{2} Al-Baqarah / البقرة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النساء / An-Nisa {4} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran آل عمران (Keluarga ‘Imran) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 3 Tafsir ayat Ke 18.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١٨﴾
syahidallāhu annahụ lā ilāha illā huwa wal-malā`ikatu wa ulul-‘ilmi qā`imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-‘azīzul-ḥakīm
QS. Ali ‘Imran [3] : 18
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-bijaksana.
Allah bersaksi bahwa Dia pemilik tunggal ilahiyah, Dia menyandingkan kesaksian-Nya dengan kesaksian para malaikat dan ahli ilmu atas obyek kesaksian paling besar, yaitu Tauhid Allah dan penegakannya dengan keadilan. Tiada Tuhan yang haq kecuali Dia yang Maha Perkasa di mana tidak ada sesuatu yang bisa menolak kehendak-Nya, Mahabijaksana dalam perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan-Nya.
Allah memberikan pernyataan-Nya, dan cukuplah Allah sebagai saksi. Dia adalah saksi Yang Mahabenar lagi Mahaadil, dan Mahabenar firman-Nya.
…bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia.
Artinya, hanya Dialah Tuhan semua makhluk, dan bahwa semua makhluk adalah hamba-hamba-Nya dan merupakan ciptaan-Nya, semua makhluk berhajat kepada-Nya, sedangkan Dia Mahakaya terhadap semuanya selain Dia sendiri. Perihalnya sama dengan yang diungkapkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman lainnya, yaitu:
tetapi Allah mengakui Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. (An Nisaa:166), hingga akhir ayat.
Kemudian Allah mengiringi pernyataan-Nya itu dengan kesaksian para malaikat dan orang-orang yang berilmu, yang disertakan dengan kesaksian (pernyataan)-Nya. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia (begitu pula) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. (Ali Imran:18)
Hal ini merupakan suatu keistimewaan yang besar bagi para ulama dalam kedudukan tersebut.
Yang menegakkan keadilan.
Lafaz qa-iman di-nasab-kan sebagai hal. Dengan kata lain, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى senantiasa menegakkan keadilan dalam semua keadaan.
Tidak ada Tuhan melainkan Dia.
Kalimat ayat ini berkedudukan sebagai taukid atau yang mengukuhkan kalimat sebelumnya.
Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Al-Aziz Yang Mahaperkasa, Yang keagungan dan kebesaran-Nya tidak dapat dibatasi, lagi Mahabijaksana dalam semua ucapan, perbuatan, syariat, dan takdir-Nya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Abdu Rabbih, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah ibnul Walid, telah menceritakan kepadaku Jubair ibnu Amr Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Ansari, dari Abu Yahya maula keluarga Az-Zubair ibnul Awwam, dari Az-Zubair ibnul Awwam yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di Arafah membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Ali Imran:18), Sesudah itu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan: Dan aku termasuk salah seorang yang mempersaksikan hal tersebut, ya Tuhanku.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui jalur lain. Untuk itu ia mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Husain, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Mutawakkil Al-Asqalani, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Hafs ibnu Sabit Abu Sa’id Al-Ansari, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Yahya ibnu Abbad ibnu Abdullah ibnuz Zubair, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Az-Zubair yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika membacakan ayat ini: Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, begitu pula para malaikat. (Ali Imran:18), Lalu beliau mengucapkan: Dan aku ikut bersaksi, ya Tuhanku.
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan di dalam kitab Mu’jamul Kabir:
telah menceritakan kepada kami Abdan ibnu Ahmad dan Ali ibnu Sa’id, keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ammar ibnu Umar Al-Mukhtar, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepadaku Galib Al-Qattan, bahwa ia datang ke Kufah dalam salah satu misi dagangnya, lalu tinggal di dekat rumah Al-A’masy. Pada suatu malam ketika aku hendak turun, Al-A’masy melakukan salat tahajud di malam hari, lalu bacaannya sampai pada ayat berikut, yaitu firman-Nya: Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. (Ali Imran:18-19) Kemudian Al-A’masy mengatakan, “Dan aku pun mempersaksikan apa yang telah dinyatakan oleh Allah, dan aku titipkan kepada Allah persaksianku ini, yang mana hal ini merupakan titipan bagiku di sisi Allah.” Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. (Ali Imran:19) Kalimat dan ayat ini diucapkannya berkali-kali oleh Al-A’masy. Galib Al-Qattan melanjutkan kisahnya, bahwa lalu aku berkata kepada diriku sendiri, “Sesungguhnya dia (Al-A’masy) telah mendengar suatu hadis mengenai masalah ini.” Maka aku pada pagi harinya menuju kepadanya untuk berpamitan, kemudian aku berkata, “Hai Abu Muhammad, sesungguhnya aku telah mendengarmu mengulang-ulang bacaan ayat ini.” Al-A’masy berkata, “Tidakkah telah sampai kepadamu suatu hadis mengenainya?” Aku menjawab, “Aku berada di dekatmu selama satu bulan, tetapi engkau belum menceritakannya kepadaku.” Al-A’masy mengatakan, “Demi Allah, aku tidak akan menceritakannya kepadamu sebelum satu tahun.” Maka aku tinggal selama satu tahun dan tinggal di depan pintunya. Setelah lewat masa satu tahun, aku berkata, “Hai Abu Muhammad, sekarang telah berlalu masa satu tahun.” Al-A’masy menjawab bahwa telah menceritakan kepadaku Abu Wail, dari Abdullah yang menceritakan bahwa Rasillullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Kelak di hari kiamat pelakunya akan didatangkan, lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Hamba-Ku telah berjanji kepada-Ku, dan Aku adalah Tuhan Maha memenuhi janji-Nya, maka masukkanlah oleh kalian (para malaikat) hamba-Ku ini ke dalam surga.”
