{45} Al-Jatsiyah / الجاثية | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | محمد / Muhammad {47} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ahqaf الأحقاف (Bukit-Bukit Pasir) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 46 Tafsir ayat Ke 9.
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ ﴿٩﴾
qul mā kuntu bid’am minar-rusuli wa mā adrī mā yuf’alu bī wa lā bikum, in attabi’u illā mā yụḥā ilayya wa mā ana illā nażīrum mubīn
QS. Al-Ahqaf [46] : 9
Katakanlah (Muhammad), “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku hanyalah pemberi peringatan yang menjelaskan.”
Wahai Rasul, katakanlah kepada orang-orang musyrik dari kaummu, “Aku bukanlah rasul Allah yang pertama diutus kepada segenap makhluk. Sedikit pun aku tidak pernah tahu apa yang diberlakukan Allah untukku dan untuk kalian di dunia. Aku hanyalah mengikuti dan mengerjakan apa yang Allah telah wahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dengan peringatan yang nyata.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al-Ahqaf:8)
Makna ayat ini mengandung anjuran bagi mereka untuk segera bertobat dan kembali ke jalan-Nya. Yakni sekalipun dengan sikap kalian yang demikian itu, jika kalian kembali kejalan-Nya dan bertobat kepada-Nya niscaya Dia menerima tobat kalian dan memaafkan, mengampuni kalian serta merahmati kalian. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan mereka berkata, “Dongengan-dongengan orang-orang dahulu diminta supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” Katakanlah “Al-Qur’an itu diturunkan oleh (Allah) Yang Mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Furqan: 5-6)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul.” (Al-Ahqaf: 9)
Yakni aku ini bukanlah rasul yang pertama yang diutus di bumi ini bahkan telah datang rasul-rasul sebelumku, dan bukanlah perkara yang kusampaikan ini merupakan perkara yang asing hingga berhak mendapat protes dari kalian dan kalian anggap mustahil aku diutus kepada kalian Karena sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mengutus rasul-rasul sebelumku kepada umat-umat yang sebelumku.
Ibnu Abbas r.a., Mujahid dan Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Katakanlah, “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul.” (Al-Ahqaf: 9) Artinya, aku ini bukanlah rasul Allah yang pertama; baik Ibnu Jarir maupun Ibnu Abu Hatim tidak mengetengahkan pendapat selain pendapat ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. (Al-Ahqaf: 9)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan ayat ini, bahwa ayat ini diturunkan sebelum firman-Nya:
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. (Al-Fath: 2)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Al-Hasan, dan Qatadah, bahwa ayat surat Al-Ahqaf ini di-mansukh oleh firman-Nya:
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. (Al-Fath: 2)
Mereka mengatakan bahwa ketika ayat surat Al-Fath diturunkan, seseorang dari kalangan kaum muslim berkata, “Wahai Rasulullah, ini merupakan penjelasan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentang apa yang akan Dia lakukan terhadapmu, lalu apakah yang akan Dia lakukan terhadap kami?” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
Supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Al-Fath: 5)
Demikianlah menurut riwayat ini, tetapi yang telah ditetapkan di dalam kitab sahih menyebutkan bahwa orang-orang mukmin mengatakan, “Selamat untukmu, wahai Rasulullah, lalu apakah yang untuk kami?” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan surat Al-Fath ini (ayat 5).
Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. (A!-Ahqaf: 9) Yakni aku tidak mengetahui apakah yang diperintahkan kepadaku dan apakah yang dilarang kepadaku sesudah ini?
Abu Bakar Al-Huzali telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri sehubungan dengan makna firman-Nya: dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. (Al-Ahqaf: 9) Adapun di akhirat, maka mendapat pemaafan dari Allah, dan telah diketahui bahwa hal itu berarti dimasukkan ke dalam surga. Tetapi Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah yang akan dilakukan terhadap dirinya dan tidak (pula) terhadap diri mereka di dunia ini. Apakah beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ akan diusir sebagaimana para nabi sebelumnya diusir dari negerinya? Ataukah beliau akan di bunuh sebagaimana para nabi terdahulu banyak yang dibunuh? Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Aku tidak mengetahui apakah kalian akan dibenamkan ke dalam bumi ataukah dilempari batu-batuan dari langit?”
Pendapat inilah yang dijadikan pegangan oleh Ibnu Jarir, dan bahwa tiada takwiI lain selain ini.
Dan memang tidak diragukan lagi pendapat inilah yang sesuai dengan takwil ayat, karena sesungguhnya mengenai nasib di akhirat sudah dapat dipastikan tempat kembali beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah surga, begitu pula orang-orang yang mengikutinya. Adapaun apa yang dilakukan terhadap dirinya (Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) di dunia ini, maka beliau tidak mengetahui apakah akibat dari urusannya dan urusan orang-orang musyrik Quraisy, bagaimanakah kesudahannya nanti, apakah mereka akan beriman ataukah mereka tetap pada kekafirannya yang akibatnya mereka akan diazab dan dimusnahkan.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yaitu bahwa:
telah menceritakan kepada kami Ya’qub, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Ibnu Syihab, dari Kharijah ibnu Zaid ibnu Sabit, dari Ummul Ala salah seorang istri sahabat yang telah menceritakan hadis berikut; dia adalah salah seorang wanita yang ikut berbaiat kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Ia menceritakan bahwa ketika dilakukan undian di kalangan orang-orang Ansar untuk memberikan perumahan kepada kaum Muhajirin, maka Usman ibnu Marun segera bergabung bersama mereka. Kemudian dia sakit di rumah kami, maka kami merawatnya. Dan ketika dia meninggal dunia, kami kafani dengan kain bajunya. Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masuk ke dalam rumah kami, bertepatan dengan ucapap kami, “Semoga rahmat Allah terlimpahkan kepadamu, hai Abus Sa’ib (nama panggilan Usman ibnu Maz’un r.a.), aku bersaksi untukmu, bahwa sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memuliakanmu.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Apakah yang memberitahukanmu bahwa Allah telah memuliakannya?” Aku menjawab, “Saya tidak tahu, demi ayahku dan ibuku yang menjadi tebusanmu.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Adapun dia, maka sesungguhnya telah datang kepadanya perkara yang meyakinkan dari Tuhannya, dan sesungguhnya aku mengharapkan kebaikan baginya. Demi Allah, aku sendiri sebagai utusan Allah tidak mengetahui apa yang bakal dilakukan terhadap diriku. Maka aku berkata, “Demi Allah, aku tidak akan menyucikan seorang pun sesudahnya buat selama-lamanya,” dan peristiwa itu membuatku bersedih hati, lalu aku tidur dan dalam mimpiku aku melihat Usman r a mempunyai mata air yang mengalir. Lalu aku menghadap kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan kuceritakan mimpiku itu kepadanya. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Itu adalah berkat amal perbuatannya.
Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini secara tunggal tanpa Imam Muslim. Dan menurut lafaz yang lain dari Imam Bukhari disebutkan:
Aku tidak mengetahui, padahal aku adalah utusan Allah apakah yang bakal dilakukan terhadap diriku.
Hadis ini lebih meyakinkan bila dikatakan bahwa memang inilah yang terkenal, sebagai buktinya ialah adanya ucapan Ummul Ala yang mengatakan, Peristiwa itu membuatku sangat bersedih hati. Dan dengan adanya hadis ini dan yang semisal dengannya, menunjukkan bahwa tidak boleh dipastikan terhadap seseorang yang tertentu yang masuk surga kecuali dengan adanya nas dari Pentasyri’ yang menentukannya, seperti sepuluh orang sahabat yang telah mendapat berita gembira masuk surga tanpa hisab, dan juga seperti Ibnu Salam, Al-Umaisa, Bilal, Suraqah Abdullah ibnu Amr ibnu Haram (orang tua Jabir) dan para ahli qurra yang berjumlah tujuh puluh orang yang gugur di sumur Ma’unah dan Zaid ibnu Harisah, Ja’far, dan Abdullah ibnu Rawwahah serta para sahabat lainnya; semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. (Al-Ahqaf: 9)
Yakni sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diturunkan oleh Allah kepadaku, berupa wahyu.
dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan. (Al-Ahqaf: 9)
{قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ} “Katakanlah, ‘Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasulrasul’.” Artinya, aku bukanlah rasul pertama yang datang pada kalian sehingga kalian merasa aneh dengan risalah yang aku bawa dan kalian mengingkari seruanku. Telah berlalu para rasul dan nabi yang seruanku dan seruan mereka adalah sama, lantas karena apa kalian mengingkari ajakanku?
{وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلا بِكُمْ} “Dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu.” Artinya, aku hanya manusia biasa, aku tidak berkuasa sama sekali terhadap urusanku, hanya Allah جَلَّ جَلالُهُ yang mengaturku dan kalian, Dialah yang memutuskan perkaraku dan perkara kalian, aku sama sekali tidak membawa risalah dari diriku.
{وَمَا أَنَا إِلا نَذِيرٌ مُبِينٌ} “Dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan.” Jika kalian menerima risalahku dan merespon seruanku, maka itulah bagian kalian di dunia dan akhirat, namun jika kalian menolak risalah dan ajakanku, maka hisab kalian berada dalam kekuasaan Allah جَلَّ جَلالُهُ, aku telah menyampaikan peringatan kepada kalian, dan barangsiapa yang telah memberi peringatan, maka telah memiliki alasan.
Terhadap tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh orang-orang musyrik itu Allah memerintahkan kepada nabi agar memberikan jawaban kepada mereka. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, ‘aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul yang diutus untuk menjelaskan wahyu Allah kepada umat manusia, dan aku tidak tahu apa yang akan diperbuat terhadapku di dunia dan apa yang akan diperbuat terhadapmu, apakah akan menimpakan azab kepadamu atau menunda sampai datangnya hari kiamat. Aku hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku, yakni Al-Qur’an, dan aku hanyalah pemberi peringatan kepada umat manusia dari azab Allah dan yang menjelaskan ajaran-ajaran-Nya yang harus dipatuhi agar mereka selamat dari azab itu. 10. Lebih lanjut Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad agar mengatakan kepada orang-orang musyrik itu ‘terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya Al-Qur’an yang kusampaikan kepadamu ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya dengan menuduh bahwa aku telah mengada-adakannya, padahal ada seorang saksi dari bani israil yang mengakui kebenaran yang serupa dengan yang disebut dalam Al-Qur’an, yakni wahyu Allah yang disebut dalam kitab taurat dan kitab-kitab sebelumnya yang mengajarkan tentang tauhid, hari akhir dan ajaran-ajaran lainnya yang serupa dengan ajaran Al-Qur’an lalu dia beriman kepada apa yang tertulis di dalamnya, sedangkan kamu menyombongkan diri, tidak percaya kepada ajaran serupa itu yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur’an. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim, disebabkan keengganan mereka untuk menerima petunjuk-Nya.
Al-Ahqaf Ayat 9 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ahqaf Ayat 9, Makna Al-Ahqaf Ayat 9, Terjemahan Tafsir Al-Ahqaf Ayat 9, Al-Ahqaf Ayat 9 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ahqaf Ayat 9
Tafsir Surat Al-Ahqaf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)