{39} Az-Zumar / الزمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | فصلت / Fussilat {41} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ghafir غافر (Yang Maha Pengampun) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 40 Tafsir ayat Ke 29.
يَا قَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِينَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ يَنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللَّهِ إِنْ جَاءَنَا ۚ قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَىٰ وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ ﴿٢٩﴾
yā qaumi lakumul-mulkul-yauma ẓāhirīna fil-arḍi fa may yanṣurunā mim ba`sillāhi in jā`anā, qāla fir’aunu mā urīkum illā mā arā wa mā ahdīkum illā sabīlar-rasyād
QS. Ghafir [40] : 29
Wahai kaumku! Pada hari ini kerajaan ada padamu dengan berkuasa di bumi, tetapi siapa yang akan menolong kita dari azab Allah jika (azab itu) menimpa kita?” Fir‘aun berkata, “Aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang aku pandang baik; dan aku hanya menunjukkan kepadamu jalan yang benar.”
Wahai kaum, bagi kalian kekuasaan di hari ini. Kalian berkuasa di bumi Mesir atas rakyat kalian dari Bani Israil dan lainnya, lalu siapa yang bisa menolak azab Allah dari kami bila ia datang menimpa kami? Fir’aun berkata menjawab kaumnya: Wahai manusia, aku tidak menunjukkan kepada kalian berupa pendapat atau nasihat, kecuali apa yang aku perlihatkan untuk diriku dan kalian di mana ia adalah kebaikan dan kebenaran. Dan aku tidak mengajak kalian kecuali kepada jalan yang benar lagi haq.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
“Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. (Al-Mu’min: 29)
Yakni sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memberikan nikmat kepada kalian dengan kerajaan ini dan kekuasaan di muka bumi, pengaruh yang luas dan kedudukan yang tinggi, maka peliharalah nikmat ini dengan bersyukur kepada Allah dan membenarkan utusan-Nya, dan takutlah kepada azab Allah jika kalian mendustakan utusan-Nya.
Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita! (Al-Mu’min: 29)
Yakni tiada gunanya bagi kalian bala tentara kalian yang banyak ini, dan tiada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan kita dari azab Allah jika Dia menghendaki keburukan bagi kita.
Fir’aun berkata. (Al-Mu’min: 29)
kepada kaumnya, menjawab saran yang dikemukakan oleh laki-laki mukmin yang saleh lagi berbakti, yang sebenarnya dialah yang lebih berhak untuk menjadi Raja Mesir daripada Fir’aun.
Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik. (Al-Mu’min: 29)
Yakni tiada lain yang kukatakan kepada kalian hanyalah sebagai saran dariku menurut pandangan terbaikku. Padahal dustalah Fir’aun itu, karena ternyata Musa a.s. itu benar sebagai utusan Allah yang diperintahkan untuk menyampaikan risalah-Nya.
Musa menjawab, “Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata.” (Al-Isra: 102)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan sikap Fir’aun dan kaumnya:
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya (An-Naml: 14)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Aku tidak mengemukakan kepadamu melainkan apa yang aku pandang baik. (Al-Mu’min: 29)
Fir’aun dusta dalam kata-katanya, ia memutarbalikkan kenyataan dan khianat terhadap Allah dan utusan-Nya, juga terhadap rakyatnya; dia menipu mereka dan bukan mengharapkan kebaikan bagi mereka. Hal yang sama apa yang dikatakannya dalam kalimat yang selanjutnya seperti yang disitir oleh firman-Nya:
dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar. (Al-Mu’min: 29)
Yakni tiadalah yang aku serukan kepadamu melainkan jalan kebenaran, padahal apa yang dikatakannya itu dusta, sekalipun kaumnya menaati dan mengikutinya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
tetapi mereka mengikuti perintah Fir’aun, padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar. (Hud: 97)
Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk. (Thaha: 79)
Di dalam hadis disebutkan seperti berikut:
Tidak sekali-kali seorang pemimpin meninggal dunia, sedangkan ia dalam keadaan menipu rakyatnya di hari kematiannya, melainkan ia tidak dapat mencium baunya surga. Dan sesungguhnya baunya surga itu benar-benar dapat tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun.
