{41} Fussilat / فصلت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزخرف / Az-Zukhruf {43} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syura الشورى (Musyawarah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 42 Tafsir ayat Ke 27.
۞ وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَـٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ ﴿٢٧﴾
walau basaṭallāhur-rizqa li’ibādihī labagau fil-arḍi wa lākiy yunazzilu biqadarim mā yasyā`, innahụ bi’ibādihī khabīrum baṣīr
QS. Asy-Syura [42] : 27
Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat.
Kalaupun Allah melapangkan rezeki kepada hamba dan meluaskannya, mereka durhaka di muka bumi ini dengan berlaku jahat dan sombong. Dia akan berlaku melebihi batas satu sama lain, tetapi Allah akan menurunkan rezeki dalam kadar yang dikehendaki untuk memberi mereka kecukupan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang maslahat bagi hamba, Maha Melihat urusan dan keadaan mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi. (Asy-Syura: 27)
Yakni seandainya Allah memberi mereka lebih dari apa yang diperlukan oleh mereka berupa rezeki, niscaya hal itu akan mendorong mereka untuk bersikap melampaui batas dan berlaku sewenang-wenang; sebagian dari mereka akan berlaku demikian terhadap sebagian yang lainnya dengan penuh keangkuhan dan kejahatan.
Qatadah telah mengatakan bahwa ada orang yang mengatakan bahwa sebaik-baik penghidupan ialah yang tidak melalaikan dirimu dan tidak pula membuatmu berlaku sewenang-wenang. Lalu Qatadah menyebutkan sebuah hadis yang mengatakan:
Sesungguhnya yang aku khawatirkan terhadap kalian ialah apa yang akan dikeluarkan oleh Allah untuk kalian berupa bunga kehidupan dunia.
Dan pertanyaan seseorang yang mengatakan, “Apakah kebaikan (harta) itu dapat mendatangkan keburukan?”, hingga akhir hadis.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى’.:
tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. (Asy-Syura: 27)
Yakni tetapi Allah memberi mereka sebagian dari rezeki yang dikehendaki-Nya untuk kebaikan mereka sendiri, Dia Maha Mengetahui tentang hal tersebut. Untuk itu Dia menjadikan kaya orang yang berhak menjadi kaya, dan menjadikan fakir orang yang berhak menjadi fakir, sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dari Tuhannya (hadis Qudsi), yaitu:
Sesungguhnya di antara hamba-hamba-Ku terdapat orang yang tidak baik baginya kecuali hanya diberi kekayaan; dan seandainya kujadikan dia fakir, niscaya kefakirannya itu akan merusak agamanya. Dan sesungguhnya di antara hamba-hamba-Ku terdapat orang yang tidak baik baginya kecuali hanya diberi kefakiran; seandainya Kujadikan dia kaya, tentulah kekayaan itu akan merusak agamanya.
Kemudian Allah menjelaskan bahwa di antara kelembutanNya terhadap hamba-hambaNya adalah Dia tidak melimpahkan dunia (harta benda) kepada mereka dengan pelimpahan yang dapat merusak agama mereka, seraya berfirman, وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الأرْضِ “Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi,” artinya, niscaya mereka lalai dari ketaatan kepada Allah dan tenggelam dalam menikmati syahwat kehidupan dunia. Jadi, hal itu pasti membuat mereka sibuk dengan apa-apa yang disenangi oleh nafsu mereka sekalipun berupa maksiat dan kezhaliman. وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ “Tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendakiNya dengan ukuran,” menurut tuntutan kelembutan dan hikmahNya. إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ “Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui hamba-hambaNya lagi Maha Melihat,” sebagaimana disebutkan dalam salah satu riwayat (hadits Qudsi) bahwasanya Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
إِنَّ مِنْ عِبَادِيْ مَنْ لَا يُصْلِحُ إِيْمَانَهُ إِلَّا الْغِنَى، وَلَوْ أَفْقَرْتُهُ لَأَفْسَدَهُ ذٰلِكَ، وَإِنَّ مِنْ عِبَادِيْ مَنْ لَا يُصْلِحُ إِيْمَانَهُ إِلَّا الْفَقْرُ، وَلَوْ أَغْنَيْتُهُ لَأَفْسَدَهُ ذٰلِكَ، وَإِنَّ مِنْ عِبَادِيْ مَنْ لَا يُصْلِحُ إِيْمَانَهُ إِلَّا الصِّحَّةُ، وَلَوْ أَمْرَضْتُهُ لَأَفْسَدَهُ ذٰلِكَ، وَإِنَّ مِنْ عِبَادِيْ مَنْ لَا يُصْلِحُ إِيْمَانَهُ إِلَّا الْمَرْضُ، وَلَوْ عَافَيْتُهُ لَأَفْسَدَهُ ذٰلِكَ، إِنِّيْ أُدَبِّرُ أَمْرَ عِبَادِيْ بِعِلْمِيْ بِمَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ، إِنِّيْ خَبِيْرٌ بَصِيْرٌ.
“Sesungguhnya di antara hamba-hambaKu ada orang yang tidak bisa memperbaiki imannya kecuali kekayaan, dan kalau seandainya Aku jadikan ia fakir (miskin), niscaya kefakiran itu merusaknya. Dan sesung-guhnya di antara hamba-hambaKu ada orang yang tidak bisa memperbaiki imannya kecuali kefakiran, kalau sekiranya Aku menjadikannya kaya, niscaya kekayaan itu merusaknya; dan di antara hamba-hambaKu ada orang yang tidak akan bisa memperbaiki imannya kecuali kesehatan, dan kalau sekiranya Aku menjadikannya sakit, niscaya penyakit itu merusak-nya; dan di antara hamba-hambaKu ada orang yang tidak bisa memper-baiki imannya kecuali sakit, kalau sekiranya Aku menjadikannya sehat, niscaya ia merusaknya. Sesungguhnya Aku mengatur urusan hamba-hambaKu berdasarkan pengetahuanKu terhadap apa yang ada di dalam hati mereka. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui lagi Maha Melihat.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya di dalam Kitab al-Auliya` , no. 1; dan Abu Nu’aim dalam Kitab al-Hilyah, 8/318)
Selain itu, kemurahan Allah adalah di bentangkannya rezeki bagi hamba-hamba-Nya. Allah menyatakan bahwa sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai kenikmatan dan anugerah, baik yang bersifat materi maupun non-materi niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di muka bumi dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran Allah dan tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Ini sudah menjadi tabiat manusia pada umumnya. Dan tetapi dia menurunkan rezeki-rezeki-Nya dengan ukuran tertentu yang dia kehendaki. Sungguh, dia mahateliti tentang hal-hal yang mendetail terhadap semua keadaan hamba-hamba-Nya, maha melihat terhadap apa yang mereka lakukan dan terima. 28. Hal lain yang menunjukkan kemurahan Allah adalah dialah yang menurunkan hujan dari langit setelah mereka berputus asa untuk mendapatkan air bagi kebutuhan mereka dan untuk menghadapi ke keringan yang berkepanjangan, dan dia juga menyebarkan rahmat-Nya itu kepada semua makhluk-Nya sehingga semuanya dapat menikmati dan memperoleh manfaatnya. Dan dialah maha pelindung bagi semua makhluk-Nya dari segala yang membahayakan mereka, maha terpuji atas segala rahmat, tindakan, dan kebijaksanaan-Nya.
Asy-Syura Ayat 27 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syura Ayat 27, Makna Asy-Syura Ayat 27, Terjemahan Tafsir Asy-Syura Ayat 27, Asy-Syura Ayat 27 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syura Ayat 27
Tafsir Surat Asy-Syura Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)