{52} At-Thur / الطور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | القمر / Al-Qamar {54} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Najm النجم (Bintang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 53 Tafsir ayat Ke 32.
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ ﴿٣٢﴾
allażīna yajtanibụna kabā`iral-iṡmi wal-fawāḥisya illal-lamama inna rabbaka wāsi’ul-magfirah, huwa a’lamu bikum iż ansya`akum minal-arḍi wa iż antum ajinnatun fī buṭụni ummahātikum, fa lā tuzakkū anfusakum, huwa a’lamu bimanittaqā
QS. An-Najm [53] : 32
Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa.
Hanya milik Allah yang ada di langit dan yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan azab kepada orang-orang yang berbuat jahat atas apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan surga, yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji (kecuali kesalahan-kesalahan kecil yang tidak disengaja). Sesungguhnya, dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan perbuatan yang haram maka Allah akan mengampuni mereka. Sesungguhnya, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia lebih mengetahui tentang keadaan kalian ketika Dia menciptakan bapak kalian, Adam, dari tanah dan ketika kalian masih janin dalam perut ibu. Maka dari itu, janganlah kalian mengatakan diri kalian suci lalu memuji dan menyifatinya dengan ketakwaan. Dialah yang paling mengetahui orang yang takut kepada siksaan-Nya dari hamba-hamba-Nya yang menjauhi perbuatan maksiat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. (An-Najm: 32)
Artinya, rahmat Allah memuat segala sesuatu dan ampunan-Nya memuat semua dosa-dosa bagi orang yang bertobat darinya. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar: 53)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah. (An-Najm: 32)
Yaitu Dia Maha Melihat kalian lagi Maha Mengetahui keadaan, sepak terjang dan ucapan kalian yang akan keluar dan dikerjakan oleh kalian sejak Dia menciptakan bapak moyang kalian dari tanah (yaitu Adam), lalu Dia mengeluarkan semua keturunannya dari sulbinya seperti semut-semut kecil. Kemudian membagi mereka menjadi dua golongan, ada golongan yang dimasukkan ke dalam surga dan. golongan lainnya dimasukkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Demikian pula pengertian firman berikutnya:
dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. (An-Najm: 32)
Malaikat yang telah ditugaskan oleh Tuhannya telah menetapkan terhadapnya rezeki, ajal, dan amal perbuatannya, dan apakah dia termasuk orang yang celaka ataukah orang yang berbahagia, semuanya dicatat oleh malaikat itu terhadapnya. Mak-hul mengatakan, “Pada mulanya kita berupa janin dalam perut ibu kita, ada pula di antara kita yang gugur, sedangkan ki(a ini termasuk di antara orang-orang yang dihidupkan. Lalu kita menjadi bayi yang menyusu, maka di antara kita ada yang mati, sedangkan kita termasuk yang dipanjangkan usia. Kemudian kita menjadi anak-anak, maka di antara kita ada yang mati, sedangkan kita termasuk yang di beri usia panjang. Kemudian kita tumbuh menjadi pemuda, ada pula di antara kita yang mati, sedangkan kita termasuk yang masih hidup. Kemudian kita menjadi manusia yang berusia lanjut, maka celakalah Anda, lalu apa lagi yang kita tunggu sesudah semuanya itu?” Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hal yang sama dari Mak-hul.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. (An-Najm: 32)
Yakni memuji diri sendiri dan merasa besar diri serta membanggakan amal sendiri.
Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. (An-Najm: 32)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun. (An-Nisa: 49)
Imam Muslim mengatakan di dalam kitab sahihnya, bahwa:
telah menceritakan kepada kami Amr An-Naqid, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Yazid, dari Abu Habib, dari Muhammad ibnu Amr ibnu Ata yang mengatakan bahwa ia memberi nama anak perempuannya Barrah. Maka Zainab binti Abu Salamah berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah melarang nama ini, dan dirinya pada mulanya diberi nama Barrah. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Janganlah kamu menganggap dirimu suci, sesungguhnya Allah lebih mengetahui daripada kalian tentang orang yang suci. Mereka bertanya, “Lalu nama apakah yang harus kami berikan kepadanya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: ‘Namailah dia Zainab!
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan pula bahwa:
telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Wuhaib, telah menceritakan kepada kami Khalid Al-Hazza, dari Abdur Rahman ibnu Abu Bakrah, dari ayahnya yang mengatakan bahwa pernah ada seseorang memuji seorang lelaki di hadapan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Celakalah engkau, engkau telah mematahkan leher temanmu —berkali-kali—. Apabila seseorang di antara kalian terpaksa memuji temannya, hendaklah ia mengatakan, “Kulihat si Fulan —hanya Allah-lah yang mengetahui sebenarnya, aku tidak membersihkan seseorang pun terhadap Allah— kulihat dia adalah seorang yang anu dan anu, “jika memang dia mengetahuinya.
Kemudian Imam Muslim meriwayatkannya melalui Gundar, dari Syu’bah, dari Khalid Al-Hazza dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Ibnu Majah melalui berbagai jalur dari Khalid Al-Hazza dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki’ dan Abdur Rahman. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Mansur, dari Ibrahim, dari Hammam ibnul Haris yang mengatakan bahwa pernah seorang lelaki datang kepada Khalifah Usman, lalu memujinya di hadapannya. Maka Al-Miqdad ibnul Aswad (yang ada di majelis itu) menaburkan pasir ke wajah lelaki itu seraya berkata: Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah memerintahkan kepada kami apabila kami jumpai orang-orang yang memuji, hendaknya kami taburkan debu di wajah mereka.
