{51} Adh-Dhariyat / الذاريات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النجم / An-Najm {53} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Thur الطور (Bukit) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 52 Tafsir ayat Ke 48.
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ ﴿٤٨﴾
waṣbir liḥukmi rabbika fa innaka bi`a’yuninā wa sabbiḥ biḥamdi rabbika ḥīna taqụm
QS. At-Thur [52] : 48
Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun,
Wahai Rasul, bersabarlah atas ketetapan dan perintah Tuhanmu yang dibebankan kepadamu dari risalah-Nya, dan apa yang akan kamu dapati dari perlakuan kaummu yang menyakitkan. Sesungguhnya engkau berada dalam penglihatan dan pengawasan Kami. Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau mendirikan shalat, dan ketika engkau bangun dari tidur. Di waktu malam bertasbihlah dengan memuji-Nya dan muliakanlah Dia, dan dirikanlah shalat. Lakukanlah hal itu setiap engkau melaksanakan shalat subuh ketika terbenamnya bintang-bintang. Ayat ini menjelaskan tentang sifat dua mata yang dimiliki Allah dengan makna yang layak bagi-Nya, tidak bermaksud untuk menyerupakan bentuk dzat-Nya. Mahasuci Allah dan Maha Terpujilah Dia, sebagaimana telah menjelaskan hal itu di dalam sunnah, dan telah disepakati oleh umat terdahulu. Ungkapan tersebut diungkapkan dengan maksud hanya untuk memuliakan-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami. (Ath-Thur: 48)
Yakni bersabarlah terhadap gangguan mereka, janganlah engkau hiraukan mereka, karena sesungguhnya engkau selalu berada pada penglihatan Kami dan berada dalam penjagaan Kami; Allah memelihara kamu dari gangguan manusia.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48)
Ad-Dahhak mengatakan bahwa yang dimaksud ialah bangun berdiri untuk mengerjakan salat. Kalimat tasbih itu ialah, “Mahasuci Engkau, ya Allah, dengan memuji kepada Engkau, Mahasuci Asma-Mu dan Mahatinggi Keagungan-Mu, tiada Tuhan selain Engkau.”
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam serta lain-lainnya. Imam Muslim telah meriwayatkan di dalam kitab sahihnya dari Umar, bahwa ia selalu mengucapkan tasbih ini pada permulaan salatnya.
Imam Ahmad dan para pemilik kitab sunan telah meriwayatkannya dari Abu Sa’id dan lain-lainnya, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ selalu mengucapkan tasbih tersebut.
Abul Jauza telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48) Yakni dari tidurmu, dari peraduanmu.
Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir, dan pendapat ini dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Al-Auza’i, telah menceritakan kepadaku Umair ibnu Hani”, telah menceritakan kepadaku Junadah ibnu Abu Umayyah, telah menceritakan kepada kami Ubadah ibnus Samit, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Barang siapa yang bangun di tengah malam, lalu mengucapkan, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah. Dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, Allah Mahabesar, dan tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, ” kemudian ia mengucapkan, “Ya Tuhanku berilah ampunan bagiku” —atau kemudian ia berdoa— niscaya akan diperkenankan baginya. Dan jika dia bangkit membenahi diri, lalu berwudu, kemudian salat, maka salatnya diterima.
Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahihnya, juga para pemilik kitab sunan, melalui hadis Al-Walid ibnu Muslim dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48) Yaitu dari setiap majelis.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48) Yakni apabila seseorang hendak berdiri dari majelisnya, dianjurkan mengucapkan doa berikut sebelum meninggalkannya, yaitu: “Mahasuci Engkau, ya Allah dan dengan memuji kepada Engkau.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami AbunNadr Ishaq ibnu Ibrahim Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Syu’aib, telah menceritakan kepadaku Talhah ibnu Amr Al-Hadrami, dari Ata ibnu Abu Rabah, bahwa ia telah menceritakan kepadanya tentang makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Ath-Thur: 48) Yaitu bila engkau berdiri dari setiap majelismu dianjurkan membaca doa ini; dan jika engkau berbuat baik dalam majelismu, maka makin bertambahlah kebaikanmu; dan jika engkau berbuat selain itu, maka doamu itu merupakan penghapus dosanya.
Abdur Razzaq telah mengatakan di dalam kitab Jami’-nya, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Abu Usman Al-Faqir, bahwa Malaikat Jibril mengajari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ doa berikut yang dibaca bila bangkit meninggalkan majelis, yaitu: Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, aku memohon ampun kepada Engkau dan bertobat kepada Engkau.
Ma’mar mengatakan bahwa ia pernah mendengar ulama lainnya meriwayatkan bahwa doa ini merupakan kifarat (penghapus dosa) majelis, dan predikatnya adalah mursal.
Akan tetapi, ada hadis-hadis yang disandarkan melalui berbagai jalur yang sebagian darinya menguatkan sebagian yang lain mengatakan hal yang senada. Antara lain ialah hadis Ibnu Juraij, dari Suhail ibnu Abu Saleh, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda:
Barang siapa yang duduk di suatu majelis, lalu banyak suara gaduh padanya, kemudian ia mengucapkan doa berikut saat berdiri akan meninggalkan majelisnya, “Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu, ” melainkan Allah mengampuni apa yang terjadi dalam majelisnya itu.
