| {68} Al-Qalam / القلم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المعارج / Al-Ma’arij {70} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Haqqah الحاقة (Hari Kiamat) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 69 Tafsir ayat Ke 10.
فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً ﴿١٠﴾
fa ‘aṣau rasụla rabbihim fa akhażahum akhżatar rābiyah
QS. Al-Haqqah [69] : 10
Maka mereka mendurhakai utusan Tuhannya, Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.
Dan datanglah orang yang durhaka bernama Firaun dan umat sebelumnya yang durhaka kepada para rasul. Dan penduduk negeri kaum Lut yang rumah mereka dijungkirbalikkan karena perbuatan dosa, kekafiran, kemusyrikan, dan kekejian yang mereka lakukan. Semua umat itu telah mendurhakai rasul yang diutus Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan azab yang sangat keras.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam ayat berikutnya:
{وَجَاءَ فِرْعَوْنُ وَمَنْ قَبْلَهُ}
Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya. (Al-Haqqah: 9)
Menurut suatu qiraat dibaca qiblihi dengan huruf qaf yang di-kasrah-kan, artinya dari sisi Fir’aun, yakni mereka yang berada di masanya dari kalangan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang kafir dari bangsa Egypt. Sedangkan ulama lainnya membacanya qablahu, yang artinya orang-orang yang sebelumnya dari kalangan umat-umat yang berperi laku seperti dia.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{وَالْمُؤْتَفِكَاتُ}
dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan. (Al-Haqqah: 9)
Mereka adalah umat-umat yang mendustakan rasul-rasulnya.
{بِالْخَاطِئَةِ}
karena kesalahan yang besar. (Al-Haqqah: 9)
Yaitu mendustakan apa yang diturunkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Menurut Ar-Rabi’ ibnu Anas, arti khati-ah ialah perbuatan maksiat.
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kesalahan yang besar. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
{فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ}
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka. (Al-Haqqah: 10)
Lafaz rasul merupakan isim jenis, artinya masing-masing dari mereka telah mendustakan utusan Allah yang dikirim kepada mereka. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ
semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan. (Qaf: 14)
Barang siapa yang mendustakan seorang rasul, berarti dia mendustakan semua rasul. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. (Asy-Syu’ara: 105)
كَذَّبَتْ عادٌ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Ad telah mendustakan para rasul. (Asy-Syu’ara: 123)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Samud telah mendustakan rasul-rasul. (Asy-Syu’ara: 141)
Karena sesungguhnya yang datang kepada tiap umat hanyalah seorang rasul. Untuk itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
{فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً}
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. (Al-Haqqah; 10)
Yakni siksaan yang besar, keras, lagi menyakitkan. Mujahid mengatakan bahwa rabiyah artinya keras. As-Saddi mengatakan siksaan yang membinasakan.
9-10. Maksudnya, begitu juga dengan selain kedua umat pembangkang tadi, yaitu ‘Ad dan Tsamud, masih banyak lagi umat yang melampaui batas dan membangkang, seperti raja Mesir (Fir’aun) yang didatangi oleh rasul Allah, Nabi Musa bin Imran. Nabi Musa memberitahukan tanda-tanda kebesaran yang jelas padanya, namun mereka tindak meyakini kebenaran itu, justru membangkang dan kufur secara zhalim dan sombong. Sebelum mereka ada, “(penduduk) negeri yang dijungkirbalikkan,” yaitu negeri kaum Luth, seluruhnya melakukan “kesalahan yang besar,” yakni melakukan perbuatan yang melampaui batas; kekufuran, pendustaan, kezhaliman, pembangkangan yang disertai dengan berbagai kemaksiatan dan kefasikan. “Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Rabb mereka,” ini adalah isim jenis (kata benda umum) yang maksudnya, mereka semua mendustakan rasul yang diutus Allah pada mereka, kemudian mereka semua disiksa oleh Allah “dengan siksaan yang sangat keras,” yakni siksaan yang melebihi batas dan ukuran yang membinasakan mereka.
Maka diakibatkan sikap mereka yang mendurhakai utusan tuhannya, Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras sehingga memusnahkan mereka. 11-12. Tidak semua umat para nabi itu dibinasakan mereka yang taat akan diselamatkan, di antaranya adalah para pengikut nabi nuh, seperti yang ditegaskan pada ayat ini. Sesungguhnya ketika air naik membumbung sampai ke puncak gunung kami membawa nenek moyang kamu ke dalam kapal, agar kami jadikan peristiwa itu, akan diselamatkan nya mereka yang beriman dibinasakannya mereka yang durhaka , sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.
Al-Haqqah Ayat 10 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Haqqah Ayat 10, Makna Al-Haqqah Ayat 10, Terjemahan Tafsir Al-Haqqah Ayat 10, Al-Haqqah Ayat 10 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Haqqah Ayat 10
Tafsir Surat Al-Haqqah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52