{1} Al-Fatihah / الفاتحة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | آل عمران / Ali ‘Imran {3} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Baqarah البقرة (Sapi Betina) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 2 Tafsir ayat Ke 129.
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١٢٩﴾
rabbanā wab’aṡ fīhim rasụlam min-hum yatlụ ‘alaihim āyātika wa yu’allimuhumul-kitāba wal-ḥikmata wa yuzakkīhim, innaka antal-‘azīzul-ḥakīm
QS. Al-Baqarah [2] : 129
Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Wahai Rabb kami, utuslah dari umat ini seorang rasul dari anak keturunan Ismail, yang membacakan ayat-ayat-Mu kepada mereka, mengajarkan Al Qur’an dan hikmah kepada mereka dan menyucikan mereka dari syirik dan akhlak-akhlak yang buruk. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa dimana tidak ada seorangpun yang mempu menolak di hadapan-Mu, Maha Bijaksana yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitakan tentang kesempurnaan doa Nabi Ibrahim buat penduduk Tanah Suci, yaitu dia memohon kepada Allah semoga Allah mengutus untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri. Dengan kata lain, dari keturunan Ibrahim sendiri. Ternyata doa yang mustajabah ini bertepatan dengan takdir Allah yang terdahulu yang telah menentukan Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebagai seorang rasul untuk bangsa yang ummi dari kalangan mereka sendiri, juga untuk semua bangsa Ajam lainnya dari kalangan manusia dan jin.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Mu’awiyah ibnu Saleh, dari Sa’id ibnu Suwaid Al-Kalbi, dari Abdul A’la ibnu Hilal As-Sulami, dari Al-Irbad ibnu Sariyah yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya aku di sisi Allah benar-benar tercatat sebagai penutup para nabi, sedangkan Adam benar-benar masih berupa tanah liat. Dan aku akan menceritakan kepada kalian awal mula dari hal tersebut, yaitu doa ayahku Ibrahim, berita gembira Isa mengenaiku, dan impian diriku yang pernah dilihat oleh ibuku, demikian pula ibu-ibu para nabi semua melihatnya.
Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Ibnu Wahb dan Lais serta dicatat oleh Abdullah ibnu Saleh, dari Mu’awiyah ibnu Saleh, kemudian diikuti oleh Abu Bakar ibnu Abu Maryam, dari Sa’id ibnu Suwaid dengan lafaz yang sama.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Al-Faraj, telah menceritakan kepada kami Luqman ibnu Amir yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Umamah menceritakan hadis berikut: Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah permulaan dari kejadianmu? Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Doa ayahku Ibrahim, berita gembira Isa mengenaiku, dan ibuku melihat dalam mimpinya telah keluar dari tubuhnya suatu nur yang cahayanya dapat menerangi gedung-gedung negeri Syam”
Makna yang dimaksud ialah, orang yang mula-mula sengaja menyebutnya dan memperkenalkannya kepada umat manusia adalah Ibrahim a.s. Nama beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ terus-menerus menjadi buah bibir manusia hingga namanya disebutkan dengan jelas oleh penutup nabi-nabi kalangan Bani Israil, yaitu Nabi Isa ibnu Maryam a.s. Ia berkhotbah di kalangan umat Bani Israil. Ucapannya ini disitir oleh firman-Nya:
Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku —yaitu Taurat— dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). (Ash Shaff:6)
Karena itulah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda di dalam hadis ini bahwa dia adalah doa Nabi Ibrahim dan berita gembira yang disampaikan oleh Isa ibnu Maryam.
Sabda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang mengatakan, “Dan ibuku telah melihat ada sebuah nur (cahaya) keluar dari tubuhnya yang cahayanya menyinari gedung-gedung negeri Syam.” Menurut suatu pendapat, hal itu terjadi di dalam mimpinya ketika ibu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang mengandungnya, lalu beliau menceritakannya kepada kaumnya, maka hal itu tersiar dan terkenal di kalangan mereka. Hal tersebut merupakan pendahuluan dan pengkhususan bagi negeri Syam, bahwa nur Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ akan menyinarinya. Hal ini merupakan isyarat yang menunjukkan bahwa agama dan kenabian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kelak akan menetap di negeri Syam. Karena itu, maka negeri Syam di akhir zaman kelak akan menjadi benteng bagi Islam dan para pemeluknya. Di negeri Syam-lah kelak Nabi Isa ibnu Maryam diturunkan, yaitu di kota Damaskus, tepatnya di menara putih sebelah timur. Di dalam sebuah hadis Sahihain (Imam Bukhari dan Imam Muslim) disebutkan:
Segolongan dari umatku masih terus-menerus berjuang membela kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghina mereka dan tidak pula orang yang menentang mereka hingga datang perintah Allah (hari kiamat), sedangkan mereka tetap dalam keadaan demikian (membela kebenaran).
Di dalam Sahih Bukhari disebutkan:
sedangkan mereka tinggal di negeri Syam.
