| {1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 157.
أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾
ulā`ika ‘alaihim ṣalawātum mir rabbihim wa raḥmah, wa ulā`ika humul-muhtadụn
QS. Al-Baqarah [2] : 157
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Orang-orang yang sabar tersebut mendapatkan sanjungan dari Rabb mereka, rahmat yang besar dari-Nya. Mereka adalah orang-orang yang mendapatkkan bimbingan ke jalan yang lurus.
Firman Allah:
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya.
Maksudnya, mendapat pujian dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Sedangkan menurut Sa’id ibnu Jubair, yang dimaksud ialah aman dari siksa Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Amirul Muminin Umar ibnul Khattab r.a. pernah mengatakan bahwa sebaik-baik kedua jenis pahala ialah yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya.
Kedua jenis pahala tersebut adalah berkah dan rahmat yang sempurna. Dan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
adalah pahala tambahannya, yang ditambahkan kepada salah satu dari kedua sisi timbangan hingga beratnya bertambah. Demikian pula keadaan mereka, mereka diberi pahala yang setimpal berikut tambahannya.
Sehubungan dengan pahala membaca istirja’ di saat tertimpa musibah, banyak hadis-hadis yang menerangkannya. Yang dimaksud dengan istirja’ ialah ucapan Inna lillahi wainna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kita semua dikembalikan).
Antara lain ialah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Lais (yakni Ibnu Sa’d), dari Yazid ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Usamah ibnul Had, dari Amr ibnu Abu Amr, dari Al-Muttalib, dari Ummu Salamah yang menceritakan bahwa pada suatu hari Abu Salamah datang kepadanya sepulang dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Lalu Abu Salamah berkata, “Aku telah mendengar langsung dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ suatu ucapan yang membuat hatiku gembira karenanya.” Beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Tidak sekali-kali seorang muslim tertimpa suatu musibah, lalu ia membaca istirja’ ketika musibah menimpanya, kemudian mengucapkan, “Ya Allah, berilah daku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah buatku yang lebih baik daripadanya,” melainkan diberlakukan kepadanya apa yang dimintanya itu. Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, “Maka aku hafal doa tersebut darinya. Ketika Abu Salamah meninggal dunia, maka aku ber-istirja” dan kuucapkan pula, ‘Ya Allah, berilah daku pahala dalam musibahku ini, dan berilah daku ganti yang lebih baik daripada dia.’ Kemudian aku berkata kepada diriku sendiri, ‘Dari manakah aku mendapatkan suami yang lebih baik daripada Abu Salamah?’ Tatkala masa idahku habis, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ meminta izin untuk menemuiku, ketika itu aku sedang menyamak selembar kulit milikku. Maka aku mencuci kedua tanganku dari cairan qaraz (bahan penyamak), dan aku izinkan beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masuk, lalu aku letakkan sebuah bantal kulit yang berisikan sabut, kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ duduk di atasnya dan mulailah beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melamarku. Setelah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ selesai dari ucapannya, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak menyangka kalau engkau mempunyai hasrat kepada diriku, sedangkan diriku ini adalah seorang wanita yang sangat pencemburu, maka aku merasa khawatir bila kelak engkau akan melihat dari diriku sesuatu hal yang menyebabkan Allah akan mengazabku karenanya. Aku juga seorang wanita yang sudah berumur serta mempunyai banyak tanggungan anak-anak.’ Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ‘Adapun mengenai cemburu yang kamu sebutkan, mudah-mudahan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan melenyapkannya dari dirimu. Dan mengenai usia yang telah kamu sebutkan, sesungguhnya aku pun mengalami hal yang sama seperti yang kamu alami (berusia lanjut). Dan mengenai anak-anak yang kamu sebutkan tadi, sesungguhnya anak-anak tanggunganmu itu nanti akan menjadi tanggunganku pula’.” Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, “Maka aku memasrahkan diriku kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ” Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengawininya. Sesudah itu Ummu Salamah mengatakan, “Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menggantikan Abu Salamah dengan orang yang lebih baik daripada dirinya, yaitu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan dari Ummu Salamah. Ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Tidak sekali-kali seorang hamba tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan, “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami hanya kepada-Nyalah dikembalikan). Ya Allah, berilah daku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah kepadaku yang lebih baik daripadanya,” melainkan Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya itu dan menggantikan kepadanya apa yang lebih baik daripadanya. Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, “Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku mengucapkan doa seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu. Maka Allah memberikan gantinya kepadaku dengan yang lebih baik daripada Abu Salamah, yaitu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sendiri.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid dan Abbad ibnu Abbad. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami ibnu Abu Hisyam, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Ziad, dari ibunya, dari Fatimah bintil Husain, dari ayahnya Al-Husain ibnu Ali, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Tidak sekali-kali seorang lelaki atau perempuan muslim tertimpa suatu musibah, lalu ia mengingatnya, sekalipun waktunya telah berlalu —Abbad mengatakan, “Sekalipun waktunya telah silam”—, kemudian ingatannya itu menggerakkannya untuk membaca istirja’, melainkan Allah memperbarui untuknya saat itu dan memberikan kepadanya pahala yang semisal dengan pahala ketika di hari ia tertimpa musibah.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq As-Sailahini, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Samalah, dari Abu Sinan yang menceritakan, “Aku baru menguburkan salah seorang anakku yang meninggal dunia. Ketika aku masih berada di pekuburan, tiba-tiba tanganku dipegang oleh Abu Talhah Al-Aulani, lalu ia mengeluarkan aku dari pekuburan itu dan berkata kepadaku, ‘Maukah engkau aku sampaikan berita gembira kepadamu?’ Aku menjawab, ‘Tentu saja mau’.” Abu Talhah mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Ad-Dahhak ibnu Abdur Rahman ibnu Auzab, dari Abu Musa yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Allah berfirman, “Hai malaikat maut, engkau telah mencabut anak hamba-Ku, engkau telah mencabut nyawa penyejuk mata dan buah hatinya!” Malaikat maut menjawab, “Ya.” Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bertanya, “Lalu apa yang dikatakannya?” Malaikat maut menjawab, “Dia memuji dan ber-istirja’ kepada-Mu.” Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Bangunkanlah buatnya sebuah gedung di dalam surga dan namailah gedung itu dengan sebutan Baitul Hamdi (rumah pujian).”
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula dari Ali ibnu Ishaq, dari Abdullah ibnul Mubarak, lalu ia mengetengahkannya. Hal yang sama telah diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi, dari Suwaid ibnu Nasr, dari Ibnul Mubarrak. Imam Turmuzi mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan garib. Nama asli Abu Sinan ialah Isa ibnu Sinan.
Tafsir Ayat:
أُولَئِكَ “Mereka itulah,” yakni orang-orang yang berlaku sabar yang disebutkan tadi, عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ “yang mendapat-kan keberkahan yang sempurna dari Rabb mereka,” yaitu pujian dan perubahan kondisi mereka, وَرَحْمَةٌ “dan rahmat” yang agung. Dan di antara rahmatNya kepada mereka adalah bahwa Allah memberi taufik kepada mereka dengan kesabaran yang membuat mereka mendapatkan pahala yang sempurna, وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ “dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,” yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran, yaitu pengetahuan mereka bahwa mereka itu adalah milik Allah dan mereka itu akan kembali kepadaNya, serta berbuat karenaNya, dalam hal ini kesabaran mereka, karena Allah جَلَّ جَلالُهُ.
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak bersabar akan mendapatkan kebalikannya yaitu celaan dari Allah, hukuman, ke-sesatan, dan kerugian. Maka, alangkah besarnya perbedaan antara kedua golongan itu. Alangkah sedikitnya kelelahan orang-orang yang bersabar dan alangkah besarnya kesulitan orang-orang yang tidak bersabar.
Kedua ayat ini mengandung penguatan jiwa terhadap musibah-musibah sebelum terjadi, agar menjadi ringan dan mudah dihadapi bila terjadi, juga penjelasan tentang apa yang harus digu-nakan untuk menghadapinya pada saat terjadinya musibah yaitu kesabaran, penjelasan tentang hal yang membantu dalam bersabar, serta pahala yang diperoleh oleh orang-orang yang bersabar.
Ayat ini juga memberitahukan kondisi orang-orang yang tidak bersabar dengan kebalikan dari kondisi orang-orang yang bersabar tadi, dan bahwasanya ujian dan cobaan itu adalah sunnatullah yang telah berlaku atas orang-orang terdahulu, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada sunnatullah, serta penjelasan bermacam-macam musibah.
Kehidupan manusia memang penuh cobaan. Dan kami pasti akan menguji kamu untuk mengetahui kualitas keimanan seseorang dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buahbuahan. Bersabarlah dalam menghadapi semua itu. Dan sampaikanlah kabar gembira, wahai nabi Muhammad, kepada orang-orang yang sabar dan tangguh dalam menghadapi cobaan hidup, yakni orang-orang yang apabila ditimpa musibah, apa pun bentuknya, besar maupun kecil, mereka berkata, inna’ lilla’hi wa inna’ ilaihi ra’ji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka berkata demikian untuk menunjukkan kepasrahan total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah; pun menunjukkan keimanan mereka akan adanya hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk sehingga mengetahui kebenaran. Usai menjelaskan perihal kiblat, Allah lalu beralih menguraikan apa yang terkait dengan masjidilharam, yaitu bukit safa dan marwah. Sesungguhnya safa dan marwah, dua bukit di dekat kakbah (sekarang dalam lingkup masjidilharam) merupakan sebagian syi’ar agama Allah, karena orang yang haji dan umrah melakukan ritual ubudiyah dengan berlari kecil di antara keduanya. Maka barang siapa beribadah haji ke baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Lakukanlah sai sesuai tuntunan Allah dan janganlah kamu merasa berdosa oleh istiadat kaum jahiliah yang mengusap patung di pucuk kedua bukit itu. Dan barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah maha mensyukuri dengan memberikan pahala yang agung atas kebajikannya itu, dan dia pun maha mengetahui.
Al-Baqarah Ayat 157 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 157, Makna Al-Baqarah Ayat 157, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 157, Al-Baqarah Ayat 157 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 157
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286