(18) Ini adalah persaksian paling mulia yang bersumber dari Raja Yang Mahaagung, dan dari para malaikat serta orang-orang yang berilmu, atas suatu perkara yang paling mulia yang disaksi-kan yaitu pengesaan Allah dan penegakanNya akan keadilan. Itu semua mengandung persaksian atas seluruh Syariat dan seluruh hukum-hukum pembalasan, karena syariat dan ajaran itu dasar dan pondasinya adalah tauhidullah dan pengesaanNya dengan ibadah dan pengakuan akan keesaanNya dalam sifat-sifat keagungan, kesombongan, kebesaran, keperkasaan, kuasa dan kemuliaan, juga dengan sifat kedermawanan, kebajikan, kasih sayang, perbuatan baik, keindahan, dan dengan kesempurnaanNya yang mutlak yang tidak dapat dihitung oleh seorang pun dari makhluk untuk meliputi sedikit pun darinya atau mereka mencapainya atau me-reka sampai kepada sanjungan atasNya. Dan ibadah-ibadah yang syar’i dan muamalah serta hal-hal yang mengikutinya, perintah maupun larangan, semua itu adalah keadilan yang tidak ada kezha-liman padanya, tidak ada kesewenang-wenangan dalam keadaan apa pun, sebaliknya semua itu berada pada puncak dari hikmah dan kepastian, serta balasan terhadap amalan-amalan shalih mau-pun buruk, semua itu adalah keadilan,
قُلْ اَيُّ شَيْءٍ اَكْبَرُ شَهَادَةً ۗ
“Katakanlah, ‘Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?’ Katakanlah, ‘Allah’.” (Al-An’am: 19).
Maka tauhidullah, AgamaNya dan pembalasanNya telah tetap (tsabit) dengan ketetapan yang kuat yang tidak ada keraguan padanya dan ia merupakan hakikat yang paling agung dan paling jelas. Dan Allah telah menegakkan atas hal itu bukti-bukti nyata dan dalil-dalil yang tidak mungkin lagi dihitung dan dijumlah.
Dalam ayat ini terdapat keutamaan ilmu dan ulama, karena Allah جَلَّ جَلالُهُ mengkhususkan mereka dalam penyebutan tanpa me-nyertakan manusia lainnya. Allah menyandingkan kesaksian me-reka dengan kesaksianNya dan kesaksian para malaikatNya, dan Allah menjadikan kesaksian mereka adalah keterangan dan dalil yang paling besar atas ketauhidanNya, AgamaNya dan pemba-lasanNya. Seorang yang mukallaf wajib menerima kesaksian yang adil lagi benar tersebut, dan termasuk di antara kandungannya adalah membenarkan mereka, bahwa para makhluk mengikuti mereka dan bahwa mereka adalah para pemimpin yang diikuti. Dalam poin ini terdapat keutamaan, kemuliaan, dan kedudukan yang tinggi yang tidak dapat diukur kadarnya.
Setelah Allah memberi pujian kepada kaum mukmin, ayat ini menegaskan bahwa dalil-dalil yang bisa menguatkan keimanan sudah begitu jelas. Allah menyatakan, yakni menjelaskan kepada seluruh makhluk bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain dia, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Demikian pula para malaikat dan orang-orang berilmu juga menyaksikan atas keesaan-Nya. Bahkan, semuanya menyaksikan bahwa Allah tampil secara utuh untuk menegakkan keadilan, melalui dalil-dalil yang kuat. Allah adalah satu-satunya penguasa dan pengatur alam raya ini, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain dia, yang mahaperkasa, mahabijaksana dalam pengaturan dan penetapan hukumhukum-Nya. Setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang keesaan Allah, maka ayat ini menegaskan tentang kebenaran islam yang inti ajarannya adalah tauhid. Sesungguhnya agama yang benar dan diridai di sisi Allah ialah islam, yang inti ajarannya adalah tauhid. Tidaklah berselisih orangorang yang telah diberi kitab, yakni para penganut yahudi dan nasrani, terhadap kebenaran islam, kecuali atau justru setelah mereka memperoleh pengetahuan tentang hal itu, bukan karena ketidaktahuan. Demikian ini, karena adanya rasa kedengkian di antara mereka terhadap karunia yang diberikan kepada nabi Muhammad sebagai rasul terakhir. Padahal, barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, baik yang tertulis maupun yang tak tertulis, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya terhadap amal-amal hamba-Nya.
Ali ‘Imran Ayat 18 Arab-Latin, Terjemah Arti Ali ‘Imran Ayat 18, Makna Ali ‘Imran Ayat 18, Terjemahan Tafsir Ali ‘Imran Ayat 18, Ali ‘Imran Ayat 18 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ali ‘Imran Ayat 18
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran