{48} Al-Fath / الفتح | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ق / Qaf {50} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hujurat الحجرات (Kamar-Kamar) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 49 Tafsir ayat Ke 15.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ﴿١٥﴾
innamal-mu`minụnallażīna āmanụ billāhi wa rasụlihī ṡumma lam yartābụ wa jāhadụ bi`amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāh, ulā`ika humuṣ-ṣādiqụn
QS. Al-Hujurat [49] : 15
Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Sesungguhnya orang mukmin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan ajaran-ajaran-Nya, kemudian tidak ada keraguan dalam keimanannya dan mereka mencurahkan harta dan jiwanya untuk berjihad di jalan Allah, taat kepada-Nya dan mengharap ridha-Nya, mereka itu adalah orang yang benar dalam keimanannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman. (Al-Hujurat: 15)
Yaitu yang sempurna iman mereka.
hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu. (Al-Hujurat: 15)
Maksudnya, tidak ragu dan tidak bimbang dalam keimanannya. Bahkan teguh dalam suatu pendirian, yaitu membenarkan dengan setulus-tulusnya.
dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. (Al-Hujurat: 15)
Mereka korbankan diri dan harta benda mereka yang disayang untuk ketaatan kepada Allah dan rida-Nya.
mereka itulah orang-orang yang benar. (Al-Hujurat: 15)
Yakni dalam ucapannya yang mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman, tidak sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang-orang Arab Badui yang iman mereka masih belum meresap kecuali hanya sebatas lahiriah saja.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Rasyidin, telah menceritakan kepada kami Amr ibnul Haris, dari Abus Samah, dari Abul Hais’am, dari Abu Sa’id r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Orang-orang mukmin di dunia ini ada tiga macam, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah; dan orang (mukmin) yang dipercayai oleh orang lain terhadap harta dan jiwa mereka; dan orang (mukmin) yang apabila mempunyai rasa tamak (terhadap sesuatu), maka ia meninggalkannya karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ} “Sesungguhnya orang-orang yang beriman,” yakni secara hakiki, {الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأمْوَالِهِمْ وَأنْفُسِهُم في سبيل الله} “orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak raguragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.” Yakni, orang yang menyatukan antara keimanan terhadap Allah جَلَّ جَلالُهُ dan RasulNya dengan jihad di jalanNya; sebab orang yang menegakkan jihad terhadap kaum kafir itu menunjukkan kesempurnaan imannya di dalam hati. Sebab orang yang memerangi kaum kafir atas nama Islam dan iman serta menunaikan syariatsyariat Allah جَلَّ جَلالُهُ itu, tentu sudah pasti telah berjihad terhadap dirinya sendiri. Orang yang tidak mampu berjihad menunjukkan kelemahan imannya. Dalam beriman, Allah جَلَّ جَلالُهُ mensyaratkan tidak adanya keraguan, karena iman yang bermanfaat itu adalah tekad bulat dan keyakinan terhadap perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ untuk beriman padaNya yang tidak disertai dengan keraguan sedikit pun.
Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ, {أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ} “Mereka itulah orang-orang yang benar,” yakni, orang-orang yang membuktikan keimanan mereka dengan perbuatanperbuatan baik. Kejujuran adalah pengakuan besar terhadap segala hal yang diakui, dan orang yang jujur memerlukan hujjah dan bukti, dan bukti terbesar adalah klaim keimanan yang merupakan pusat kebahagiaan dan kemenangan abadi, maka siapa pun yang mengaku beriman dan mengerjakan kewajiban serta keharusan iman, maka ia adalah orang jujur dan Mukmin sejati. Sebaliknya orang yang tidak demikian halnya dapat diketahui bahwa pengakuannya tidak benar, sehingga pengakuannya tidak berguna sama sekali, sebab keimanan dalam hati itu hanya diketahui oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ semata. Maka penegasan atau penafian keimanan (di sini) adalah tindakan yang mengajari Allah جَلَّ جَلالُهُ terhadap sesuatu yang ada di dalam hati dan ini merupakan etika dan dugaan yang tidak baik terhadap Allah جَلَّ جَلالُهُ.
Selanjutnya ayat ini menjelaskan siapa yang benar-benar sempurna imannya. Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah me-reka yang beriman kepada Allah dan meyakini semua sifat-sifat-Nya dan membenarkan apa yang disampaikan oleh rasul-Nya. Kemudian dalam berlalunya waktu mereka tidak ragu-ragu sedikitpun dan tidak goyah pendiriannya dan mereka berjihad dengan menye-rahkan harta dan me-ngorbankan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar dalam ucapan dan perbuatan mereka. 16. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, kepada orang-orang badui yang mengaku beriman itu, ‘apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah dan menjelaskan tentang agamamu serta keyakinanmu seperti yang engkau katakan kepada nabi, padahal yang demikian itu tidak perlu karena Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah maha mengetahui segala sesuatu. “
Al-Hujurat Ayat 15 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hujurat Ayat 15, Makna Al-Hujurat Ayat 15, Terjemahan Tafsir Al-Hujurat Ayat 15, Al-Hujurat Ayat 15 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hujurat Ayat 15
Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)