{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 153.
يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ ۚ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَىٰ أَكْبَرَ مِنْ ذَٰلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ۚ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ فَعَفَوْنَا عَنْ ذَٰلِكَ ۚ وَآتَيْنَا مُوسَىٰ سُلْطَانًا مُبِينًا ﴿١٥٣﴾
yas`aluka ahlul-kitābi an tunazzila ‘alaihim kitābam minas-samā`i fa qad sa`alụ mụsā akbara min żālika fa qālū arinallāha jahratan fa akhażat-humuṣ-ṣā’iqatu biẓulmihim, ṡummattakhażul-‘ijla mim ba’di mā jā`at-humul-bayyinātu fa ‘afaunā ‘an żālik, wa ātainā mụsā sulṭānam mubīnā
QS. An-Nisa [4] : 153
(Orang-orang) Ahli Kitab meminta kepadamu (Muhammad) agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka. Sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata.” Maka mereka disambar petir karena kezalimannya. Kemudian mereka menyembah anak sapi, setelah mereka melihat bukti-bukti yang nyata, namun demikian Kami maafkan mereka, dan telah Kami berikan kepada Musa kekuasaan yang nyata.
Orang-orang Yahudi meminta kepadamu wahai Rasul sebuah mukjizat seperti mukjizat Musa yang bisa membuktikan kebenaranmu, yaitu agar kamu menurunkan lembaran-lembaran yang tertulis dari Allah, seperti Musa yang menerima lauh-lauh dari Allah. Jangan heran wahai Rasul kepada mereka, karena leluhur mereka telah meminta kepada Musa sesuatu yang jauh lebih besar. Mereka meminta kepada Musa agar memperlihatkan Allah secara terbuka, maka mereka pun pingsan di sebabkan kezaliman mereka terhadap diri mereka sendiri saat mereka meminta sesuatu yang tidak patut. Setelah Allah menghidupkan mereka lagi, mereka menyaksikan mukijzat-mukjizat yang nyata di tangan Musa yang membuktikan penafian syirik. Mereka menyembah anak sapi selain Allah, lalu Kami memaafkan mereka dari penyembahan mereka terhadap anak sapi tersebut karena mereka bertaubat darinya. Kami telah memberikan hujjah yang agung kepada Musa yang mendukung kebenaran dirinya sebagai seorang nabi.
Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi, As-Saddi, dan Qatadah mengatakan bahwa orang-orang Yahudi pernah meminta kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ agar beliau menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit, sebagaimana kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa dalam keadaan tertulis.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa mereka meminta agar diturunkan lembaran-lembaran dari Allah yang tertulis, ditujukan kepada si Fulan dan si Fulan, untuk membuktikan kebenaran apa yang didatangkan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada mereka. Hal ini mereka ajukan hanyalah semata-mata sebagai penghinaan, keingkaran, kekufuran, dan kemurtadan mereka kepadanya. Perihalnya sama dengan apa yang pernah diminta oleh orang-orang kaflr Quraisy sebelum mereka, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami” (Al Israa’:90), hingga akhir ayat berikutnya.
Karena itulah dalam surat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan melalui firman-Nya:
Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata.” Maka mereka disambar petir karena kezalimannya.
Karena kezaliman mereka dan perbuatan mereka yang kelewat batas, juga karena keangkuhan dan keingkaran mereka. Apa yang disebut di dalam surat An-Nisa ini dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah melalui firman-Nya:
Dan (ingatlah) ketika kalian berkata, “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang.” Karena itu, kalian disambar halilintar, sedangkan kalian menyaksikannya. Sesudah itu Kami bangkitkan kalian sesudah kalian mati, supaya kalian bersyukur. (Al Baqarah:55-56)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan mereka menyembah anak sapi sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata.
Yaitu sesudah mereka melihat mukjizat-mukjizat yang jelas dan bukti-bukti yang akurat melalui tangan Nabi Musa a.s. di negeri Mesir, kebinasaan musuh-musuh mereka (yaitu Firaun), dan ditenggelamkannya semua bala tentaranya ke dalam laut. Tetapi tidak lama kemudian setelah berjalan bersama Nabi Musa dan mereka bersua dengan suatu kaum yang sedang menyembah berhala-berhalanya, maka dengan serta merta mereka berkata kepada Nabi Musa a.s. Ucapan mereka itu disitir oleh firman-Nya:
Buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala). (Al A’raf:138), hingga dua ayat berikutnya.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan kisah mereka mengambil anak sapi sebagai sesembahan mereka secara panjang lebar dalam surat Al-A’raf, juga dalam surat Thaha, hal itu terjadi setelah Nabi Musa a.s. berangkat (ke Bukit Tursina) untuk bermunajat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Kemudian ketika ia kembali, terjadilah apa yang telah terjadi, dan Allah menjadikan tobat orang yang melakukan penyembahan itu dan yang membuatnya, hendaknya orang yang tidak ikut menyembah membunuh orang yang menyembahnya (anak sapi itu). Sehingga akhirnya sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain, setelah itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menghidupkan mereka kembali. Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
…lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian itu. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.
