{39} Az-Zumar / الزمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فصلت / Fussilat {41} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ghafir غافر (Yang Maha Pengampun) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 40 Tafsir ayat Ke 7.
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ ﴿٧﴾
allażīna yaḥmilụnal-‘arsya wa man ḥaulahụ yusabbiḥụna biḥamdi rabbihim wa yu`minụna bihī wa yastagfirụna lillażīna āmanụ, rabbanā wasi’ta kulla syai`ir raḥmataw wa ‘ilman fagfir lillażīna tābụ wattaba’ụ sabīlaka wa qihim ‘ażābal-jaḥīm
QS. Ghafir [40] : 7
(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala.
Para malaikat yang memikul ‘Arsy dan para malaikat di sekeliling ‘Arsy dari kalangan para malaikat yang mengelilinginya, mereka menyucikan Allah dari segala kekurangan, memuji-Nya dengan pujian yang layak untuk-Nya, beriman kepada-Nya dengan sebenar-benar iman, memohon kepada-Nya agar memaafkan orang-orang mukmin. Mereka berkata: Ya Rabbana, ilmu dan Rahmat-Mu meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat dari syirik dan kemaksiatan, lalu mengambil jalan yang Engkau perintahkan agar mereka mengambilnya yaitu Islam, dan jauhkanlah mereka dari azab api neraka dan kengeriannya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang malaikat yang terdekat dengan-Nya dari kalangan malaikat pemikul ‘Arasy, yang semuanya ada empat, juga para malaikat Karubiyyin yang ada di sekitarnya. Bahwa mereka selalu bertasbih dan memuji Tuhan mereka, yakni mereka membarengkan tasbih yang artinya menafikan segala kekurangan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan tahmid (pujian) yang artinya mengukuhkan sifat-sifat yang terpuji bagi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
mereka beriman kepada-Nya. (Al-Mu’min: 7)
Yakni tunduk patuh kepada-Nya dengan rendah diri di hadapan-Nya, dan bahwa mereka:
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman. (Al-Mu’min: 7)
dari kalangan penduduk bumi, yaitu orang-orang yang beriman kepada yang gaib. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menugaskan kepada malaikat-malaikat yang terdekat agar mendoakan kaum mukmin tanpa sepengetahuan mereka. Mengingat hal ini merupakan watak dari para malaikat, maka mereka selalu mengamini doa seorang mukmin kepada saudara semukminnya tanpa sepengetahuannya. Seperti yang telah disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim melalui salah satu hadisnya yang mengatakan:
Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, maka malaikat mengamininya dan mendoakan, “Semoga bagimu hal yang semisal.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad alias Ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ubaidah ibnu Sulaiman, dari Muhammad ibnu Ishaq, dari Ya’qub ibnu Atabah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Umayyah ibnu Abu Silt telah berkata benar dalam suatu bait syairnya. Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan: Zuhal bin Saur berada di bawah kaki kanan-Nya, dan pada kaki lainnya terdapat Nisr dan Lais yang berjaga-jaga. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Dia benar.” Lalu berkatalah beliau: Matahari terbit di akhir setiap malam dalam keadaan merah yang warnanya seperti bunga mawar. Ia menolak, dan bila ia tidak terbit untuk kita sesudah malam hari, maka tiada lain ia akan disiksa atau didera. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Benarlah apa yang dikatakannya.”
Sanad hadis ini jayyid (baik). Dan ini memberikan pengertian bahwa para pemikul ‘Arasy pada hari ini ada empat malaikat; dan bila hari kiamat telah terjadi, maka mereka menjadi delapan malaikat. Sebagaimana dijelaskan di dalam firman-Nya:
Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (Al-Haqqah: 17)
Dari sini timbul pertanyaan bagaimanakah cara menggabungkan di antara pengertian yang tersimpulkan dari ayat ini dan hadis ini serta hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud.