Imam Turmuzi telah meriwayatkan hadis ini yang lafaznya adalah seperti hadis di atas, juga Imam Nasai di dalam kitab Al-Yaum walLailah, melalui hadis Ibnu Juraij. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Imam Hakim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab Mustadrak-nya, dan ia mengatakan bahwa sanad hadis ini dengan syarat Muslim, terkecuali Imam Bukhari yang menilainya daif (lemah).
Menurut hemat kami, yang menilainya alil bukan hanya Imam Bukhari, tetapi juga Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Hatim, Abu Zar’ah, dan Ad-Daruqutni serta lain-lainnya. Dan mereka menilainya suatu anggapan yang tidak benar bila hanya disandarkan kepada Ibnu Juraij, karena Imam Abu Daud telah meriwayatkannya di dalam kitab sunannya melalui jalur selain Ibnu Juraij sampai kepada Abu Hurairah r.a., dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan lafaz yang semisal.
Imam Abu Daud telah meriwayatkan hadis ini, juga Imam Nasai serta Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya, tetapi lafaznya berdasarkan apa yang ada pada Imam Abu Daud melalui jalur Al-Hajjaj ibnu Dinar, dari Hasyim, dari Abul Aliyah, dari Abu Barzah Al-Aslami yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di usia senjanya apabila hendak meninggalkan majelisnya mengucapkan doa berikut:
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada Engkau, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun kepada Engkau dan bertobat kepada Engkau. Lalu ada seorang lelaki bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar telah mengucapkan suatu doa yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya di masa lalu.” Beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Sebagai penghapus (dosa) yang terjadi di dalam majelis itu.
Tetapi hal yang semisal telah diriwayatkan pula melalui Abul Aliyah secara mursal; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Imam Nasai dan Imam Hakim meriwayatkan hadis yang semisal melalui Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah, dari Rafi’ ibnu Khadij, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. tetapi telah diriwayatkan pula hal yang semisal secara mursal: hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Abu Daud melalui Abdullah ibnu Amr yang telah mengatakan:
Ada beberapa kalimat (doa) yang tidak sekali-kali dibaca oleh seseorang dalam majelisnya di saat hendak meninggalkan majelisnya sebanyak tiga kali, melainkan dihapuskan darinya apa yang dilakukannya dalam majelis itu berkat kalimat-kalimat tersebut. Dan tidaklah ia mengucapkannya pada majelis kebaikan dan majelis zikir kecuali dianjurkan ditutup dengannya sebagaimana sepucuk surat yang diakhiri dengan cap, yaitu: “Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada Engkau, tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampun kepada Engkau dan bertobat kepada Engkau.,
Imam Hakim mengetengahkan hadis ini melalui Ummul Mu’minin Aisyah r.a. yang dinilainya sahih melalui riwayat Jubair ibnu Mut’im. Dan Abu Bakar Al-Ismaili telah meriwayatkan hal yang semisal melalui Amirul Mu-rninin Umar ibnul Khattab, yang semuanya dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Dan kami telah menerangkan hal ini secara terpisah dengan rinci, yaitu dengan menyebutkan jalur-jalurnya, lafaz-lafaznya, kelemahan-kelemahannya, serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengannya. Segala puji dan karunia adalah milik Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Ketika Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan berbagai hujjah dan bukti atas kebatilan perkataan orang-orang yang mendustakan, Allah جَلَّ جَلالُهُ, memerintah RasulNya صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَgar tidak bersedih hati terhadap mereka dan agar tetap bersabar terhadap ketentuan Rabbnya, baik yang bersifat qadari maupun syar’i dengan selalu menetapi dan istiqamah di atas ketentuan Allah جَلَّ جَلالُهُ, Allah جَلَّ جَلالُهُ menjanjikan RasulNya diberi pengawasan melalui FirmanNya, فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا “Maka sesungguhnya kamu berada dalam (pengawasan) Mata Kami,” yakni, berada dalam pengawasan, penjagaan, serta perhatian Kami terhadap urusanmu. Allah جَلَّ جَلالُهُ juga memerintahkannya agar menjadikan kesabaran sebagai penolong dengan berdzikir dan beribadah. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ “Dan bertasbihlah memuji Rabbmu ketika engkau berdiri,” yakni ketika engkau bangun tidur. Dalam ayat ini terdapat perintah qiyamul lail, atau kemungkinan maknanya adalah ketika engkau berdiri untuk shalat lima waktu, berdasarkan Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ, وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ “Dan di waktu bintang-bintang terbenam (di waktu fajar),” artinya, pada penghujung malam di kala waktu shalat fajar masuk. WAllah جَلَّ جَلالُهُu a’lam.
Wahai nabi Muhammad, hendaklah engkau mengetahui keadaan mereka yang seperti itu, dan bersabarlah menunggu ketetapan tuhanmu, karena sesungguhnya engkau selalu berada dalam pengawasan dan pemeliharaan kami. Berzikir dan bertasbihlah dengan memuji tuhanmu ketika engkau bangun pagi untuk melakukan kegiatan duniawi atau ukhrawi. 49. Dan selain itu, pada sebagian malam, ketika kebanyakan orang tidur, dekatkanlah dirimu kepada Allah, bertasbihlah kepada-Nya, dan berzikir serta bertasbihlah pada waktu terbenamnya bintang-bintang pada waktu fajar.
At-Thur Ayat 48 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Thur Ayat 48, Makna At-Thur Ayat 48, Terjemahan Tafsir At-Thur Ayat 48, At-Thur Ayat 48 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Thur Ayat 48
Tafsir Surat At-Thur Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran