Tafsir Al-Qur’an Surah At-Thur Ayat 4 الطور Lengkap Arti Terjemah Indonesia

{51} Adh-Dhariyat / الذاريات الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ النجم / An-Najm {53}

Tafsir Al-Qur’an Surat At-Thur الطور (Bukit) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 52 Tafsir ayat Ke 4.

Al-Qur’an Surah At-Thur Ayat 4

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ ﴿٤﴾

wal-baitil-ma’mụr

QS. At-Thur [52] : 4

Arti / Terjemah Ayat

demi Baitulma‘mur (Ka‘bah),

Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia)

Allah bersumpah demi gunung Thur, yaitu gunung tempat Allah penah bicara kepada nabi Musa alaihissalam, dan demi kitab yang ditulis. Kitab itu adalah al Qur’an yang ada pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Makmur yang ada di langit, yang para malaikat selalu mengelilinginya, dan demi atap yang ditinggikan yaitu langit dunia, dan demi laut yang airnya bergelombang.

Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir al-Qur’an al-Azhim)

Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:

pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma’mur. (Ath-Thur: 3-4)

Di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam hadis Isra-nya sesudah melampaui langit yang ketujuh menceritakan melalui sabdanya:

Kemudian aku dinaikkan ke Baitul Ma’mur, dan ternyata Baitul Ma’mur itu setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu (malaikat) yang tidak kembali lagi kepadanya sampai yang terakhir dari mereka.

Yakni mereka melakukan ibadah di dalamnya dan tawaf di sekelilingnya sebagaimana ahli bumi melakukan tawaf di Ka’bah mereka. Demikian pula Baitul Ma’mur, ia adalah Ka’bah penduduk langit yang ketujuh, karena itulah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjumpai Nabi Ibrahim a.s. Al-Khalil sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Ma’mur. Karena beliau a.s. adalah orang yang membangun Ka’bah di bumi, maka pahala yang diterimanya adalah dari jenis amal. Letak Baitul Ma’mur itu adalah lurus di atas Ka’bah; dan pada tiap-tiap langit terdapat Ka’bahnya tersendiri sebagai tempat mereka melakukan ibadah dan salat dengan menghadap kepadanya. Ka’bah yang ada di langit yang terdekat dinamakan Baitul Tzzah; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Janah, dari Az-Zuhri, dari Sa’id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Pada langit yang ketujuh terdapat sebuah Bait yang dinamakan Al-Ma’mur lurus di atas Ka’bah. Dan pada langit yang keempat terdapat sebuah sungai yang dikenal dengan nama Sungai Kehidupan; Malaikat Jibril memasuki sungai itu setiap harinya dan menyelam di dalamnya sekali selam, kemudian ia keluar dan mengibaskan sayapnya, maka berhamburanlah darinya sebanyak tujuh puluh ribu tetes air. Allah menciptakan seorang malaikat dari tiap-tiap tetesnya, dan mereka diperintahkan untuk mendatangi Baitul Ma’mur, lalu mengerjakan salat padanya. Maka mereka mengerjakannya, setelah itu mereka keluar dan tidak kembali lagi padanya selama-lamanya. Dan seorang malaikat dari mereka diserahi untuk memimpin mereka, kemudian ia diperintahkan untuk membawa mereka berdiri di suatu tempat di langit untuk melakukan tasbih (menyucikan) Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ padanya hingga hari kiamat tiba.

Hadis ini garib sekali, Rauh ibnu Janah meriwayatkannya secara munfarid, dia adalah seorang Quraisy Al-Umawi, maula mereka adalah Abu Sa’id Ad-Dimasyqi. Sejumlah jamaah telah menilai hadis ini munkar, antara lain ialah Al-Juzjani, Al-Uqaili, Al-Hakim, Abu Abdullah An-Naisaburi, dan lain-lainnya. Imam Hakim mengatakan bahwa tiada dalil asal bagi hadis ini, baik melalui hadis Abu Hurairah maupun dari Sa’id atau Az-Zuhri.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hannad ibnus Sirri, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Sammak ibnu Harb, dari Khalid ibnu Ur’urah, bahwa seorang lelaki bertanya kepada sahabat Ali, “Apakah Baitul Ma’mur itu?” Ali r.a. menjawab, “Ia adalah suatu Bait yang ada di langit dikenal dengan nama Ad-Darrah. letaknya tepat lurus di atas Ka’bah; kesuciannya di langit sama dengan kesucian Baitullah yang ada di bumi. Setiap hari terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang mengerjakan salat padanya, kemudian mereka tidak kembali lagi kepadanya untuk selama-lamanya.” Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Syu’bah dan Sufyan As’-Sauri. dari Sammak. Pada riwayat keduanya disebutkan bahwa orang yang menanyakan hal itu adalah Ibnul Kawa.

Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Abu Kuraib, dari Talq ibnu Ganam, dari Zaidah, dari Asim, dari Ali ibnu Rabi’ah yang menceritakan bahwa Ibnul Kawa pernah bertanya kepada Ali r.a. tentang Baitul Ma’mur. Maka Ali r.a. menjawab, “Baitul Ma’mur adalah sebuah masjid yang ada di langit, yang dikenal dengan nama Ad-Darrah. Setiap hari dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, kemudian mereka tidak kembali lagi kepadanya selama-lamanya.” Ibnu Jarir telah meriwayatkan­nya pula melalui hadis AbutTufail, dari Ali dengan lafaz yang semisal.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Baitul Ma’mur adalah suatu Baitullah yang terletak berhadapan dengan “Arasy, diramaikan oleh para malaikat yang melakukan salat di dalamnya setiap harinya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, kemudian mereka tidak kembali lagi kepadanya. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, Mujahid, dan sejumlah ulama Salaf.

Qatadah, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan As-Saddi mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bertanya kepada sahabat-sahabatnya,

“Tahukah kalian, apakah Baitul Ma’mur itu?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.'” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya Baitul Ma’mur itu adalah sebuah masjid di langit tepat di atas Ka ‘bah. Seandainya terjatuh, niscaya akan menimpa Ka ‘bah; ada tujuh puluh ribu malaikat yang mengerjakan salat di dalamnya. Apabila mereka keluar darinya, mereka tidak kembali lagi kepadanya hingga yang paling akhir dari mereka.

Lain halnya dengan Ad-Dahhak. ia menduga bahwa yang meramaikannya adalah sejumlah malaikat yang dikenal dengan nama jin, salah satu kabilah dari iblis; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Tafsir as-Sa’di (Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan)

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ “Dan demi al-Bait al-Ma’mur,” yaitu rumah yang berada di atas langit ketujuh yang dimakmurkan sepanjang waktu oleh para malaikat yang mulia, yang setiap harinya dimasuki sejumlah tujuh puluh ribu malaikat, di tempat itu mereka menyembah Rabb mereka kemudian tidak keluar lagi hingga Hari Kiamat. Ada yang mengatakan bahwa al-Bait al-Ma’mur adalah rumah Allah جَلَّ جَلالُهُ yang dimakmurkan oleh para malaikat yang berthawaf, shalat dan berdzikir di setiap waktu, mereka mendatangi rumah itu untuk berhaji dan berumrah, sebagaimana halnya sumpah Allah جَلَّ جَلالُهُ yang terdapat dalam FirmanNya,

ﮋ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﮊ

“Dan negeri yang aman ini.” (At-Tin: 4).

Rumah Allah جَلَّ جَلالُهُ yang ada di bumi adalah rumah terbaik. Di situlah para manusia datang berhaji dan berumrah yang merupakan salah satu rukun dan bangunan Islam yang terbesar. Tanpa haji, Islam seseorang belum sempurna, itulah rumah yang dibangun oleh Ibrahim ‘alaihissalam dan dijadikan sebagai tempat berlindung dan keamanan bagi manusia. Allah جَلَّ جَلالُهُ bersumpah atas rumah itu serta menjelaskan keagungannya yang layak untuk dimuliakan.

Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama Republik Indonesia)

1-6. Surah a’-”riy’t ditutup dengan penegasan jatuhnya ancaman Allah bagi mereka yang kafir. Surah at-t’r diawali dengan kepastian jatuhnya azab bagi mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah. Penegasan tentang kepastian azab ini diawali dengan sumpah-sumpah Allah. Demi gunung sinai yang menjadi lokasi nabi musa menerima taurat, dan demi kitab Allah yang diwahyukan-Nya dan yang ditulis pada lembaran yang terbuka sehingga mudah dibaca dan dipahami maknanya, dan demi baitulma’mur, yaitu kakbah atau tempat yang menjadi lokasi para malaikat rukuk, sujud, dan tawaf, dan demi atap, yaitu langit, yang ditinggikan dan kukuh tanpa tiang penyangga, dan demi lautan yang penuh gelombang yang di dalam tanahnya terdapat api


At-Thur Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Thur Ayat 4, Makna At-Thur Ayat 4, Terjemahan Tafsir At-Thur Ayat 4, At-Thur Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Thur Ayat 4


Tafsir Surat At-Thur Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49