{89} Al-Fajr / الفجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشمس / Asy-Syams {91} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Balad البلد (Negeri) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 90 Tafsir ayat Ke 4.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ ﴿٤﴾
laqad khalaqnal-insāna fī kabad
QS. Al-Balad [90] : 4
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
Allah bersumpah dengan kota suci Makkah dan engkau -wahai Nabi-, dihalalkan di kota suci ini melakukan apa saja di dalamnya. Dan tidak dihalalkan bagi nabi kecuali sesaat dari siang hari. Ayat ini berisikan kabar gembira kepada Nabi shallallahu alahi wa sallam, bahwa Makkah akan ditaklukkan melalui kedua tangan beliau, dan dihalalkan bagi beliau untuk berperang. Allah bersumpah dengan bapak manusia yaitu Adam dan anak keturunannya. Sungguh Kami telah menciptakan manusia berada kelelahan dan kesulitan dalam menjani dunia.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي كَبَدٍ}
Sesunggahnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al-Balad: 4)
Telah diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid. Ibrahim An-Nakha’i, Khaisamah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya, bahwa maknayang dimaksud ialah dalam keadaan tegak lurus. ibnu Abbas dalam suatu riwayat yang bersumber darinya menambahkan dalam keadaan tegak lurus di dalam perut ibunya. Al-kabad artinya tegak lurus. Kesimpulan dari pendapat ini menyatakan bahwa Kami telah. menciptakan manusia dengan sempurna dan tegak, semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الْإِنْسانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شاءَ رَكَّبَكَ
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (Al-Infithar: 6-8)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At-Tin: 4)
Ibnu Abu Najih, Juraij, dan Ata telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah dalam keadaan susah payah, yakni kejadian yang susah; bukankah engkau lihat manusia itu bagaimana kelahirannya dan bagaimana tumbuh gigi-giginya.
Mujahid mengatakan bahwa makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Yakni dari nutfah menjadi ‘alaqah, lalu menjadi segumpal daging. Dengan kata lain, manusia itu diciptakan dalam keadaan susah payah. Mujahid mengatakan bahwa ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). (Al-Ahqaf:15) dan ibunya menyusuinya dengan susah payah, dan kehidupan dia semasa bayinya susah payah pula, maka dia mengalami fase-fase tersebut dengan susah payah.
Sa’id ibnu Jubair mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Yaitu dalam keadaan susah dan mencari penghidupan. Ikrimah mengatakan dalam keadaan susah payah yang berkepanjangan. Qatadah mengatakan dalam keadaan susah (masyaqat).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isam, telah menceritakan kepada kami Abu Asim, telah menceritakan kepada kami Abdul Hamid ibnu Ja’far, bahwa ia pernah mendengar Muhammad ibnu Ali alias Abu Ja’far Al-Baqir bertanya kepada seorang lelaki dari kalangan Ansar mengenai makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Lalu ia menjawab bahwa untuk dapat berdiri dan tegaknya, manusia mengalami susah payah. Dan Abu Ja’far Al-Baqir tidak menyangkal kebenarannya.
Telah diriwayatkan pula melalui jalur Abu Maudud, bahwa ia pernah mendengar Al-Hasan membaca ayat ini, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Yakni mengalami susah payah dalam menanggulangi suatu urusan dari perkara dunianya dan suatu urusan dari perkara akhiratnya. Dan menurut riwayat yang lain, disebutkan mengalami kesusahan hidup di dunia dan kesusahan di akhirat.
Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firrnan-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al- Balad: 4) Bahwa Adam diciptakan di langit, karenanya ia dinamakan Al Kabad. Tetapi Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah berada dalam kesusahan menghadapi semua urusan dan penanggulangannya yang berat.
(4-7) Yang menjadi obyek sumpah adalah Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ , لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي كَبَدٍ “Sungguh Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” Kemungkinan yang dimaksudkan adalah segala kesusahan yang menderanya ketika berada di dunia, di alam barzakh dan pada hari berlakunya kesaksian. Seharusnya manusia mengerjakan perbuatan yang bisa membuatnya terbebas dari berbagai kesusahan itu dan mengharuskannya berbahagia selama-lamanya. Bila ia tidak mengerjakannya, berarti ia senantiasa didera siksaan berat selama-lamanya.
Kemungkinan lain, makna ayat ini adalah Allah جَلَّ جَلالُهُ mencipta-kan manusia dalam bentuk dan wujud yang paling sempurna yang membuatnya mampu berbuat apa saja serta mengerjakan perbuat-an-perbuatan berat. Meski demikian, manusia tetap saja tidak mau bersyukur kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ atas nikmat yang agung itu. Bahkan ia merasa sombong karena diberi kesehatan serta bersikap angkuh terhadap Penciptanya. Dengan kebodohan dan kezhalimannya, ia mengira kondisi itu akan bertahan lama baginya dan dikira kekua-saannya untuk bertindak tidak akan hilang darinya. Karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, أَيَحْسَبُ أَنْ لَنْ يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ “Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya,” hingga ia pun bertindak melampaui batas dan merasa bangga atas harta yang dibelanjakan untuk keinginan-keinginan dirinya lalu berkata, يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالا لُبَدًا “Aku telah menghabiskan harta yang banyak,” yakni yang amat banyak. Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebut membelanjakan harta untuk keinginan syahwat dan maksiat dengan kata membinasakan, karena orang yang membelanjakan tersebut tidak mendapatkan guna dari harta yang dibelanjakan. Hanya ada penyesalan, kerugian, kelelahan, dan kekurangan yang didapatkan. Tidak sama seperti orang yang membelanjakan hartanya dalam keridhaan Allah جَلَّ جَلالُهُ dan untuk kebajikan. Karena orang tersebut pada hakikatnya melaku-kan perdagangan dengan Allah جَلَّ جَلالُهُ dan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat dari harta yang dibelanjakannya.
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman mengancam orang yang bangga terhadap harta yang dibelanjakan dalam kesenangan, أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ “Apa-kah dia menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya,” yakni apakah ia mengira dengan melakukan hal itu Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak meli-hatnya dan tidak memperhitungkan atas perbuatan yang kecil dan yang besar? Allah جَلَّ جَلالُهُ melihatnya, mencatat perbuatannya dan me-nugaskan para malaikat pencatat amal perbuatan untuk menulis kebajikan dan keburukan yang ia kerjakan.
Sungguh, kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Siapa pun, termasuk nabi, dalam masa hidupnya pasti menemui kepayahan, sejak dalam kandungan sampai masa dewasa. Manusia mesti bersusah payah mencari nafkah, mengalami sakit, dan mati. Dalam alam kubur menuju alam mahsyar pun manusia menghadapi kepayahan. Manusia harus mengisi kehidupannya di dunia dengan amal saleh agar tidak menemukan kepayahan lagi di akhirat. 5. Apakah dia yang kami ciptakan dalam kepayahan itu mengira bahwa dirinya kuat dan berkuasa sehingga tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya’ apakah ia mengingkari kuasa Allah, pencipta alam semesta, yang mampu menundukkan siapa pun, betapapun kuatnya’.
Al-Balad Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Balad Ayat 4, Makna Al-Balad Ayat 4, Terjemahan Tafsir Al-Balad Ayat 4, Al-Balad Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Balad Ayat 4
Tafsir Surat Al-Balad Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)