Yaitu bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnus Sabbah Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Abu Saur, dari Sammak, dari Abdullah ibnu Umairah, dari Al-Ahnaf, dari Qais, dari Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib r.a. yang menceritakan bahwa ketika ia berada di Bat-hah bersama dengan sekumpulan orang yang di antaranya terdapat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berlalulah di atas mereka sekumpulan awan. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memandang ke arahnya dan bertanya, “Bagaimanakah kalian menamakan ini?” Mereka menjawab, “Sahab (awan).” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Muzn (awan yang mengandung air hujan).” Lalu mereka menyebutkan Muzn. Dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,” ‘Anan (mendung).” Mereka menyebutnya ‘Anan pula. Abu Daud mengatakan bahwa ia tidak biasa menyebut ‘Anan. Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Tahukah kalian, berapa jauhkah jarak antara bumi dan langit?” Mereka menjawab, “Kami tidak mengetahui.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Jarak di antara keduanya adalah tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua atau tujuh puluh tahun. Kemudian di atas langit itu ada langit lagi hingga tujuh lapis langit. Di atas tujuh lapis langit terdapat lautan yang antara dasar dan permukaannya sama dengan jarak antara suatu langit ke langit yang di atasnya. Kemudian di atas semuanya itu terdapat delapan ekor kambing gunung, yang jarak di antara kuku dan punggungnya sama dengan jarak antara satu langit ke langit yang lainnya. Kemudian di atas punggung delapan ekor kambing gunung itu terdapat ‘Arasy yang jarak antara bagian bawahnya sampai bagian atasnya sama dengan jarak antara suatu langit ke langit yang lain. Kemudian di atas semuanya itu adalah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”
Kemudian Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Ibnu Majah meriwayatkannya melalui Sammak ibnu Harb dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib.
Ini menunjukkan bahwa malaikat penjunjung ‘Arasy semuanya ada delapan, seperti yang dikatakan oleh Syahr ibnu Hausyab, bahwa para malaikat pemikul ‘Arasy ada delapan; empat malaikat di antaranya selalu mengucapkan, “Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepadaMu, bagi-Mu segala puji atas sifat Penyantun-Mu sesudah sifat ‘ilmu-Mu.” Dan empat malaikat lainnya selalu mengucapkan, “Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, bagi-Mu segala puji atas sifat Pemaaf-Mu yang dibarengi dengan sifat Kuasa-Mu.”
Karena itulah apabila mereka memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman, mereka mengucapkan:
Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu. (Al-Mu’min: 7)
Yakni rahmat-Mu memuat semua dosa dan kesalahan mereka, dan ilmuMu meliputi semua perbuatan, ucapan, gerakan, dan diamnya mereka.
maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau. (Al-Mu’min: 7)
Maksudnya, maafkanlah orang-orang yang berdosa bila mereka bertobat dan kembali taat kepada-Mu serta menghentikan perbuatan dosanya, dan mengikuti apa yang telah Engkau perintahkan kepada mereka, yaitu mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala. (Al-Mu’min: 7)
Yakni jauhkanlah mereka dari azab neraka Jahim yang sangat pedih lagi sangat menyakitkan itu.
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang kesempurnaan kemahalembutanNya terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan berbagai sebab-sebab yang di luar kemampuan mereka yang telah Dia sediakan untuk kebahagiaan mereka, seperti permohonan ampunan para malaikat al-muqarrabin untuk mereka dan doa-doanya untuk kebaikan agama dan akhirat mereka. Dan di dalam kabar itu terdapat informasi tentang kemuliaan para malaikat yang bertugas memikul Arasy dan para malaikat lainnya yang berada di dekatnya, serta kedekatan mereka dari Allah, Rabb mereka, dan betapa banyaknya ibadah (pengabdian mereka kepada Allah) dan nasihat mereka kepada hamba-hamba Allah, karena mereka mengetahui bahwa Allah mencintai perbuatan yang mereka lakukan itu. Allah berfirman, الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ “Yang memikul ‘Arasy,” maksudnya, Arasy Allah Yang Maha Pengasih, yang merupakan atap bagi seluruh makhluk, ia adalah makhluk yang paling besar, paling luas, paling indah dan terdekat kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, yang luasnya melebihi langit, bumi, dan kursiNya. Para malaikat tersebut telah diberi tugas oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ untuk memikul ‘ArasyNya yang agung itu. Maka tidak diragukan bahwa mereka lebih besar, lebih agung, dan lebih kuat daripada para malaikat lainnya. Mereka dipilih oleh Allah untuk memikul ‘ArasyNya dan diistimewakan dengan dzikir dan dekat dariNya, membuktikan bahwa mereka adalah jenis malaikat yang paling utama. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
“Dan ada delapan malaikat yang memikul Arasy Rabbmu pada saat itu.” (Al-Haqqah: 17).
