{80} ‘Abasa / عبس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإنفطار / Al-Infitar {82} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Takwir التكوير (Menggulung) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 81 Tafsir ayat Ke 23.
وَلَقَدْ رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ ﴿٢٣﴾
wa laqad ra`āhu bil-ufuqil-mubīn
QS. At-Takwir [81] : 23
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang.
Muhammad yang kalian kenal itu bukanlah orang yang gila. Beliau telah melihat Jibril yang datang kepadanya dengan membawa risalah dalam wujud aslinya sebagaimana yang diciptakan Allah di ufuk yang besar dari arah timur di Mekah. Ini adalah penglihatan pertama yang terjadi di gua Hira. Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bukanlah seorang yang bakhil dalam menyampaikan wahyu. Al-Qur’an bukanlah perkataan setan yang terkutuk yang dijauhkan dari rahmat Allah, tetapi Al-Qur’an adalah kalam Allah dan wahyu-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{وَلَقَدْ رَآهُ بِالأفُقِ الْمُبِينِ}
Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. (At-Takwir: 23)
Yakni sesungguhnya Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ benar-benar telah melihat Jibril yang datang kepadanya membawa wahyu dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam rupa aslinya lengkap dengan enam ratus sayapnya.
{بِالأفُقِ الْمُبِينِ}
di ufuk yang terang. (At-Takwir: 23)
Yaitu dengan jelas dan terang. Ini merupakan penglihatan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepadanya yang pertama, yaitu saat beliau berada di Lembah Batha. yang hal ini disebutkan oleh firman-Nya:
yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (An-Najm: 5-10)
Sebagaimana yang telah disebutkan keterangannya dalam tafsir surat An-Najm berikut dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan dia adalah Malaikat Jibril.
Menurut makna lahiriah ayat, surat ini diturunkan sebelum malam Isra, karena di dalamnya tidak disebutkan kecuali hanya penglihatan ini, yaitu penglihatannya yang pertama. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Adapun penglihatan beliau kepada Jibril a.s. pada yang kedua kalinya adalah yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرى عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهى عِنْدَها جَنَّةُ الْمَأْوى إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشى
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lalu, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. (An-Najm: 13-16)
Maka hal ini hanya disebutkan di dalam surat An-Najm, dan surat An-Najm telah diturunkan sesudah surat Al-Isra.
(23) وَلَقَدْ رَآهُ بِالأفُقِ الْمُبِينِ “Dan sungguh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu pernah melihat Jibril di ufuk yang terang,” yakni Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bukanlah seorang yang tertuduh menambahi, mengurangi, atau menyembunyikan sebagian yang diwahyukan Allah جَلَّ جَلالُهُ padanya, tapi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah orang yang paling terpercaya dari kalangan penduduk bumi dan langit yang menyampaikan risalah Rabbnya dengan nyata, sama sekali tidak bersifat bakhil pada orang kaya, orang miskin, pemimpin, rakyat, orang lelaki, perempuan, orang kota, orang desa, dan lainnya. Karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ mengutus beliau di tengah-tengah kaum yang tidak bisa membaca dan menulis lagi bodoh. Dan belumlah Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ meninggal dunia, tapi mereka semua telah menjadi ulama-ulama rabbani dan ilmuan-ilmuan yang memiliki pikiran tajam. Puncak segala ilmu berakhir pada mereka, mereka adalah para guru sedangkan lainnya paling tinggi hanyalah murid-murid mereka.
Ayat ini menegaskan pertemuan antara jibril dalam wujudnya yang asli dengan nabi Muhammad sesaat setelah nabi menerima wahyu pertama di gua hira. Kaum musyrik mendustakan hal tersebut. Dan sungguh, dia telah melihatnya, yakni melihat jibril, di ufuk yang terang, sehingga tidak dapat diragukan bahwa sosok yang datang itu adalah jibril. 24. Dan dia bukanlah orang yang kikir untuk menerangkan ihwal perkara yang gaib, seperti Allah, malaikat, dan hari kiamat. Nabi dengan senang hati memberi penjelasan demi kemaslahatan banyak orang. Hal ini berbeda dari para dukun yang hanya mau membeberkan hal yang rahasia jika diberi imbalan.
At-Takwir Ayat 23 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Takwir Ayat 23, Makna At-Takwir Ayat 23, Terjemahan Tafsir At-Takwir Ayat 23, At-Takwir Ayat 23 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Takwir Ayat 23
Tafsir Surat At-Takwir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)