{63} Al-Munafiqun / المنافقون | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الطلاق / At-Thalaq {65} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taghabun التغابن (Hari Dinampakkan Kesalahan-Kesalahan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 64 Tafsir ayat Ke 11.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿١١﴾
mā aṣāba mim muṣībatin illā bi`iżnillāh, wa may yu`mim billāhi yahdi qalbah, wallāhu bikulli syai`in ‘alīm
QS. At-Taghabun [64] : 11
Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Suatu bencana tidaklah akan menimpa seseorang kecuali atas izin Allah dan ketentuan-Nya. Siapa saja yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberikan petunjuk kepada hatinya untuk berserah diri dalam menjalankan perintah dan ridha dengan ketetapan-Nya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. tidak ada sesuatu pun yang dapat disembunyikan dari-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan kembali apa yang telah Dia ceritakan di dalam surat Al-Hadid, yaitu firman-Nya:
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22)
Demikian pula hal yang sama disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya:
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. (At-Taghabun: 11)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dengan perintah Allah, yakni dengan kekuasaan dan kehendak-Nya.
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At-Taghabun: 11)
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. (At-Taghabun: 11)
Yakni mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah dan mengatakan:
Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah kami dikembalikan. (Al-Baqarah: 156)
Di dalam hadis yang telah disepakati disebutkan sebagai berikut:
Sungguh mengagumkan orang mukmin itu, tiadalah Allah memutuskan suatu keputusan baginya kecuali adalah kebaikan belaka baginya. Jika ia tertimpa kedukaan, maka ia bersabar, dan bersabar itu adalah baik baginya. Dan jika ia mendapat kesukaan, maka bersyukurlah ia dan bersyukur itu lebih baik baginya. Dan hal itu tidak didapati pada seorang pun kecuali pada diri orang mukmin.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah menceritakan kepada kami Al-Haris ibnu Yazid, dari Ali ibnu R’abbah; ia pernah mendengar Junadah ibnu Abu Umayyah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ubadah ibnus Samit mengatakan, sesungguhnya pernah ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu bertanya, “Amal apakah yang paling utama?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Iman kepada Allah, membenarkan-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Lelaki itu bertanya lagi, “Aku bermaksud hal yang lebih ringan daripada semuanya itu, wahai Rasulullah.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Janganlah kamu berburuk prasangka kepada Allah terhadap sesuatu yang telah ditetapkan-Nya atas dirimu.
Para pemilik kitab sunan tiada yang mengetengahkannya.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.” Ini berlaku secara umum untuk berbagai musibah yang menimpa diri, harta, anak, orang-orang tercinta, dan lainnya. Semua yang menimpa manusia berdasarkan Qadha` dan Qadar Allah جَلَّ جَلالُهُ. Allah جَلَّ جَلالُهُ telah mengetahui hal itu sebelumnya, penaNya telah menulis semua takdir dan ketentuan. Dengan pena itu, kehendak dan hikmahNya berlaku. Namun yang amat penting adalah apakah manusia menunaikan tugasnya dalam hal Qadha` dan Qadar ataukah tidak? Jika ia menunaikannya, maka ia akan mendapatkan pahala yang besar dan indah, baik di dunia maupun di akhirat. Jika percaya bahwa semua yang menimpanya berasal dari sisi Allah جَلَّ جَلالُهُ, merelakannya, dan menyerahkan masalahnya, maka Allah جَلَّ جَلالُهُ akan menunjukkan hatinya sehingga ia akan merasa tenang dan tidak gentar ketika tertimpa berbagai musibah, tidak seperti yang terjadi pada orang yang hatinya tidak diberi petunjuk oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ. Allah جَلَّ جَلالُهُ memberikan keteguhan pada orang yang hatinya diberi petun-juk ketika musibah datang serta bersikap sabar. Dengan demikian, ia mendapatkan pahala besar di samping pahala besar yang disimpan Allah جَلَّ جَلالُهُ pada Hari Pembalasan kelak. Ini sejalan dengan Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).
Dari sini dapat diketahui, bahwa orang yang tidak beriman kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ pada saat tertimpa musibah karena tidak memahami takdir dan ketentuan Allah جَلَّ جَلالُهُ namun hanya terbatas pada sebab-sebabnya saja, maka ia telah dihinakan, dan Allahpun menyerahkan urusannya itu pada dirinya sendiri. Apabila seorang hamba telah diserahkan pada dirinya sendiri padahal jiwa manusia itu hanya bisa berkeluh kesah dan bersedih, maka hal itu merupakan siksaan yang disegerakan bagi seorang hamba sebelum siksaan akhirat nanti karena tidak menunaikan kewajiban bersabar. Inilah yang berkaitan dengan Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ, وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya,” yakni ketika tertimpa musibah. Adapun yang berkaitan dengan keumuman tekstual ayat, Allah جَلَّ جَلالُهُ memberitahukan bahwa setiap orang yang beriman (maksudnya, dengan keimanan sesuai yang diperintahkan yaitu beriman kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, malaikat, kitab, rasul, Hari Akhir, dan takdir, baik dan buruknya) dan membuktikan kebenaran imannya dengan menunaikan tuntutan-tuntutan serta kewajiban-kewajiban iman, faktor yang dilakukan oleh seorang hamba seperti ini merupakan faktor terbesar hidayah Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam perkataan, perbuatan, dan di segala halnya, dan juga dalam ilmu dan amalnya. Ini adalah balasan terbaik yang diberikan Allah bagi orang-orang yang beriman. Sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ ketika memberitahukan bahwa Dia meneguhkan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan di akhirat. Asal mula keteguhan adalah keteguhan hati, kesabaran, dan keyakinannya ketika tertimpa berbagai musibah. Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ yang dimaksud adalah,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27).
Orang yang beriman adalah orang yang hatinya mendapatkan hidayah dan paling kuat ketika tertimpa berbagai musibah yang merisaukan. Hal itu dikarenakan keimanan yang tertanam pada diri mereka.
Allah tidak hanya menciptakan makhluk, tetapi juga mengatur seluruh makhluk. Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa seseorang dalam kehidupan ini, kecuali dengan izin Allah, karena Allah mengetahui dan mengatur kehidupan ini; dan barang siapa beriman kepada Allah dengan istikamah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya dengan memantapkan imannya. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu yang terjadi di jagat raya maupun yang terjadi di jagat kecil, sanubari manusia. 12. Allah mengajarkan kepada manusia cara yang benar dan tepat dalam hidup ini. Dan taatlah wahai manusia kepada Allah dengan beriman dan melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya; dan taatlah kepada rasul dengan mengikuti sunah-sunahnya. Jika kamu berpaling dari Allah dengan kufur atau mengabaikan perintah-Nya dan berpaling dari rasul dengan melupakan sunahnya, maka sesungguhnya kewajiban rasul kami hanyalah menyampaikan ajaran Allah kepada umat manusia dengan terang sehingga manusia mengenal ajaran Allah dengan benar.
At-Taghabun Ayat 11 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taghabun Ayat 11, Makna At-Taghabun Ayat 11, Terjemahan Tafsir At-Taghabun Ayat 11, At-Taghabun Ayat 11 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taghabun Ayat 11
Tafsir Surat At-Taghabun Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)