{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 146.
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿١٤٦﴾
illallażīna tābụ wa aṣlaḥụ wa’taṣamụ billāhi wa akhlaṣụ dīnahum lillāhi fa ulā`ika ma’al-mu`minīn, wa saufa yu`tillāhul-mu`minīna ajran ‘aẓīmā
QS. An-Nisa [4] : 146
Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman.
Kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya, memperbaiki keadaan yang telah mereka rusak baik lahir maupun batin, memberikan pahala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, berpegang kepada agama Allah, mengikhlaskan diri kepada-Nya, maka mereka bersama orang-orang mukmin di dunia dan di akhirat, dan Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang-orang mukmin.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah.
Mereka mengganti ria (pamer) dalam amalnya dengan ikhlas dalam beramal. Dengan demikian, amal salehnya bermanfaat, sekalipun sedikit.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul A’la secara qiraah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Ayyub, dari Ubaidillah ibnu Zahr, dari Khalid ibnu’Abu Imran, dari Imran, dari Amr ibnu Murrah, dari Mu’az ibnu Jabal, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tulus ikhlaslah dalam agamamu, niscaya amal yang sedikit dapat mencukupimu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman.
Yakni dimasukkan ke dalam golongan orang-orang mukmin kelak di hari kiamat.
…dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
Ini umum bagi setiap orang munafik kecuali bagi orang-orang yang diberikan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ karunia atas mereka dengan penerimaan taubat dari kesalahan dan dosa, وَأَصْلَحُوا “dan mengadakan perbaikan” karena Allah جَلَّ جَلالُهُ, lahir maupun batin, berpegang teguh denganNya, bersandar kepadaNya demi memperoleh manfaat untuk mereka dan menolak mudharat menimpa mereka, وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ “dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka,” yaitu Islam, iman, dan ihsan لِلَّهِ “karena Allah جَلَّ جَلالُهُ.” Mereka mengharapkan Wajah Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan amal-amal mereka, yang lahir maupun yang batin, terlepas dari riya’ dan kemunafikan. Barangsiapa yang memiliki sifat-sifat tersebut, فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ “maka mereka itu bersama-sama orang yang beriman,” yaitu, di dunia, di alam barzakh, dan pada Hari Kiamat.
وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا “Dan kelak Allah جَلَّ جَلالُهُ akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar,” yang tidak ada yang mengetahui besarnya (seperti apa) kecuali Allah جَلَّ جَلالُهُ, yaitu balasan baik yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbetik pada sanubari seorang manusia pun.
Perhatikanlah bagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ mengkhususkan kata “berpegang teguh” dan “ikhlas” dengan menyebutkan secara tersendiri, padahal kedua hal itu termasuk dalam FirmanNya, وَأَصْلَحُوا “Dan mengadakan perbaikan,” karena berpegang teguh dan ikhlas itu bagian dari perbaikan, dan keduanya sangat dibutuhkan sekali, khususnya pada kondisi yang sangat sulit seperti itu, di mana hati kemungkinan telah dikuasai oleh kemunafikan. Maka tidaklah akan menghilangkannya kecuali dengan berpegang teguh kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ dan konsisten dalam bersandar padaNya serta konsisten dalam berharap kepadaNya demi menolak kemunafikan tersebut, dan keikhlasan itu benar-benar dapat menghilangkan kemunafikan. Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan kedua hal itu karena keutamaan keduanya dan ketergantungan perbuatan lahir maupun batin kepada keduanya dan karena kebutuhan yang sangat kepada kedua hal itu pada kondisi seperti ini.
Perhatikanlah tatkala Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan bahwa mereka bersama kaum Mukminin. Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak mengatakan bahwa Dia akan memberikan pahala yang besar kepada mereka, padahal konteks ayat ini adalah untuk mereka, namun Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا “Dan kelak Allah جَلَّ جَلالُهُ akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar,” karena kaidah yang mulia ini akan selalu Allah جَلَّ جَلالُهُ tampakkan padanya dan selalu mengulangi bila konteksnya pada beberapa bagian-bagian kecil, lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ menghendaki akibat pahala maupun siksa darinya, dan hal itu menjadi suatu yang diterima bersama antara ia dengan jenis yang termasuk di dalamnya. Allah جَلَّ جَلالُهُ menyiapkan pahala sebagai balasan dari suatu ketetapan yang umum yang meliputi masalah tersebut atau masalah lainnya, agar tidak diperkirakan adanya pengkhususan hukum dengan perintah yang parsial. Ini adalah di antara rahasia-rahasia al-Qur`an yang indah; maka orang yang bertaubat dari orang-orang munafik akan bersama kaum Mukminin dan mendapatkan pahala seperti pahala mereka.
Orang-orang munafik yang terhindar dari tempat terendah dan terhina dari neraka jahanam itu tidak lain kecuali orang-orang munafik yang bertobat, yang menyesali perbuatan mereka, meninggalkan kemunafikan, dan memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa dan kesalahan mereka, dan memperbaiki diri mereka dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa yang mereka lakukan sebelumnya dan kemudian meningkatkan amal-amal saleh, termasuk salat yang selama dilakukannya dengan malas dan pamrih, berpegang teguh pada agama Allah dan dengan tulus ikhlas menjalankan agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dengan keimanan yang mantap di dalam surga dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman dan juga kepada orang-orang munafik yang telah bertobat akan memperoleh ganjaran serupaapa yang dilakukan, yaitu apa manfaat yang Allah dapatkan dengan memberikan hukuman dan siksaan terhadap kamu, jika kamu bersyukur dan beriman kepada-Nya’ sama sekali tidak ada. Dan Allah selamanya, dari dahulu hingga kini dan masa akan datang, maha mensyukuri orangorang yang beriman dan beramal saleh dan memberi ganjaran kepada mereka, maha mengetahui apa yang mereka lakukan dan yang tersimpan di dalam hati mereka.
An-Nisa Ayat 146 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 146, Makna An-Nisa Ayat 146, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 146, An-Nisa Ayat 146 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 146
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)