Hanya Allah-lah yang memberi taufik ke jalan yang benar.
Kemudian orang Mukmin itu mewanti-wanti kaumnya, menasihati mereka, dan mempertakuti dengan azab alam akhirat, ia juga mencegah mereka untuk tidak terpesona dengan kekuasaan yang nampak, seraya berkata, يَا قَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ “Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini,” maksudnya, di dunia ini, ظَاهِرِينَ فِي الأرْضِ “dengan berkuasa di muka bumi” terhadap rakyat kalian, di mana kalian memberlakukan aturan apa saja yang kalian kehendaki terhadap mereka. Andaikata hal itu benar-benar kalian raih dan kalian miliki, فَمَنْ يَنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللَّهِ “maka siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah,” yakni, siksaanNya, إِنْ جَاءَنَا “jika ia datang menimpa kita!” Ini adalah bagian dari kepandaiannya dalam berdakwah, di mana permasalahan ia jadikan sebagai permasalahan bersama di antara mereka, dengan mengatakan, فَمَنْ يَنْصُرُنَا “Siapakah yang akan menolong kita” dan perkataannya, إِنْ جَاءَنَا “jika ia datang menimpa kita.” Ini untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwasanya ia menasihati mereka sebagaimana halnya (pada saat yang sama. Pent) ia menasihati dirinya sendiri, dan ia menginginkan bagi mereka apa yang ia inginkan bagi dirinya sendiri.
Maka, قَالَ فِرْعَوْنُ “Fir’aun berkata” dengan menentangnya dan mempropaganda kaumnya agar tidak mengikuti Nabi Musa, مَا أُرِيكُمْ إِلا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلا سَبِيلَ الرَّشَادِ “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.” Ia benar pada ucapannya, مَا أُرِيكُمْ إِلا مَا أَرَى “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik,” tetapi apa yang ia pandang baik itu?! Ia memandang untuk membodoh-bodohi kaumnya agar mereka mengikutinya sehingga ia bisa melanggengkan kekuasaannya terhadap mereka. Ia tidak memandang kebenaran ada pada pihaknya, bahkan ia melihat kebenaran ada pada pihak Nabi Musa, namun ia mengingkari padahal hatinya meyakininya. Dan Fir’aun berdusta pada ucapannya, وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلا سَبِيلَ الرَّشَادِ “Dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar,” sebab ini adalah tindakan membalik kebenaran. Kalau saja ia memerintahkan kepada mereka untuk mengikutinya, murni atas kekafiran dan kesesatannya, tentu keburukannya lebih ringan. Tetapi malah ia memerintah mereka mengikutinya sambil mengklaim, bahwa kalau mengikuti dirinya berarti mengikuti kebenaran, sedangkan kalau mengikuti kebenaran (yang ada pada Nabi Musa, pent) berarti mengikuti kesesatan.
Wahai kaumku! pada hari ini kerajaan ada pada genggaman-Mu yang dengan kerajaan itu kamu berkuasa di bumi, tetapi bagaimana kalau yang disampaikan oleh musa itu benar, maka siapa yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita” mendengar ucapan seorang mukmin itu, fir’aun berusaha meyakinkan kaumnya dengan berkata, ‘aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang menurutku aku pandang baik; dan aku berdasarkan pandanganku itu hanya semata-mata ingin menunjukkan kepadamu jalan yang benar dan lurus. ’30. Dan orang yang beriman dari pengikut fir’aun itu berkata, ‘wahai kaumku! sesungguhnya aku khawatir jika kamu membinasakan musa, kamu akan ditimpa bencana seperti hari kehancuran golongan yang ber-sekutu yang memusuhi para nabi dan rasul.
Ghafir Ayat 29 Arab-Latin, Terjemah Arti Ghafir Ayat 29, Makna Ghafir Ayat 29, Terjemahan Tafsir Ghafir Ayat 29, Ghafir Ayat 29 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ghafir Ayat 29
Tafsir Surat Ghafir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)