{3} Ali ‘Imran / آل عمران | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المائدة / Al-Maidah {5} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nisa النساء (Wanita) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 4 Tafsir ayat Ke 47.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَىٰ أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا ﴿٤٧﴾
yā ayyuhallażīna ụtul-kitāba āminụ bimā nazzalnā muṣaddiqal limā ma’akum ming qabli an naṭmisa wujụhan fa naruddahā ‘alā adbārihā au nal’anahum kamā la’annā aṣ-ḥābas-sabt, wa kāna amrullāhi maf’ụlā
QS. An-Nisa [4] : 47
Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab! Berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu, sebelum Kami mengubah wajah-wajah(mu), lalu Kami putar ke belakang atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu). Dan ketetapan Allah pasti berlaku.
Wahai Ahli Kitab, berimanlah dan amalkanlah Al Qur’an yang telah Kami turunkan, yang membenarkan kitab-kitab yang turun kepada kalian sebelum Kami menyiksa kalian karena keburukan perbuatan kalian, sehingga Kami akan menghapus wajah-wajah kalian dan memutarnya ke belakang, atau Kami melaknat para pembuat kerusakan tersebut dengan merubah wujud mereka menjadi kera dan babi sebagaimana kami telah melakukannya terhadap orang-orang Yahudi yang melanggar di hari Sabtu, di mana mereka telah dilarang untuk menjala ikan di hari itu namun mereka tidak mengindahkannya. Maka Allah murka kepada mereka dan mengusir mereka dari rahmat-Nya. Ketetapan Allah pasti akan terjadi dalam keadaan apa pun.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan kepada Ahli Kitab agar mereka beriman kepada kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, berupa Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an terkandung berita yang membenarkan berita-berita yang ada pada kitab mereka menyangkut berita-berita gembira, dan mengandung ancaman bagi mereka jika mereka tidak mau beriman kepadanya.
Ancaman ini disebutkan melalui firman-Nya:
sebelum Kami mengubah muka (kalian), lalu Kami putarkan ke belakang.
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa makna yang dimaksud oleh firman-Nya: sebelum Kami mengubah muka (kalian). (An Nisaa:47), At-tams artinya membalikkan, yakni memutarkannya ke arah belakang dan pandangan mereka pun menjadi ada di belakang mereka. Tetapi dapat pula diinterpretasikan bahwa makna firman-Nya: sebelum Kami mengubah muka (kalian). (An Nisaa:47) ialah Kami tidak akan membiarkan bagi wajah mereka adanya pendengaran, penglihatan, dan penciuman. Tetapi sekalipun demikian, Kami tetap memutarkannya ke arah belakang.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, yaitu firman-Nya: sebelum Kami mengubah muka (kalian). (An Nisaa:47) Yang dimaksud dengan mengubahnya ialah membutakan matanya. lalu Kami putarkan ke belakang. (An Nisaa:47)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Kami jadikan muka mereka berada di tengkuknya, hingga mereka berjalan mundur, dan kami jadikan pada seseorang dari mereka dua buah mata pada tengkuknya.
Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah dan Atiyyah Al-Aufi. Hal ini merupakan siksaan yang paling berat dan pembalasan yang paling pedih. Apa yang diungkapkan oleh Allah dalam firman-Nya ini merupakan perumpamaan tentang keadaan mereka yang berpaling dari perkara yang hak dan kembali kepada perkara yang batil. Mereka menolak hujah yang terang dan menempuh jalan kesesatan dengan langkah yang cepat seraya berjalan mundur ke arah belakang mereka.
Ungkapan ini menurut sebagian ulama sama maknanya dengan pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan kami adakan di hadapan mereka dinding. (Yaa Siin:8-9), hingga akhir ayat.
Dengan kata lain, hal ini merupakan perumpamaan buruk yang dibuatkan oleh Allah tentang mereka dalam hal kesesatan dan penolakan mereka terhadap petunjuk.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sebelum Kami mengubah muka (kalian). (An Nisaa:47) Yakni sebelum Kami palingkan mereka dari jalan kebenaran. Lalu Kami putarkan ke belakang. (An Nisaa:47) Maksudnya, mengembalikan mereka ke jalan kesesatan. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diriwayatkan hal yang semisal dari Ibnu Abbas dan Al-Hasan.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Lalu Kami putarkan ke belakang. (An Nisaa:47) Yaitu kami cegah mereka dari jalan kebenaran dan Kami kembalikan mereka kepada kekufuran, Kami kutuk mereka sebagai kera-kera (orang-orang yang bersifat seperti kera).
