{80} ‘Abasa / عبس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإنفطار / Al-Infitar {82} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Takwir التكوير (Menggulung) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 81 Tafsir ayat Ke 24.
وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ ﴿٢٤﴾
wa mā huwa ‘alal-gaibi biḍanīn
QS. At-Takwir [81] : 24
Dan dia (Muhammad) bukanlah seorang yang kikir (enggan) untuk menerangkan yang gaib.
Muhammad yang kalian kenal itu bukanlah orang yang gila. Beliau telah melihat Jibril yang datang kepadanya dengan membawa risalah dalam wujud aslinya sebagaimana yang diciptakan Allah di ufuk yang besar dari arah timur di Mekah. Ini adalah penglihatan pertama yang terjadi di gua Hira. Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bukanlah seorang yang bakhil dalam menyampaikan wahyu. Al-Qur’an bukanlah perkataan setan yang terkutuk yang dijauhkan dari rahmat Allah, tetapi Al-Qur’an adalah kalam Allah dan wahyu-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ}
Dan dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang gaib. (At-Takwir: 24)
Artinya, Muhammad bukanlah orang yang disangsikan terhadap apa yang diturunkan Allah kepadanya. Di antara ulama ada yang membacanya dengan memakai dad bukan za sehingga artinya menjadi bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan apa yang diturunkan Allah kepadanya, bahkan dia menyampaikannya kepada setiap orang.
Sufyan ibnu Uyaynah mengatakan bahwa za-nin dan da-nin mempunyai makna yang sama, yakni dia bukanlah orang yang pendusta dan bukan pula orang yang pendurhaka; za-nin orang yang diragukan, dan da-nin orang yang kikir.
Qatadah mengatakan bahwa pada mulanya Al-Qur’an merupakan hal yang gaib, lalu Allah menurunkannya kepada Nabi Muhammad. Maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak kikir terhadap manusia, bahkan beliau menyebarkannya, menyampaikannya, dan memberikannya kepada setiap orang yang menghendakinya. Hal yang sama dikatakan oleh ikrimah dan Ibnu Zaid serta selain keduanya yang bukan hanya seorang; Ibnu Jarir memilih pendapat yang membacanya dengan qiraat dad yakni danin.
Menurut hemat penulis, kedua pendapat (qiraat) sama-sama mutawatir dalilnya, dan maknanya sahih sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Ayat 24
“dan Muhammad bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib” yakni Muhammad bukanlah seorang yang tertuduh menambahi, mengurangi, atau menyembunyikan sebagian yang diwahyukan Allah padanya, tapi Muhammad adalah yang paling terpercaya dari kalangan penduduk bumi dan langit yang menyampaikan risalah Rabbnya dengan nyata, sama sekali tidak bersifat bakhil pada orang kaya, orang miskin, pemimpin, rakyat, orang lelaki, perempuan, orang kota, orang desa, dan lainnya. Karena itu Allah mengutus beliau di tengah-tengah kaum yang tidak bisa membaca dan menulis lagi bodoh. Dan belulah Nabi Muhammad meninggal dunia, tapi mereka semua menjadi ulama-ulama rabbani dan ilmuwan-ilmuwan yang memiliki pikirian tajam. Puncak segala ilmu berakhir pada mereka, mereka adalah para guru sedangkan lainnya paling tinggi hanyalah murid-murid mereka.
Dan dia bukanlah orang yang kikir untuk menerangkan ihwal perkara yang gaib, seperti Allah, malaikat, dan hari kiamat. Nabi dengan senang hati memberi penjelasan demi kemaslahatan banyak orang. Hal ini berbeda dari para dukun yang hanya mau membeberkan hal yang rahasia jika diberi imbalan. 25. Dan Al-Qur’an itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk. Ada perbedaan nyata antara Al-Qur’an dan perkataan setan. Al-qur’an mengajarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, sedangkan setan mengajak kepada kebatilan, kemaksiatan, dan kemungkaran.
At-Takwir Ayat 24 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Takwir Ayat 24, Makna At-Takwir Ayat 24, Terjemahan Tafsir At-Takwir Ayat 24, At-Takwir Ayat 24 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Takwir Ayat 24
Tafsir Surat At-Takwir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)