{89} Al-Fajr / الفجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشمس / Asy-Syams {91} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Balad البلد (Negeri) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 90 Tafsir ayat Ke 7.
أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ ﴿٧﴾
a yaḥsabu al lam yarahū aḥad
QS. Al-Balad [90] : 7
Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?
Dia berkata dengan bangga, “Aku telah membelanjakan harta yang banyak.” Apakah dia menyangka dengan perbuatannya ini bahwa Allah tidak melihatnya dan tidak akan menghisabnya atas perbuatan kecil dan besar?
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالا لُبَدًا}
Dia mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.” (Al-Balad: 6)
Yakni anak Adam mengatakan bahwa dirinya telah membelanjakan harta yang banyak jumlahnya menurut Mujahid, Al-Hasan, Qatadah. As-Saddi, dan yang lainnya.
{أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ}
Apakah dia menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya. (Al-Balad: 7)
Mujahid mengatakan bahwa apakah dia mengira bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak melihatnya? Hal yang sama dikatakan oleh yang lainnya dari kalangan ulama Salaf.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ}
Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata. (Al-Balad: 8)
yang dengan kedua matanya itu dia melihat.
{وَلِسَانًا}
lidah. (Al-Balad: 9)
yang dengannya dia berbicara, lalu dapat mengungkapkan apa yang terkandung di dalam hatinya.
{وَشَفَتَيْنِ}
dan dua buah bibirnya. (Al-Balad: 9)
yang membantunya untuk berbicara dan makan serta menjadi anggota yang memperindah penampilan wajah dan mulutnya.
Al-Hafiz Ibnu Asakir di dalam auto biografi Abur Rabi’ Ad-Dimasyqi telah meriwayatkan dari Mak-hul, bahwaNabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Hai anak Adam, Aku telah memberikan nikmat-nikmat yang besar kepadamu, yang tidak dapat kamu hitung bilangannya, dan kamu tidak akan mampu mensyukurinya. Dan sesungguhnya di antara nikmat yang Aku berikan kepadamu ialah Aku jadikan bagimu dua buah mata yang dengan keduanya kamu dapat melihat, dan Aku jadikan bagi keduanya kelopak. Maka gunakanlah keduanya untuk memandang apa yang telah Kuhalalkan bagimu, dan jika kamu melihat apa yang telah Kuharamkan bagimu, maka katupkanlah kedua kelopaknya. Dan Aku telah menjadikan bagimu lisan dan Kujadikan pula baginya penutupnya. Maka berbicaralah dengan apa yang telah Kuperintahkan kepadamu dan apa yang telah Kuhalalkan bagimu. Dan jika ditawarkan kepadamu apa yang telah Kuharamkan bagimu, maka tutuplah lisanmu (diamlah). Dan Aku telah menjadikan kemaluan bagimu, dan Aku telah menjadikan pula baginya penutup, maka gunakanlah kemaluanmu terhadap apa yang telah Kuhalalkan bagimu. Dan jika ditawarkan kepadamu apa yang telah Kuharamkan bagimu, maka turunkanlah penutupnya. Hai anak Adam, sesungguhnya Engkau tidak akan mampu menanggung murka-Ku dan tidak akan mampu menahan pembalasan (azab)-Ku.”
4-7. Yang menjadi obyek sumpah adalah Firman Allah, “Sungguh Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” Kemungkinan yang dimaksudkan adalah segala kesusahan yang menderanya ketika berada di dunia, di alam barzakh dan pada hari berlakunya kesaksian. Seharusnya manusia mengerjakan perbuatan yang bisa membuatnya terbebas dari berbagai kesusahan itu dan mengharuskannya berbahagia selama-lamanya. Bila ia tidak mengerjakannya, berarti ia senantiasa didera siksaan berat selama-lamanya.
Kemungkinan lain, makna ayat ini adalah Allah menciptakan manusia dalam bentuk dan wujud yang paling sempurna yang membuatnya mampu berbuat apa saja serta mengerjakan perbuatan-perbuatan berat. Meski demikian, manusia tetap saja tidak mau bersyukur kepada Allah atas nikmat yang agung itu. Bahkan ia merasa sombong karena diberi kesehatan serta bersikap angkuh terhadap Penciptanya. Dengan kebodohan dan kezhalimannya, ia mengira kondisi itu akan bertahan lama baginya dan dikira kekuasaannya untuk bertindak tidak akan hilang darinya. Karena itulah Allah berfirman, “Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya,” hingga ia pun bertindak melampaui batas dan merasa bangga atas harta yang dibelanjakan untuk keinginan-keinginan dirinya, “lalu berkata, Aku telah menghabiskan harta yang banyak,” yakni yang amat banyak, sebagian mereka diatas sebagian yang lain. Allah menyebut membelanjakan harta untuk keinginan syahwat dan maksiat dengan kata membinasakan, karena orang yang membelanjakan tersebut tidak mendapatkan guna dari harta yang dibelanjakan. Hanya ada penyesalan, kerugian, kelelahan, dan kekurangan yang didapatkan. Tidak sama seperti orang yang membelanjakan hartanya dalam keridhaan Allah dan untuk kebajikan. Karena orang tersebut pada hakikatnya melakukan perdagangan dengan Allah dan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat dari harta yang dibelanjakannya. Allah berfirman seraya memberi ancaman kepada orang yang membelajakan hartanya untuk memenuhi keinginan syahwatnya didasari sifat kesombongan “apakah dia mengira tidak akan ada yang melihatnya seorangpun?”, maksudnya, apakah dia menyangka dalam perbuatannya ini bahwa sanya Allah tidak melihatnya dan menghitungnya baik kecil maupun besar? Bahkan Allah sungguh telah melihatnya, dan menjaga nya dengan memeperhatiakan perbuatanya, dan mewaakilkan hal itu kepada dua malaikat yang mulia yang masing-masing memperhatikan amalan yang baik dan yang buruk.
Apakah dia bermaksud pamer dengan perbuatannya itu lalu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya’ tidak demikian. Semua gerak-gerik manusia, kecil maupun besar, selalu dalam pantauan Allah. Dia akan membalas sekecil apa pun perbuatan manusia. 8-10. Allahlah yang berkuasa atasnya dan melihat setiap perbuatannya. Bukankah kami telah menjadikan untuknya sepasang mata untuk membantunya melihat sekeliling, dan lidah dan sepasang bibir untuk memungkinkannya mencecap, berbicara, dan memberi penjelasan kepada orang lain, dan bukankah kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan, yaitu kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan, melalui fitrah, akal, dan petunjuk lain’ kami sudah memberinya petunjuk, lalu manusia itu sendiri yang akan memutuskan jalan hidupnya; apakah memilih jalan kesesatan atau kebenaran.
Al-Balad Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Balad Ayat 7, Makna Al-Balad Ayat 7, Terjemahan Tafsir Al-Balad Ayat 7, Al-Balad Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Balad Ayat 7
Tafsir Surat Al-Balad Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)