{80} ‘Abasa / عبس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإنفطار / Al-Infitar {82} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Takwir التكوير (Menggulung) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 81 Tafsir ayat Ke 6.
وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ ﴿٦﴾
wa iżal-biḥāru sujjirat
QS. At-Takwir [81] : 6
dan apabila lautan dipanaskan,
Apabila matahari digulung dan hilang sinarnya. Apabila bintang-bintang berjatuhan lalu hilang cahayanya. Apabila gunung-gunung dihempaskan dari permukaan bumi, sehingga menjadi debu beterbangan. Apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan dan dibiarkan. Apabila binatang-binatang liar dikumpulkan dan dibaurkan, agar Allah membalaskan satu dengan yang lainnya. Apabila lautan dinyalakan, kemudian menjadi api yangbesar dan berkobar. Apabila ruh-ruh dipertemukan dengan yang tubuhnnya. Apabila anak-anak kecil yang dikubur hidup-hidup ditanya pada Hari Kiamat dengan pertanyaan untuk menghiburnya dan membuat menangis orang yang menguburnya, “Karena dosa apakah ia dikubur hidup-hidup?” Apabila catatan-catatan amal disodorkan. Apabila langit dilenyapkan dan dihilangkan dari tempatnya semula. Apabila neraka dinyalakan lalu menyala-nyala. Dan apabila surga didekatkan kepada para penghuninya, yaitu orang-orang yang bertakwa. Apabila semua itu telah terjadi, maka setiap jiwa yakin dan melihat apa yang telah dikerjakannya berupa kebaikan atau keburukan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ}
dan apabila lautan dipanaskan (At-Takwir: 6)
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya’qub, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, dari Daud, dari Sa’id ibnul Musayyab yang mengatakan bahwa Ali r.a. bertanya kepada seorang lelaki Yahudi,”Di manakah neraka Jahanam itu?'” Lelaki itu menjawab, “Di laut.” Kemudian Ali berkata, bahwa menurutnya lelaki Yahudi itu benar dalam jawabannya, karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman: dan laut yang di dalam tanahnya ada api. (at-Tur: 6) Dan firman-Nya: dan apabila lautan dipanaskan (At-Takwir: 6)
Ibnu Abbas dan selainnya yang bukan hanya seorang telah mengatakan bahwa Allah mengirimkan angin dabur ke laut. Maka laut menjadi mendidih karenanya, kemudian berubah menjadi api yang menyala-nyala dengan hebatnya. Hal ini telah diterangkan sebelumnya pada tafsir firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: dan laut yang di dalam tanahnya ada api. {At-Tur: 6)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain ibnul Junaid, telah menceritakan kepada kami Abu Tahir, telah menceritakan kepadaku Abdul Jabbar ibnu Sulaiman alias Abu Sulaiman An-Naffat seorang syekh yang mirip dengan Malik ibnu Anas, dari Mu’awiyah ibnu Sa’id yang mengatakan bahwa laut ini mengandung berkah, yakni Laut Rum (sekarang Laut Tengah), ia berada di pertengahan bumi, dan semua sungai bermuara kepadanya, juga lautan-lautan yang besar. Sedangkan bagian bawahnya terdapat sumur-sumur yang ditutup dengan tembaga. Maka apabila hari kiamat tiba, laut ini menjadi lautan api. Akan tetapi. asar ini garib lagi aneh.
Di dalam Sunan Abu Daud disebutkan:
“لَا يَرْكَبُ الْبَحْرَ إِلَّا حَاجٌّ أَوْ مُعْتَمِرٌ أَوْ غَازٍ، فَإِنَّ تَحْتَ الْبَحْرِ نَارًا، وَتَحْتَ النَّارِ بَحْرًا” الْحَدِيثَ
Tidaklah laut ditempuh kecuali oleh orang yang pergi berhaji, atau umrah atau berperang. Dan sesungguhnya di bawah laut terdapat api, dan di bawah api terdapat laut lainnya. hingga akhir hadis,
yang pembahasannya telah dikemukakan dalam tafsir surat Fathir.
Mujahid dan Al-Hasan ibnu Muslim mengatakan, sujjirat artinya dinyalakan menjadi api. Al-Hasan mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dikeringkan atau menjadi kering. Ad-Dahhak dan Qatadah mengatakan bahwa airnya menjadi surut, lalu lenyap, hingga tiada setetes air pun yang tersisa padanya. Ad-Dahhak mengatakan pula bahwa makna sujjirat ialah diledakkan. As-Saddi mengatakan, yang dimaksud ialah dibuka dan diubah. Ar-Rabi’ ibnu Khaisam mengatakan bahwa makna sujjirat ialah diluapkan.
Ayat 1-14
Maknanya, bila hal-hal besar ini terjadi, manusia akan menjadi jelas perbedaannya (satu sama lain). Masing-masing mengetahui perbuatannya yang telah dilakukan untuk Hari Akhirat serta segala yang dilakukan, baik dan buruknya. Karena ketika Hari Kiamat terjadi, matahari digulung, rembulan dipadamkan cahayanya dan keduanya dlemparkan ke neraka. “Dan apabila bintang-bintang berjatuhan,” yakni berubah dan berguguran dari garis edarnya. “Dan apabila gunung-gunung dihancurkan,” yakni berubah menjadi tumpukan pasir yang beterbangan lalu berubah seperti kapas yang berhamburan lalu berubah kemudian menjadi debu beterbangan dan dilenyapkan dari tempatnya. “Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan),” artinya, pada hari itu manusia tidak lagi memperdulikan harta-harta mereka yang berharga yang dulunya mereka pedulikan dan mereka jaga setiap waktu. Lalu datanglah kengerian yang membuat mereka melalaikannya. Allah mengingatkan dengan unta-unta bunting yang merupakan harta paling berharga bagi bangsa Arab kala itu, tapi maknanya berlaku untuk semua barang yang berharga.
“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,” yakni dikumpulkan pada Hari Kiamat agar Allah menghukumi satu sama lain dan semua manusia mengetahui sempurnanya keadilan Allah hingga ia menghukum qishash pada kambing bertanduk untuk kambing yang tidak bertanduk seraya dikatakan padanya,. “Jadilah dabu” “Dan apabila lautan dipanaskan,” yaitu dinyalakan sehingga saking besarnya api yang dinyalakan. “Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh),” yakni setiap jiwa yang berbuat disandingkan pada padanannya; yang baik dipertemukan dangan yang baik dan yang keji dipertemukan dengan yang keji. Orang-orang yang beriman dinikahkan dengan bidadari bermata jeli sedangkan orang-orang kafir dinikahkan dengan setan-setan. Hal ini seperti yang disebutkan dalam Firman Allah,
“Orang-orang kafir dibawa ke Neraka Jahanam bergerombol-gerombol.” (Az-Zumar:71)
“Dan orang-orang yang bertakwa dibawa ke surga bergerombol-gerombol.” (Az-Zumar:73).
“Kumpulkanlah orang-orang zhalim dan istri-istri mereka.” (Ash-Shaffat:22).
“dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,” tentang apa yang pernah dilakukan oleh orang-orang jahiliah dengan mengubur hidup-hidup anak perempuan tanpa sebab, hanya karena takut melarat. Ia ditanya , “karena dosa apakah dia dibunuh,” dan sebagaimana diketahui, ia tidak memiliki dosa apapun. Dalam ayat ini terdapat celaan bagi orang yang membunuhnya. “dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia),” yang mencakup semua pekerjaan yang dilakukan orang, baik dan buruknya “dibuka,” dan dibagikan untuk pemiliknya. Ada yang mengambil catatan amalnya dengan tangan kanan, ada yang mengambil dengan tangan kiri dan ada juga yang mengambil dari belakang punggung.
“Dan apabila langit dilenyapkan,” yaitu diilenyapkan sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang lain “dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang.” (Al-Furqon:25).
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamannya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (Az-Zumar:67).
“Dan apabila Neraka Jahim dinyalakan,” yakni dinyalakan hingga berkobar hebat tidak seperti sedia kala. “Dan apabila surga didekatkan,” yakni didekatkan pada orang-orang yang bertakwa. “maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui,” yaitu masing-masing jiwa karena disebutkan dalam konteks syarat, seperti yang disebutkan dalam Firman Allah,
“Dan mereka menemukan apa yang mereka perbuat hadir.” (Al-Kahfi:49).
Sifat-sifat Hari Kiamat yang disebutkan oleh Allah di atas adalah termasuk sifat-sifat yang menggetarkan jiwa dan semakin memperbesar musibah, membuat badan menggigil, menyebarkan rasa takut, dan mendorong orang-orang yang berakal agar mempersiapkan diri menghadapi hari itu serta melarang mereka melakukan segala sesuatu yang mengundang celaan. Karena itu ada orang salaf berkata, “barangsiapa yang ingin mempersiapkan diri untuk Hari Kiamat, seolah-olah ia telah melihatnya dengan mata kepala, hendaklah merenungkan ayat, “dan apabila matahari digulung.”
1-7. Allah mengawali surah ini dengan menyebutkan dua belas peristiwa besar yang akan terjadi pada hari kiama ‘ disebutkan dari ayat 1 s. D. 13. Apabila matahari yang demikian besar digulung dengan mudah seperti halnya serban, hingga cahayanya memudar dan redup. Dan apabila bintang-bintang yang begitu banyak dan menghiasi cakrawala berjatuhan, tidak berada di garis edarnya lagi akibat hilangnya gaya tarikmenarik antar-benda langit. Dan apabila gunung-gunung yang demikian tegar dan kukuh dihancurkan hingga luluh lantak menjadi pasir, kemudian diempaskan oleh angin dahsyat dengan mudahnya seperti gumpalan kapas raksasa yang beterbangan. Dan apabila unta-unta yang bunting dan menjadi harta yang dibanggakan ditinggalkan begitu saja dan tidak lagi dipedulikan dan diurus oleh pemiliknya. Hal ini mengisyaratkan betapa besar kebingungan yang meliputi manusia saat kiamat tiba. Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan untuk diberi balasan bila berbuat aniaya kepada sesamanya. Binatang liar yang saling memusuhi saat itu bisa dikumpulkan menjadi satu dalam suasanya yang sangat menegangkan. Dan apabila lautan dipanaskan dan dijadikan meluap. Air laut memanas akibat munculnya kobaran api mahadahsyat dari dasarnya. Dan apabila roh-roh dipertemukan dengan tubuh sehingga manusia hidup kembali dalam suasana yang sama sekali berbeda dari kehidupan dunia. Manusia saat itu bergabung dengan manusia lain yang senasib; penaat bersama penaat, begitupun sebaliknya
At-Takwir Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Takwir Ayat 6, Makna At-Takwir Ayat 6, Terjemahan Tafsir At-Takwir Ayat 6, At-Takwir Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Takwir Ayat 6
Tafsir Surat At-Takwir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)