وَمَنْ حَوْلَهُ “Dan para malaikat yang berada di sekelilingnya,” yaitu para malaikat yang didekatkan karena kedudukan dan keutamaan mereka, يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ “bertasbih memuji Rabbnya.” Ini adalah suatu sanjungan buat mereka karena betapa banyaknya ibadah mereka kepada Tuhannya, terutama ibadah dalam bentuk tasbih dan tahmid. Semua bentuk ibadah-ibadah lainnya adalah termasuk dalam tasbih dan tahmid kepada Allah. Sebab, ia merupakan pe-nyucian terhadap Allah dari perbuatan mengalihkan ibadah-ibadah kepada selain Dia, dan merupakan pujian kepadaNya. Bahkan pu-jian itu adalah ibadah kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ. Adapun ucapan seseorang, “Subhanallah wa bihamdih,” termasuk di dalamnya dan merupakan salah satu bentuk ibadah. وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا “Dan mereka meminta-kan ampun bagi orang-orang yang beriman.” Ini adalah salah satu di antara faidah-faidah dan keutamaan-keutamaan beriman yang sangat banyak itu, yaitu di mana para malaikat yang sama sekali tidak mempunyai dosa memohonkan ampun untuk orang-orang yang beriman. Jadi, seorang Mukmin, karena imannya memperoleh karunia yang sangat agung ini.
Oleh karena ampunan itu mempunyai sebab-sebab lazim yang tidak akan bisa diperoleh tanpanya, -tidak seperti yang terbesit dalam banyak dugaan orang, yaitu bahwa memohon dan meminta ampunan itu bisa diperoleh, yang ujungnya adalah hanya sekedar pengampunan dosa- maka Allah menyebutkan pola permohonan para malaikat tersebut untuk orang-orang yang beriman supaya diberi ampun, yaitu menyebutkan hal-hal yang harus, yang tidak akan pernah tercapai kecuali dengannya, seraya berfirman, رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا “Ya Rabb kami, rahmat dan ilmuMu meliputi segala sesuatu.” Jadi, ilmu pengetahuanMu sudah meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi dariMu dan tidak ada sesuatu apa pun sebesar dzarrah (biji sawi) di bumi atau di langit, atau yang lebih kecil atau yang lebih besar darinya yang lepas dari pengetahuanMu. Dan rahmatMu (kasih sayangMu) meliputi segala sesuatu. Alam semesta, yang di atas dan yang di bawah telah dipenuhi oleh rahmat Allah جَلَّ جَلالُهُ dan meliputi mereka semuanya dan yang telah sampai kepada apa yang telah dirasakan oleh makhlukNya. فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا “Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat” dari syirik dan maksiat, وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ “dan mengikuti jalanMu,” yaitu mengikuti para rasulMu dengan mengesakanMu dan taat kepadaMu, وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ “dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,” maksudnya, lindungilah mereka dari azab itu sendiri dan lindungilah mereka dari segala sebab-sebab yang dapat menceburkan mereka ke dalam azab tersebut.
Pada ayat-ayat yang lalu telah digambarkan bagaimana bentuk permusuhan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap para rasul dan orang-orang beriman. Maka, untuk mengimbangi hal itu, ayat-ayat berikut menggambarkan bagaimana bentuk kasih sayang para malaikat terhadap para rasul dan orang-orang beriman. Ketahuilah bahwa malaikat-malaikat yang memikul ‘arsy dan juga malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih dengan memuji tuhannya, dan mereka semua senantiasa beriman kepada-Nya, serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman seraya bermohon, ‘ya tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu sangatlah luas, dan meliputi segala sesuatu. Maka, atas perkenan-Mu, ya Allah, berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat kembali ke jalan-Mu dan orang yang sejak awal telah mengikuti jalan agama-Mu, dan peliharalah mereka dari azab dan siksa neraka yang apinya menyala-Nyala. 8. Para malaikat meneruskan permohonan mereka kepada Allah, ‘ya tuhan kami yang maha pengasih lagi maha penyayang, masukkanlah mereka, orang-orang mukmin itu, ke dalam surga ‘adn, yang sebelumnya telah engkau janjikan kepada mereka, dan yang juga telah engkau janjikan kepada orang yang saleh di antara nenek moyang, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, engkaulah tuhan yang mahaperkasa lagi mahabijaksana.
Ghafir Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Ghafir Ayat 7, Makna Ghafir Ayat 7, Terjemahan Tafsir Ghafir Ayat 7, Ghafir Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ghafir Ayat 7
Tafsir Surat Ghafir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)