Abu Ja’far Ar-Razi menceritakan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah, sehubungan dengan takwil firman-Nya: Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka. (Al Baqarah:129) Yang dimaksud dengan mereka adalah umat Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Lalu dikatakan kepada Ibrahim bahwa permintaannya telah dikabulkan. Apa yang dimintanya itu terbukti di akhir zaman (yakni zaman Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Hal yang sama dikatakan pula oleh As-Saddi dan Qatadah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan hikmah.
Yang dimaksud adalah kitab Al-Qur’an. Sedangkan yang dimaksud dengan al-hikmah ialah sunnah.
Demikianlah menurut Al-Hasan Al-Basri, Qatadah, Muqatil ibnu Hayyan, Abu-Malik serta lain-lainnya. Menurut pendapat lain, yang dimaksudkan ialah pengertian dalam agama. Akan tetapi, kedua pendapat tersebut tidaklah bertentangan.
Wayuzakkihim, menurut Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas, makna yang dimaksud ialah taat kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah. (Al Baqarah:129) Bahwa yang dimaksud ialah mengajarkan kepada mereka Al-Qur’an dan kebaikan agar mereka mengerjakannya, juga keburukan agar mereka menjauhinya, serta menyampaikan kepada mereka bahwa Allah akan rida kepada mereka jika taat kepada-Nya. Demikian itu agar mereka banyak melakukan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi semua hal yang membuat-Nya murka, juga menjauhi perbuatan durhaka terhadap-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Yakni Yang Mahaperkasa, tiada sesuatu pun yang dapat menghalangi-Nya, dan Dia adalah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu, lagi Mahabijaksana dalam semua firman dan perbuatan-Nya. Dia selalu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya karena pengetahuan, kebijaksanaan, dan keadilan-Nya.
Tafsir Ayat:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ “Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka,” maksudnya kepada keturunan kami رَسُولًا مِنْهُمْ “seorang Rasul di antara mereka,” agar lebih tinggi derajatnya, agar ditaati dan agar mereka mengenalnya dengan sebaik-baiknya, يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ “yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu” dari sisi lafazhnya, menjaga dan menghafal, وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ “dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur`an) dan al-Hikmah (as-Sunnah),” sebagai makna darinya, وَيُزَكِّيهِمْ “serta menyucikan mereka,” dengan mendidik mereka atas amalan-amalan shalih dan menjauhkan dari amalan-amalan yang buruk yang membuat jiwa tidak suci dengannya. إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ “Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa” maksudnya, yang Mampu menundukkan segala sesuatu dan yang tidak dapat dibendung kekuatanNya oleh apa pun, الْحَكِيمُ “lagi Mahabijaksana,” Yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya; maka dengan kemuliaan dan kebijaksanaanMu, utuslah Rasul tersebut kepada mereka.
Allah mengabulkan doa mereka berdua, dan Allah mengutus Rasul yang mulia ini (Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) yang dengan beliau keturunan mereka berdua dirahmati Allah secara khusus dan seluruh makhluk secara umum, dan oleh karena itu Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
أَنَا دَعْوَةُ أَبِيْ إِبْرَاهِيْمَ.
“Saya adalah (perwujudan) doa dari bapak moyang saya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.” (H.R. Ahmad 1/127-128 dan al-Hakim 2/150, dan beliau menshahihkannya dan disetujui oleh adz-Dzahabi, dan hadits ini juga dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 1545-1546)
Mereka melanjutkan doanya, ya tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, baik keturunan kami maupun bukan, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatmu dan mengajarkan kitab Al-Qur’an dan hikmah, yakni sunah yang berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan nabi, kepada mereka, dan menyucikan jiwa mereka dari syirik dan akhlak yang buruk. Sungguh, engkaulah yang mahaperkasa karena tidak seorang pun dapat membatalkan ketetapan-Mu, mahabijaksana karena engkau selalu menem pat kan sesuatu pada tempatnya. Ayat-ayat sebelum ini memperlihatkan betapa agung dan mulianya nabi ibrahim. Ia dan ajarannya amat pantas untuk diteladani dan tidak sedikit pun pantas dibenci. Dan, karena itu, orang yang membenci agama nabi ibrahim, hanyalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, kami telah memilihnya, ibrahim, di dunia ini sebagai rasul. Dan sesung guhnya di akhirat dia termasuk orang-orang saleh yang memiliki tempat dan derajat yang amat tinggi.
Al-Baqarah Ayat 129 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Baqarah Ayat 129, Makna Al-Baqarah Ayat 129, Terjemahan Tafsir Al-Baqarah Ayat 129, Al-Baqarah Ayat 129 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Baqarah Ayat 129
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227 | 228 | 229 | 230 | 231 | 232 | 233 | 234 | 235 | 236 | 237 | 238 | 239 | 240 | 241 | 242 | 243 | 244 | 245 | 246 | 247 | 248 | 249 | 250 | 251 | 252 | 253 | 254 | 255 | 256 | 257 | 258 | 259 | 260 | 261 | 262 | 263 | 264 | 265 | 266 | 267 | 268 | 269 | 270 | 271 | 272 | 273 | 274 | 275 | 276 | 277 | 278 | 279 | 280 | 281 | 282 | 283 | 284 | 285 | 286
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)