Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Qalam Ayat 31 القلم Lengkap Arti Terjemah Indonesia

{67} Al-Mulk / الملك الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ الحاقة / Al-Haqqah {69}

Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qalam القلم (Pena) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 68 Tafsir ayat Ke 31.

Al-Qur’an Surah Al-Qalam Ayat 31

قَالُوا يَا وَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا طَاغِينَ ﴿٣١﴾

qālụ yā wailanā innā kunnā ṭāgīn

QS. Al-Qalam [68] : 31

Arti / Terjemah Ayat

Mereka berkata, “Celaka kita! Sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui batas.

Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia)

Tatkala mereka melihat kebun mereka terbakar, mereka mengingkarinya, “Sungguh, kita telah tersesat dari jalan menuju kebun kita.” Ketika mereka mengetahui bahwa itu adalah kebun mereka, mereka berkata, “Sungguh, kita dihalangi dari memperoleh hasilnya karena niat kita untuk kikir dan menghalangi orang miskin.” Berkatalah orang yang adil di antara mereka, “Tidakkah aku telah mengatakan kepada kalian, hendaklah kalian memuji Tuhanmu dan mengucapkan, ‘Insya Allah?'” Setelah mereka kembali pada jalan yang benar, mereka berkata, “Mahasuci Tuhan kami atas apa yang menimpa kami akibat dari kezaliman kami. Sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim terhadap diri sendiri dan berniat jahat.” Kemudian, sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain seraya saling mencela atas apa yang mereka tinggalkan dari memuji Allah dan karena berniat buruk. Mereka berkata, “Sungguh celaka, kita termasuk orang-orang yang melampaui batas, melarang fakir miskin, dan menyimpang dari perintah Allah. Semoga Allah memberi sesuatu yang lebih baik daripada kebun kita karena kami telah bertobat dan mengakui kesalahan kami. Kepada Allah semata kami berharap, memohon ampunan, dan kebaikan.” Yang demikian itu adalah akibat buruk yang Kami timpakan kepada para pemilik kebun, terjadi di dunia bagi siapa yang menyimpang dari perintah Allah dan kikir atas apa yang diberikan Allah kepadanya, dan sungguh siksa neraka lebih keras daripada siksa dunia. Jika mereka mengetahui bahwa siksa Allah itu pedih, niscaya mereka akan berhati-hati dari sebab-sebab yang akan mengakibatkan datangnya siksa Allah.

Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir al-Qur’an al-Azhim)

Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎:

Mereka mengucapkan, “Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” (Al-Qalam: 29)

Maka barulah mereka menunaikan ketaatan di saat tiada gunanya lagi upaya mereka, kini mereka menyesali perbuatan mereka di saat nasi telah menjadi bubur.

Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:

“Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela-mencela. (Al-Qalam: 29-30)

Yaitu sebagian dari mereka mencela sebagian yang lain atas sikap mereka yang bersikeras tidak mau memberi kaum fakir miskin dari hasil panen mereka. Maka tiadalah jawaban sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain kecuali mengakui kesalahan dan dosa mereka sendiri.

Mereka berkata, “Aduhai, celakalah kita, sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampui batas.” (Al-Qalam: 31)

Yakni kami benar telah berbuat kesalahan, berbuat aniaya, dan melampaui batas sehingga kita tertimpa musibah ini.

Tafsir as-Sa’di (Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan)

30-32. karena itulah mereka amat menyesal, “lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela mencela” atas perbuatan yang telah mereka lakukan. “Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas’,” yakni melampaui batas dalam hak Allah dan hak sesama manusia. “Mudah-mudahan Rabb kita memberi ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Rabb kita.” Mereka mengharap agar Allah menggantikan yang lebih baik dan mereka berjanji akan berharap dan terus meminta pada Allah di dunia. Jika mereka seperti yang mereka katakan, zahirnya Allah menggantikan rizki yang lebih baik bagi mereka di dunia, karena orang yang berdoa dengan tulus pada Allah serta memohon dan mengharapNya, maka Allah akan mengabulkan permintaannya.

Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama Republik Indonesia)

30-31. Setelah pemilik kebun tersebut sadar, lalu mulailah mereka saling berhadapan dan saling menyalahkan. Ada yang mengatakan, ‘ini gara-gara kamu!’ yang lain lagi menjawab, ‘kenapa aku yang disalahkan”. Setelah beberapa saat berlalu pada akhirnya semua mengaku bersalah, kemudian mereka berkata, ‘celaka kita! sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui batas yaitu dengan bersumpah tidak akan memberi hasil panen kepada fakir miskin. 32-33. Setelah menyadari kekeliruannya, mereka pun berharap, mudah-Mudahan tuhan memberikan ganti kepada kita dengan kebun atau apa saja yang lebih baik daripada kebun yang telah rusak ini, sungguh, kita mengharapkan ampunan dan karunia dari tuhan kita. ‘ setelah selesai menguraikan kisah para pemilik kebun tersebut, Allah memperingatkan kepada siapa saja dengan menyatakan bahwa seperti itulah azab di dunia. Dan sungguh, azab akhirat lebih besar dibandingkan azab dunia itu, karena azab akhirat, di samping lebih dahsyat juga da-lam waktu yang tidak terbayangkan. Semestinya manusia menyadari hal itu sekiranya mereka mengetahui.


Al-Qalam Ayat 31 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qalam Ayat 31, Makna Al-Qalam Ayat 31, Terjemahan Tafsir Al-Qalam Ayat 31, Al-Qalam Ayat 31 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qalam Ayat 31


Tafsir Surat Al-Qalam Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52