{69} Al-Haqqah / الحاقة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | نوح / Nuh {71} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ma’arij المعارج (Tempat Naik) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 70 Tafsir ayat Ke 44.
خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۚ ذَٰلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ ﴿٤٤﴾
khāsyi’atan abṣāruhum tar-haquhum żillah, żālikal-yaumullażī kānụ yụ’adụn
QS. Al-Ma’arij [70] : 44
pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka.
Maka biarkanlah orang-orang kafir itu tenggelam dalam kebatilan dan bermain-main dengan kehidupan dunia mereka sampai mereka menemui hari Kiamat yang diancamkan bagi mereka dengan siksaan. Pada hari iru mereka keluar dari kubur dengan bergegas sebagaimana mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala untuk menyembahnya sewaktu di dunia. Mereka menundukkan pandangannya ke bumi diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancaman kepada mereka sewaktu di dunia, tetapi mereka mengejek dan mendustakannya.
Selanjutnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Maka biarkanlah mereka. (Al-Ma’arij: 42)
Yaitu biarkanlah mereka, hai Muhammad.
tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main. (Al-Ma’arij: 42)
Maksudnya, biarkanlah mereka dalam kedustaan, kekafiran, dan keingkarannya.
sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka. (Al-Ma’arij: 42)
Yakni kelak mereka akan mengetahui akibat dari perbuatannya dan akan merasakan buah dari sepak terjangnya.
(yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia).(Al-Ma’arij:43)
Yaitu mereka bangkit dari kuburnya masing-masing, apabila Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi memanggil mereka untuk menjalani hisab di mauqif (tempat pemberhentian). Mereka bangkit dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala sembahannya. Ibnu Abbas, Mujahid, Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna nusuh ialah ‘alam alias berhala-berhala. Abul Aliyah dan Yahya ibnu Abu Kasir mengatakan, makna yang dimaksud ialah sebagaimana mereka pergi dengan segera ke tujuannya.
Jumhur ulama ada yang membacanya nasbin yang bermakna mansub, artinya berhala yang dipancangkan. Sedangkan Al-Hasan AL-Basri membacanya nusub yang artinya berhala sembahan mereka. Seakan-akan langkah mereka yang cepat menuju ke mauqif sama dengan langkah mereka saat di dunia bila menuju ke tempat sembahan-sembahan mereka, mereka pergi bergegas untuk mencapainya, siapa yang paling dahulu dari mereka yang mengusapnya. Pendapat ini diriwayatkan dari Mujahid, Yahya ibnu Abu Kasir, Muslim Al-Batin, Qatadah, Ad-Dahhak, Ar-Rabi’ ibnu Anas, Abu Saleh, Asim ibnu Bahdalah, Ibnu Zaid, dan lain-lainnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya. (Al-Ma’arij: 44)
Yakni menundukkan pandangan mata mereka.
(serta) diliputi kehinaan. (Al-Ma’arij: 44)
Hal ini sebagai pembalasan atas kesombongan mereka sewaktu di dunia, karena mereka tidak mau taat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka. (Al-Ma’arij: 44)
43-44. Kemudian Allah menyebutkan kondisi manusia ketika mereka bertemu dengan hari yang dijanjikan, “(Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat,” yakni dari dalam kubur-kubur dengan bersegera memenuhi panggilan penyeru, “seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),” yakni seolah-olah mereka pergi menuju tanda yang menggiring mereka, mereka tidak kuasa membangkang penyeru dan menyimpang dari ajakan penyeru, mereka tunduk dan dipaksa untuk berdiri di hadapan Rabb semesta alam, “dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan,” karena kehinaan dan keresahan telah menguasai hati mereka dan bersemayam dalam benak mereka. Pandangan merasa takut dan tidak ada gerakan, serta terputuslah suara. Inilah kondisi dan akibat yang merupakan hari mereka itu nanti, “yang dahulunya diancamkan kepada mereka,” dan janji Allah pasti akan dipenuhi.
Mereka bergegas dan pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka yang dahulu ketika di dunia selalu mereka olok-olokkan bahkan mereka meminta disege-rakan. 1. Pada penutup surah sebelumnya diuraikan tentang ancaman siksa yang akan diterima kaum yang durhaka. Di awal surah ini diuraikan kisah nabi nuh dan kaumnya sebagai peringatan bagi siapa saja termasuk kaum musyrik mekah, apabila durhaka maka bagi Allah mudah untuk mengazabnya. Sesungguhnya kami telah mengutus nuh kepada kaumnya dengan perintah, ‘berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih. ‘.
Al-Ma’arij Ayat 44 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ma’arij Ayat 44, Makna Al-Ma’arij Ayat 44, Terjemahan Tafsir Al-Ma’arij Ayat 44, Al-Ma’arij Ayat 44 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ma’arij Ayat 44
Tafsir Surat Al-Ma’arij Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)