Imam Muslim dan Imam Abu Daud telah meriwayatkannya melalui hadis As-Sauri, dari Mansur dengan sanad yang sama.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan sifat-sifat mereka seraya berfirman, الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الإثْمِ وَالْفَوَاحِشَ “(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji,” yakni, mereka mengerjakan perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ berupa berbagai kewajiban yang jika ditinggalkan termasuk dosa besar, dan mereka menjauhi keharaman besar seperti zina, minum minuman keras, memakan hasil riba, membunuh dan dosa-dosa besar lainnya, إِلَّا اللَّمَمَ “yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil,” yakni, dosa-dosa kecil yang tidak dilakukan secara terus menerus atau dosa kecil yang dicela oleh yang bersangkutan secara berkali-kali, dengan catatan jarang dan sedikit. Melakukan hal itu tidak serta merta membuat pelakunya termasuk dalam golongan orang-orang yang keluar dari golongan orang-orang yang berbuat baik, karena melaksanakan kewajiban dan menjauhi keharaman itu berada di bawah ampunan Allah جَلَّ جَلالُهُ yang meliputi segala sesuatu, karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ “Sesungguhnya Rabbmu Mahaluas ampunanNya.” Andai bukan karena ampunanNya, maka seluruh negeri dan manusia akan binasa, andai bukan pemaafan dan kesabaranNya, tentu langit akan runtuh menimpa bumi dan tentu Dia tidak membiarkan satu hewan pun hidup, karena itulah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ، مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ.
“Shalat yang lima waktu, Jum’at ke Jum’at, Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus (dosa-dosa kecil) di antaranya, selama dosa-dosa besar dijauhi.”
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ “Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu.” Artinya, Allah جَلَّ جَلالُهُ mengetahui semua kondisi kalian serta kelemahan yang dijadikan pada diri kalian dan sifat penentangan terhadap berbagai perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ pada kalian, karena banyaknya faktor pendorong untuk berbuat berbagai hal-hal haram serta banyaknya faktor penarik untuk itu, serta tidak adanya penghalang yang kuat. Kelemahan itu jelas ada dan terlihat pd diri kalian ketika kalian dikeluarkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ dari perut bumi dan ketika kalian berada di perut ibu kalian, sifat lemah itu tetap saja ada pada diri kalian meski Allah جَلَّ جَلالُهُ telah memberikan kalian kekuatan untuk menunaikan perintahNya, namun sifat lemah tetap saja lekat pada diri kalian. Karena Allah جَلَّ جَلالُهُ mengetahui kondisi kalian seperti ini, sesuailah hikmah ilahi dan kemurahan rabbani untuk meliputi kalian dengan rahmat dan ampunan dan kebaikanNya. Allah جَلَّ جَلالُهُ melenyapkan berbagai kejahatan dan dosa dari diri kalian khususnya bagi seorang hamba yang bertujuan mencari keridhaanNya di seluruh waktunya dan seluruh usahanya yang mendekatkannya kepada Rabb di seluruh waktu, melarikan diri dari dosa yang bisa membawa murka Rabb kemudian terlepas darinya sedikit demi sedikit, karena Allah جَلَّ جَلالُهُ Yang paling Mulia, paling menyayangi para hambaNya melebihi kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya. Karena itu orang seperti ini pasti berada dekat ampunan Rabbnya dan Allah جَلَّ جَلالُهُ akan senantiasa mengabulkan permintaannya di setiap waktu. Karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci,” artinya, kalian menceritakan kesucian diri kalian kepada orang-orang dengan maksud untuk memuji diri kalian sendiri di hadapan mereka, هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى “Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa,” karena takwa itu bertempat di hati dan Allah جَلَّ جَلالُهُ lah yang mengetahuinya serta membalas kebaikan dan ketakwaan yang ada di dalam hati, sedangkan manusia sama sekali tidak berguna bagi kalian dari siksaan Allah جَلَّ جَلالُهُ.
Orang-orang yang akan mendapat anugerah dan kebaikan adalah mereka yang sungguh-sungguh menjauhi dosa-dosa besar yang disebut secara khusus ancamannya, dan perbuatan keji yang dicela oleh akal dan tabiat manusia. Semua itu ada hukumannya, kecuali kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan sesekali dan tanpa sengaja. Sungguh, pengampunan atas dosa kecil itu karena tuhanmu mahaluas ampunan-Nya. Dia pun akan mengampuni dosa besar bila pelakunya bertobat dengan tulus. Janganlah kamu bangga karena telah berbuat baik. Sesungguhnya dia mengetahui tentang keadaan kamu, bahkan sejak dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu yang berproses sesuai tahapannya. Maka dengan pengampunan dan pahala itu, janganlah kamu menganggap dirimu suci dengan memuji diri dan membanggakan amal-amalmu. Sungguh, dia yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa dan benar-benar suci. 33. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa al-wal’d bin al-Mug’rah yang telah memeluk islam kembali murtad akibat celaan teman-teman-Nya ajakan mereka untuk kembali pada kemusyrikan. Wahai nabi Muhammad, maka tidakkah engkau melihat orang yang berpaling dan menolak ajaran yang engkau sampaikan padahal sebelum itu dia telah menerimanya’.
An-Najm Ayat 32 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Najm Ayat 32, Makna An-Najm Ayat 32, Terjemahan Tafsir An-Najm Ayat 32, An-Najm Ayat 32 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Najm Ayat 32
Tafsir Surat An-Najm Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)