Pertanyaan ini, yang bersumber dari Ahli Kitab yang dialamatkan kepada Rasulullah adalah bentuk kedurhakaan dan usulan, dan tindakan mereka menjadikan pertanyaan ini sebagai patokan hingga mereka percaya atau mendustakan, pertanyaan itu adalah bahwa mereka meminta kepada beliau agar seluruh al-Qur`an diturunkan secara langsung sekali turun saja sebagaimana Taurat dan Injil diturunkan. Ini adalah tindakan kezhaliman yang sangat jauh dari mereka (dan juga kebodohan), karena sesungguhnya Rasul itu adalah seorang manusia dan seorang hamba yang diatur, beliau tidak memiliki kuasa dalam hal itu sama sekali, akan tetapi perkara itu adalah milik Allah saja, Allahlah yang mengutus dan menurunkan apa yang dikehendaki atas hamba-hambaNya, seperti Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ tentang Rasul tatkala menyebutkan ayat-ayat yang menerangkan usulan orang-orang musyrik terhadap Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ,
قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنتُ إِلا بَشَرًا رَّسُولا
“Katakanlah, ‘Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?'” (QS. Al-Isra`: 93).
Demikian juga tindakan mereka menjadikan pembeda antara kebenaran dan kebatilan dengan hanya sebatas turunnya al-Kitab secara keseluruhan atau terpisah-pisah, hal itu adalah sebuah tuduhan yang tidak berdasarkan dalil sama sekali, tidak sesuai bahkan tidak ada syubhat. Lalu darimana datangnya dalil pada kenabian seorang nabi di antara nabi-nabi bahwa seorang rasul yang datang kepada kalian dengan membawa kitab yang turun secara terpisah-pisah, sehingga kalian tidak beriman kepadanya dan tidak mempercayainya? Akan tetapi turunnya al-Qur`an secara berangsur-angsur sesuai dengan kondisi, adalah menunjukkan akan keagungan Allah dan perhatianNya kepada orang yang kitab tersebut diturunkan kepadanya, sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلا نزلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلا * وَلا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
“Berkatalah orang-orang yang kafir, ‘Mengapa al-Qur`an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (QS. Al-Furqan: 32-33).
Ketika Allah menyebutkan keberatan mereka yang batil, Allah mengabarkan bahwa perbuatan mereka yang seperti itu bukanlah suatu yang aneh bahkan telah ada sikap-sikap sebelumnya dari mereka yang jelek yang lebih buruk yang mereka tempuh bersama Rasul yang mereka klaim bahwa mereka beriman kepadanya, yaitu permohonan mereka kepada beliau agar dapat melihat Allah secara nyata, tindakan mereka menjadikan patung anak sapi sebagai tuhan yang mereka sembah, setelah mereka menyaksikan bukti-bukti nyata kekuasaan Allah dengan mata kepala mereka yang tidak pernah disaksikan oleh orang selain mereka, dan penolakan mereka untuk menerima hukum-hukum dari kitab mereka yaitu Taurat, hingga Allah mengangkat bukit Thur di atas kepala-kepala mereka, dan mereka diancam bahwasanya bila mereka tidak beriman, niscaya Allah akan menjatuhkan bukit itu kepada mereka. Lalu mereka menerima hal itu dengan mata tertunduk dan keimanan (palsu) yang menyerupai keimanan yang asasi. Dan juga berupa penolakan mereka untuk memasuki pintu-pintu negeri di mana mereka diperintahkan untuk memasukinya sebagai orang-orang yang bersujud dan memohon ampun, tetapi mereka menyalahi perintah dan perbuatan (yang diwajibkan). Juga tindakan melampaui batas dari orang-orang di antara mereka terhadap hari Sabtu, hingga akhirnya Allah menghukum mereka dengan hukuman yang keji tersebut, dan diambilnya perjanjian yang kuat atas mereka namun mereka melemparnya di belakang punggung mereka dan mereka kufur kepada ayat-ayat Allah, mereka membunuh rasul-rasul Allah tanpa haq.
Orang-orang ahli kitab, yakni orang-orang yahudi, meminta kepadamu, wahai nabi Muhammad, agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit, yang diturunkan secara khusus kepada mereka. Janganlah karena permintaan itu engkau menjadi sedih dan jengkel kepada mereka, permintaan itu bukanlah puncak dari keburukan mereka, karena sesungguhnya mereka telah meminta kepada musa, suatu permintaan yang lebih besar keburukannya dari itu. Mereka berkata, perlihatkan Allah kepada kami secara nyata sehingga kami dapat melihat-Nya dengan mata kepala. Maka mereka disambar petir, sebagai bentuk peringatan Allah, karena kezaliman mereka. Walaupun demikian, mereka tidak berhenti berbuat aniaya dan melampaui batas. Kemudian mereka menyembah anak sapi, sesudah mereka melihat bukti-bukti yang nyata berupa keterangan-keterangan dan mukjizat yang dibawa oleh para rasul. Namun demikian, terhadap kesalahan yang mereka lakukan, kami maafkan mereka, dan telah kami berikan kepada musa kekuasaan yang nyata, untuk menghadapi sikap dan perbuatan orang-orang yahudi itu. Dan kami angkat gunung, yaitu gunung sinai, sehingga tampak seperti awan di atas kepala mereka untuk menguatkan agar mereka menepati perjanjian mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka, masukilah pintu gerbang baitulmakdis itu sambil bersujud, dan kami perintahkan pula kepada mereka, janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari sabat, yaitu menjadikan hari sabat untuk beribadah kepada Allah dan tidak memancing pada hari itu. Akan tetapi, mereka mengabaikan perintah itu. Dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh, yaitu perjanjian bahwa mereka akan menaati hukum Allah yang termaktub di dalam kitab taurat.
An-Nisa Ayat 153 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 153, Makna An-Nisa Ayat 153, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 153, An-Nisa Ayat 153 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 153
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)