{48} Al-Fath / الفتح | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ق / Qaf {50} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hujurat الحجرات (Kamar-Kamar) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 49 Tafsir ayat Ke 1.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ﴿١﴾
yā ayyuhallażīna āmanụ lā tuqaddimụ baina yadayillāhi wa rasụlihī wattaqullāh, innallāha samī’un ‘alīm
QS. Al-Hujurat [49] : 1
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Wahai orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, janganlah kalian melakukan suatu tanpa ada perintah dari Allah dan Rasul-Nya, dari ajaran-ajaran agama kalian sehingga kamu berbuat bid’ah. Takutlah kalian akan ucapan dan perilaku kalian yang bertentangan dengan perintah Allah dan rasul-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar apa yang kalian ucapkan, Maha Mengetahui akan niat dan pekerjaan kalian. Ini adalah ancaman bagi orang-orang beriman yang berbuat bidah dalam masalah agama atau membuat syariat baru yang tidak diperkenankan Allah.
Melalui ayat-ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengajarkan etika sopan santun kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dalam bergaul dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Yaitu hendaknya mereka menghormati, memuliakan, dan mengagungkan beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. (Al-Hujurat: 1)
Maksudnya, janganlah kalian tergesa-gesa dalam segala sesuatu di hadapannya, yakni janganlah kamu melakukannya sebelum dia, bahkan hendaknyalah kamu mengikuti kepadanya dalam segala urusan.
Dan termasuk ke dalam pengertian umum etika yang diperintahkan Allah ini adalah hadis Mu’az r.a. ketika ia diutus oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ke negeri Yaman.
Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya kepadanya, “Dengan apa engkau putuskan hukum?” Mu’az menjawab, “Dengan Kitabullah” Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Kalau tidak kamu temukan?” Mu’az menjawab, “Dengan sunnah Rasul.” Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Jika tidak kamu temukan.” Mu’az menjawab, “Aku akan berijtihad sendiri.” Maka Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengusap dadanya seraya bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah membimbing utusan Rasulullah kepada apa yang diridai oleh Rasulullah.
Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkan hadis ini pula.
Kaitannya dengan pembahasan ini ialah Mu’az menangguhkan pendapat dan ijtihadnya sendiri sesudah Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Sekiranya dia mendahulukan ijtihadnya sebelum mencari sumber dalil dari keduanya, tentulah dia termasuk orang yang mendahului Allah dan Rasul-Nya.
Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. (Al-Hujurat: 1) Yakni janganlah kamu katakan hal yang bertentangan dengan Kitabullah dan sunnah.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa mereka (para sahabat) dilarang berbicara di saat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang berbicara.
Mujahid mengatakan, “Janganlah kamu meminta fatwa kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang suatu perkara, sebelum Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyelesaikannya melalui lisannya.”
Ad-Dahhak mengatakan, “Janganlah kamu memutuskan suatu urusan yang menyangkut hukum syariat agama kalian sebelum Allah dan Rasul-Nya memutuskannya.”
Sufyan As’-Sauri telah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. (Al-Hujurat: 1) baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. (Al-Hujurat: 1) Yaitu janganlah kamu berdoa sebelum imam berdoa.
Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa ada beberapa orang yang mengatakan, “Seandainya saja diturunkan mengenai hal anu dan anu. Seandainya saja hal anu dibenarkan. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak menyukai hal tersebut; karena hal tersebut berarti sama dengan mendahului.”
dan bertakwalah kepada Allah. (Al-Hujurat: 1)
dengan mengerjakan semua apa yang diperintahkan-Nya kepada kalian.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Al-Hujurat: 1)
Yakni Dia mendengar semua ucapan kalian dan mengetahui semua niat kalian.
Ayat ini mencakup etika terhadap Allah جَلَّ جَلالُهُ dan terhadap Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَserta mengagungkan, menghormati, dan memuliakannya. Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan hambahambaNya yang beriman sesuai dengan tuntutan keimanan terhadap Allah جَلَّ جَلالُهُ dan RasulNya dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya serta harus berjalan di belakang perintahperintah Allah جَلَّ جَلالُهُ dan mengikuti sunnah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَdalam semua hal, agar tidak mendahului Allah جَلَّ جَلالُهُ dan RasulNya, tidak mengatakan sesuatu pun hingga Allah جَلَّ جَلالُهُ dan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَmenyatakan, dan tidak memerintah apa pun hingga Allah جَلَّ جَلالُهُ dan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَmemerintah. Inilah hakikat etika wajib terhadap Allah جَلَّ جَلالُهُ dan RasulNya dan itulah alamat kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba. Jika etika tersebut tidak dimiliki oleh seorang hamba, maka dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan abadi dan kenikmatan kekal. Dalam hal ini terdapat larangan keras untuk mendahului perkataan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَsebelum beliau mengucapkan. Manakala Sunnah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَtelah jelas, maka ia wajib diikuti dan harus didahulukan atas yang lainnya, tidak peduli siapa pun orangnya.
Allah جَلَّ جَلالُهُmemerintahkan untuk takwa secara umum, yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh Thalq bin Habib yang berkata, “Takwa itu adalah bahwa Anda mengerjakan ketaatan kepada Allah di atas dasar cahaya dari Allah di mana Anda hanya berharap pahala balasan Allah, dan bahwa Anda meninggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah di mana Anda takut kepada azabNya.
Dan Firman Allah {إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ} “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar ,” yakni, semua jenis suara dan dalam semua waktu sekalipun dalam tempat dan arah yang sama. {عَلِيمٌ} “lagi Maha Mengetahui,” yakni apaapa yang zahir dan apaapa yang bersifat batin, yang telah berlalu maupun yang akan datang, yang wajib secara aqli dan juga yang mustahil dan mubah secara aqli.
a
Dalam penyebutan dua nama Allah yang mulia ini setelah didahului dengan larangan mendahului Allah dan RasulNya, kemudian perintah untuk bertakwa kepadaNya, Allah mendorong untuk melaksanakan perintahperintah yang baik tersebut dan juga adabadab yang bagus, serta ancaman dari lawannya.
Pada permulaan surah al-hujur’t ini Allah mengajarkan akhlak kepada kaum muslim ketika berhubungan dengan Allah dan rasul-Nya. Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu mendahului Allah dan rasul-Nya, yakni jangan kamu tergesa-gesa dalam memutuskan suatu perkara sebelum mendapat keputusan Allah dan rasul-Nya, dan bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sungguh, Allah maha mendengar ucapan kamu, maha mengetahui segala gerak-gerik dan perbuatan kamu. Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada kaum muslim agar ja-ngan mendahului Allah dan rasul-Nya dalam menetapkan hukum keagamaan atau persoalan duniawi yang menyangkut kehidupan me-reka. Hal ini bertujuan agar keputusan mereka tidak menyalahi syariat islam sehingga menimbulkan kemurkaan Allah. 2. Ayat ini menekankan tata krama yang harus dipatuhi oleh kaum muslim ketika berbicara dengan rasulullah. Wahai orang-orang yang ber-iman! janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi pada saat terjadi percakapan antara kamu dengan beliau, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap yang lain. Janganlah kamu memanggilnya de-ngan namanya, tetapi panggilah beliau dengan panggilan yang disertai penghormatan dan pengagungan. Apabila kamu tidak berlaku hormat kepada nabi, dikhawatirkan nanti, pahala segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari.
Al-Hujurat Ayat 1 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hujurat Ayat 1, Makna Al-Hujurat Ayat 1, Terjemahan Tafsir Al-Hujurat Ayat 1, Al-Hujurat Ayat 1 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hujurat Ayat 1
Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)