Menurut Abu Zaid, Allah mengembalikan mereka ke negeri Syam dari tanah Hijaz. Menurut suatu riwayat, Ka’b Al-Ahbar masuk Islam ketika mendengar ayat ini.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Jabir ibnu Nuh, dari Isa ibnul Mugirah yang menceritakan, “Kami pernah membincangkan perihal Ka’b masuk Islam di dekat Maqam Ibrahim.” Isa ibnul Mugirah mengatakan bahwa Ka’b masuk Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar. Pada mulanya ia berangkat menuju ke Baitul Maqdis, lalu ia lewat di Madinah, maka Khalifah Umar keluar menemuinya dan berkata kepadanya, “Hai Ka’b, masuk Islamlah kamu.” Maka Ka’b menjawab, “Bukankah kalian yang mengatakan dalam kitab kalian hal berikut (yakni firman-Nya): ‘Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.’ (Al Jumuah:5) dan sekarang aku membawa kitab Taurat itu. Maka Umar membiarkannya.” Kemudian Ka’b meneruskan perjalanannya. Ketika sampai di Himsa, ia mendengar seorang lelaki dari kalangan ulamanya sedang dalam keadaan sedih seraya membacakan firman-Nya: Hai orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, berimanlah kalian kepada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kalian sebelum Kami mengubah muka (kalian), lalu Kami putarkan ke belakang. (An Nisaa:47) hingga akhir ayat. Setelah itu Ka’b berkata, “Ya Tuhanku, sekarang aku masuk Islam.” Ia bersikap demikian karena takut akan terancam oleh ayat ini, lalu ia kembali dan pulang ke rumah keluarganya di Yaman, kemudian ia datang membawa mereka semua dalam keadaan masuk Islam.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dengan lafaz yang lain melalui jalur yang lain.
Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Nufail, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Waqid, dari Yunus ibnu Hulais, dari Abu Idris (yaitu Aizullah Al-Khaulani) yang menceritakan bahwa Abu Muslim Al-Jalili dan rombongannya, antara lain terdapat Ka’b, dan Ka’b selalu mencelanya karena ia bersikap terlambat, tidak mau tunduk kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Pada suatu hari Abu Muslim mengirimkan Ka’b untuk melihat apakah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu benar seperti yang disebutkan olehnya (Ka’b). Ka’b mengatakan bahwa lalu ia segera memacu kendaraannya menuju Madinah. Setelah sampai di Madinah, tiba-tiba ia menjumpai seorang qari’ sedang membacakan firman-Nya: Hai orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, berimanlah kalian kepada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kalian sebelum Kami mengubah muka (kalian), lalu Kami putarkan ke belakang. (An Nisaa:47) Maka ia segera mengambil air dan langsung mandi. Ka’b menceritakan, “Sesungguhnya aku benar-benar menutupi mukaku karena takut akan dikutuk, kemudian aku masuk Islam.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu.
Yakni orang-orang yang melanggar larangan menangkap ikan pada hari Sabtu dengan memakai tipu muslihat. Mereka dikutuk oleh Allah menjadi kera-kera dan babi-babi. Dalam surat Al-A’raf kisah mengenai mereka akan disebutkan dengan pembahasan yang terinci.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan ketetapan Allah pasti berlaku.
Apabila Allah memerintahkan sesuatu, maka Dia tidak dapat ditentang dan tidak dapat dicegah.
Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan Ahli Kitab dari kaum Yahudi dan Nasrani untuk beriman kepada Rasul Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan apa yang telah Allah جَلَّ جَلالُهُ turunkan kepadanya berupa al-Qur`an yang agung yang mencakup (isi) kitab-kitab selainnya dari kitab-kitab sebelumnya yang telah ia benarkan, sesungguhnya kitab-kitab itu telah mengabarkan tentang al-Qur`an, dan ketika terjadi apa yang dikabarkan, maka ia menjadi bukti akan kabar tersebut, dan sesungguhnya bila mereka tidak beriman kepada al-Qur`an ini, maka sebenarnya mereka pun tidaklah beriman kepada kitab-kitab yang ada di tangan mereka, karena kitab-kitab Allah جَلَّ جَلالُهُ sebagiannya membenarkan sebagian yang lain, dan sebagiannya berkesesuaian dengan sebagian yang lain, maka pengakuan beriman kepada sebagiannya tanpa mengimani sebagian yang lain adalah sebuah pengakuan yang batil yang tidak mungkin dapat dipercaya.
Dan dalam FirmanNya, آمِنُوْا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ “Berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (al-Qur`an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu.” Ini adalah sebuah anjuran untuk mereka, dan bahwa yang sepatutnya mereka lakukan adalah bersegera beriman sebelum kaum lain selain mereka, dikarenakan Allah جَلَّ جَلالُهُ telah menganugerahkan nikmat kepada mereka berupa ilmu dan kitab yang mengharuskan apa yang wajib atas mereka adalah lebih besar daripada selain mereka, karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ mengancam mereka bila tidak beriman dalam FirmanNya, مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوْهًا فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا “Sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang,” ini merupakan balasan terhadap apa yang sesuai dengan jenis amalan mereka, sebagaimana mereka meninggalkan kebenaran dan lebih mendahulukan kebatilan, mereka memutar-balikkan hakikat yang sebenarnya hingga mereka menjadikan yang batil menjadi benar dan yang benar menjadi batil, akhirnya mereka diberikan balasan sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat yaitu dengan merubah wajah-wajah mereka sebagaimana mereka merubah kebenaran, dan memutarnya ke belakang pung-gung mereka yaitu menjadikan wajah mereka berada pada tengkuk mereka, dan hal ini merupakan suatu hal yang paling jelek. أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ “Atau Kami kutuk mereka sebagaimana Kami telah mengutuk orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu,” yaitu dengan mengusir mereka dari rahmat Allah جَلَّ جَلالُهُ dan menghukum mereka dengan cara menjadikan mereka kera-kera, sebagaimana yang dilakukan juga kepada saudara-saudara mereka yang telah melampaui batas pada hari Sabtu, maka Kami berfirman kepada mereka, jadilah kalian kera-kera yang terhina. وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُوْلًا “Dan ketetapan Allah جَلَّ جَلالُهُ pasti berlaku” seperti FirmanNya,
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya keadaanNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia.” (Yasin: 82).
Usai melaknat orang-orang yahudi, pada ayat ini Allah menakutnakuti mereka dengan siksaan yang langsung dirasakan. Wahai orangorang yang telah diberi kitab secara utuh! berimanlah kamu kepada apa yang telah kami turunkan, yakni Al-Qur’an, yang kandungan pokoknya membenarkan kitab yang ada pada kamu yaitu taurat, yang disampaikan secara utuh kepada kalian oleh nabi musa. Oleh sebab itu, berimanlah kamu sebelum kami mengubah wajah-wajah-Mu, lalu kami putar ke belakang, atau kami kembalikan kamu ke jalan kesesatan, atau kami akan laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang yang berbuat maksiat pada hari sabat (sabtu) pada masa lampau. Dan ketetapan Allah itu pasti berlaku. Boleh jadi karena orang-orang yahudi merasa sebagai umat pilihan tuhan, sehingga mereka beranggapan kalaupun mereka membuat kedurhakaan pasti akan diampuni oleh Allah, maka dalam ayat ini mereka diperingatkan dengan keras bahwa hal itu tidak akan terjadi. Sesungguhnya Allah yang mahaperkasa tidak akan pernah mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya, yakni dosa syirik, dan dia mengampuni apa, yakni dosa, yang selain syirik itu bagi siapa yang dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah dengan yang lain, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar dan menganiaya diri sendiri.
An-Nisa Ayat 47 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nisa Ayat 47, Makna An-Nisa Ayat 47, Terjemahan Tafsir An-Nisa Ayat 47, An-Nisa Ayat 47 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nisa Ayat 47
Tafsir Surat An-Nisa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)