan di dunia, yaitu beriman kepada Allah dan kenabian Muhammad
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan janganlah kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya sesudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali.
Abdullah ibnu Kasir dan As-Saddi mengatakan bahwa wanita itu adalah seorang wanita yang kurang akalnya, ia tinggal di Mekah di masa silam. Apabila telah memintal sesuatu, ia menguraikannya kembali sesudah kuat pintalannya.
Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan, hal ini merupakan perumpamaan bagi orang yang membatalkan sumpahnya sesudah mengukuhkannya. Pendapat ini lebih kuat dan lebih jelas, tanpa memandang apakah di Mekah ada wanita yang menguraikan pintalannya itu ataukah tidak.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…menjadi cerai-berai kembali.
Dapat diartikan bahwa lafaz ankasa ini adalah isim masdar, artinya ‘wanita itu menguraikan kembali pintalannya menjadi cerai-berai’. Dapat pula diartikan sebagai badal dari khabar kana, yakni ‘janganlah kalian menjadi orang yang gemar melanggar sumpahnya’, bentuk jamak dari نَكْثٍ berasal dari نَاكِثٍ. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
…kalian menjadikan sumpah (perjanjian) kalian sebagai alat penipu di antara kalian.
Yakni makar dan tipu muslihat.
disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak dari golongan yang lain. (An Nahl:92)
Artinya, kalian mau berpakta dengan orang lain bila mereka lebih banyak jumlahnya daripada jumlah kalian demi ketenangan kalian. Tetapi bila kalian mempunyai kesempatan untuk berkhianat, maka kalian berkhianat terhadap mereka. Karenanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melarang sikap tersebut, sebagai gambaran pihak yang sedikit terhadap pihak yang lebih banyak. Bilamana dalam keadaan demikian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melarangnya, maka terlebih lagi bila disertai dengan kemampuan dan kekuatan (untuk berbuat khianat), tentunya lebih dilarang.
Dalam surat Al-Anfal telah kami ceritakan kisah Mu’awiyah, ketika terjadi perjanjian gencatan senjata antara dia dengan Raja Romawi. Manakala perjanjian gencatan senjata itu hampir habis, Mu’awiyah berangkat bersama pasukannya menyerang mereka. Dan tepat di saat habisnya masa gencatan senjata, Mu’awiyah telah berada di dekat negeri mereka, maka Mu’awiyah langsung menyerang mereka tanpa menyadari bahwa Mu’awiyahlah pihak yang menyerang (yang memulai dahulu). Maka berkatalah Amr ibnu Anbasah kepadanya, “Allah Mahabesar, hai Mu’awiyah. Tepatilah perjanjianmu, janganlah kamu berbuat khianat! Karena aku pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
‘Barang siapa yang antara dia dan suatu kaum terdapat suatu perjanjian, maka janganlah dia melepaskan ikatannya sebelum habis masa berlakunya’.”
Maka Mu’awiyah r.a. surut mundur dan pulang bersama pasukannya.
Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: disebabkan adanya suatu golongan yang lebih banyak daripada golongan yang lain. (An Nahl:92) Arba artinya lebih banyak, yakni lebih kuat.
Mujahid mengatakan, dahulu di masa Jahiliah mereka biasa mengadakan perjanjian pakta di antara sesama mereka. Bilamana suatu golongan menjumpai golongan lain yang lebih banyak jumlahnya daripada diri mereka serta lebih kuat, maka dirusaknyalah perjanjian pakta yang ada, lalu mereka mengadakan perjanjian pakta yang baru dengan golongan yang lebih kuat itu. Maka dilaranglah mereka dari perbuatan seperti itu. Ad-Dahhak, Qatadah, dan Ibnu Zaid telah mengatakan hal yang semisal.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya Allah hanya menguji kalian dengan hal itu.
Sa’id ibnu Jubair mengatakan, makna yang dimaksud ialah Allah menguji mereka dengan adanya golongan yang lebih banyak. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa Allah sengaja menguji kalian melalui perintah-Nya yang menganjurkan agar kalian memenuhi janji kalian.
Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepada kalian apa yang dahulu kalian perselisihkan.
Kemudian Allah akan memberikan balasan kepada setiap orang yang beramal sesuai dengan baik buruk amalnya.
{وَلا تَكُونُوا} “Dan janganlah kamu,” saat membatalkan perjanjian-perjanjian, menjadi masuk dalam perumpamaan yang terburuk, paling jelek dan benar-benar menunjukkan kebodohan orang yang menjalankannya. Yaitu {كَالَّتِي} “seperti seorang perempuan,” yang memintal (benang) dengan pintalan yang kuat, lalu ketika telah kokoh dan terealisasikan apa yang ia inginkan, maka dia mengurai-kannya dan menjadikannya {أَنْكَاثًا} “bercerai berai kembali.” Sudah kepayahan dalam memintal dan kelelahan untuk menguraikannya, namun dia tidak mendapatkan manfaat (dari perbuatannya) selain kegagalan, kepayahan, dan ketololan akalnya serta kepincangan pikiran. Begitu pula orang yang mengurai perjanjian yang telah dia tetapkan. Ia adalah orang yang berbuat zhalim, bodoh, idiot, kurang agama dan tata krama. Firman Allah, : {تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ} “Kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain,” maksudnya, kondisi demikian ini tidak pantas terjadi pada kalian, yaitu menetapkan sumpah-sumpah yang diteguhkan dan menunggu-nunggu kesempatan, lalu ketika pembuat perjanjian lemah, tidak mampu mengalahkan pihak lain, maka dia memenuhi perjanjian tersebut, bukan karena niatan untuk mengagungkan perjanjian dan sumpah, tetapi untuk melemahkan-nya. Apabila posisinya kuat dan melihat adanya kepentingan dunia-wi dalam pembatalannya, maka dia menggugurkannya, tanpa peduli dengan janji dan sumpahnya kepada Allah. Kejadian-kejadian itu semua terjadi berdasarkan hawa nafsu jiwanya dan lebih mengu-tamakannya daripada keinginan Allah dan norma-norma kemanu-siaan dan moral yang terpuji. Agar kalian menjadi umat yang lebih besar jumlah dan kekuatannya dibandingkan umat lainnya. Ini me-rupakan ujian dan cobaan dari Allah agar [Allah] menguji kalian dengannya melalui cara mendatangkan berbagai sebab kausalitas terjadinya cobaan yang menjadi alat penguji bagi orang yang jujur lagi menepati (janjinya) (dibedakan) dari orang yang jahat lagi ce-laka. {وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ} “Dan sesungguhnya di Hari Kiamat akan dijelaskanNya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu,” maka Allah memberi alasan kepada setiap orang dengan amalan-nya, dan menghinakan orang yang melanggar janji.
Dan janganlah kamu, dalam hal mengingkari janji yang telah diikrarkan dan sumpah yang telah diucapkan, seperti halnya seorang perempuan yang menguraikan kembali benangnya yang sudah dipintal dengan kuat sehingga menjadi cerai berai kembali. Sesungguhnya kamu tahu bahwa itu adalah tindakan bodoh dan buruk. Tindakan seperti itu sama halnya dengan kamu menjadikan sumpah dan perjanjian-Mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya, lebih banyak hartanya, lebih kuat kedudukannya, atau lebih tinggi posisinya dari golongan yang lain. Allah hanya menguji kamu dengan hal itu, yakni dengan adanya kelompok manusia yang lebih kaya dan berkedudukan lebih tinggi, dapatkah kamu tetap menepati janji dan memenuhi sumpahmu. Dan pasti pada hari kiamat kelak akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. Allah akan memberi balasan sesuai perbuatan yang telah kamu lakukan. Usai mengisyaratkan adanya perselisihan di antara umat manusia dalam beberapa persoalan kehidupan, pada ayat ini Allah menyatakan kekuasaannya untuk menghilangkan perselisihan itu seandainya dia berkehendak. Dan jika Allah menghendaki kamu menjadi satu umat, niscaya dia menjadikan kamu satu umat yang memiliki satu pendapat saja, tanpa ada perselisihan sedikit pun di antara kamu, tetapi Allah tidak berbuat demikian karena dia memberi manusia kebebasan untuk memilih jalan sesuai kemauannya: yang sesat atau yang lurus. Dia menyesatkan siapa yang dia kehendaki atas pilihannya memilih jalan kesesatan, dan memberi kemampuan untuk melaksanakan petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki, juga atas pilihannya memilih jalan petunjuk. Tetapi, kamu pasti akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. Kamu akan diminta pertanggungjawaban dan mendapat balasan atas amal perbuatan kamu.
An-Nahl Ayat 92 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 92, Makna An-Nahl Ayat 92, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 92, An-Nahl Ayat 92 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 92
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)